AL 🔹31 (PENCULIKAN)

69 8 0
                                    

Sebelum baca jangan lupa tekan 🌟 ya
Follow akun author nya juga hehe















Lilis terbangun dari tidurnya ia merasakan tidak seperti biasa. Ada sesuatu yang membuatnya sulit untuk bergerak. Ternyata ia terikat dengan sebuah tali. Ia mulai mengkerjap-kerjapkan matanya menyesuaikan penglihatan yang ada. Ini aneh. Ini bukan rumahnya. Dia dimana? Oh dia ingat bahwa ia tadi dibekap oleh orang asing. Setelah itu ia tidak ingat apa-apa lalu saat terbangun ia sudah berada di tempat ini. Pertanyaannya siapa yang sudah menculiknya? Kenapa harus dia? Emang apa orang itu harapkan dengan ia menculik Lilis.

"Saya harus apa bos?" tanya seseorang lelaki.

"Bangunin dia sekarang kita pengen ngomong sama dia" jawab seorang perempuan.

"Cewek? Siapa? Kita? Berarti lebih dari satu" batinnya. Derap kaki mulai terdengar Lilis pun berpura-pura tertidur. Salah satu pria berbadan kekar pun mulai menguncang lengannya tanpa ada rasa bersalah.

"Hei bangun! Bangun! Heh bangun!" teriak orang itu.

"Dia nggak mati kan, Bram?" tanya salah diantara cewek itu dengan nada ketakutan.

"Dia masih bernapas bos" jawab Bram seraya meletakkan jari telunjuknya disela-sela hidung dan bibir Lilis.

"WOI KASIH MINYAK KAYU PUTIH WOI!"

"Nggak ada nggak bawa!"

"AIR WOI AIR! GUYUR DIA PAKAI AIR!!!!" bentak gadis itu. Tak lama dua pria berbadan besar itu membawa sebotol air mineral.

"Ini bos!"

"GUYUR CEPETAN!"

BYUR

Air yang berisi tinggal setengah botol itu pun tandas. Namun, tak ada reaksi apa-apa pada tubuh Lilis. Tiga cewek itu sudah takut tak kepayang. Mereka sangat tidak ingin dicap sebagai pembunuh.

"Mon! Gimana kalau dia mati?" cicit salah diantara mereka.

"Lo jangan nakut-nakutin gue Meira!"

"Tapi bisa aja Mon!"

"Cukup Ca! Dia nggak mati! Mungkin dia cuma pingsan. Jangan bikin gue tambah pusing!" marah Mona. Sekarang Lilis tahu siapa dalang atas penculikan terhadap dirinya itu. 3 siswi dari kelas IPS A. Mona, Cica dan Meira. Tapi apa alasannya?

"BANGUN LO JALANG!!!! NGGAK USAH PURA-PURA MATI LO!!!!! GUE TAU LO MASIH BERNAPAS!!" teriak Mona seraya mencekik leher milik Lilis.

Engh. Erang Lilis

"Gue salah apa sama kalian" ujar Lilis dengan suara serak.

PLAKK

"NGGAK USAH PURA-PURA BEGO!!" bentak Mona.

"Lo udah ngerebut Ananta dari gue!" lanjut Mona.

"Lo udah bikin gue putus dari Ananta!!" sahut Meira.

"Dan gara-gara lo, Ricky benci sama gue!! LO ITU PEMBAWA SIALLL!! NGERTI NGGAK LO!!!" amarah Cica memuncak seraya ia menjambak rambut

"Gue nggak ngerti sama yang kalian omongin"

"MUNAFIK LO BITCH!!!!!!!" bentak Mona seraya menampar pipi Lilis. Sedangkan Lilis hanya diam menahan rasa sakit yang ia rasakan. Kulitnya terasa sakit akibat gesekan dari besi yang mengikat dirinya. Meira berjalan mendekati dirinya untuk menggantikan Mona. Mukanya merah padam. Amarahnya kini sudah memuncak.

PLAKKK

Lagi. Untuk ketiga kalinya sebuah tamparan mendarat di pipi Lilis. Ia hanya bisa memejamkan mata menahan perih ini. Tanpa ia sadari sudut bibirnya mengeluarkan darah.

"GUE BENCI!!! BENCI BENCI BENCIII!!!!! LO PEMBOHONG!!!"

"Gue udah percaya sama lo tapi nyatanya apa lo mau jadi selingkuhannya Ananta"

"Gue bukan selingkuhannya Ananta" ujar Lilis dengan sangat lirih. Namun masih bisa di dengar oleh mereka bertiga.

"Terus kalau bukan selingkuhan lo apa jalang?" sahut Cica.

"Oops bener banget Ca. Atau jangan-jangan lo ke dukun ya minta jampi-jampi supaya banyak cowok yang naksir sama lo" tuduh Mona. Lilis hanya menundukkan kepalanya. Perih tamparan di pipinya yang membekas. Rantai besi yang mengikat dirinya hingga membuat dia sedikit sulit bernapas. Tetesan air mata yang kian makin menjadi-jadi. Isak tangis pun mereka abaikan bak tiada orang di sana.

"Gue minta maaf kalau gue punya salah kalian"

"MAAF LO BILANG?" Mona kembali maju kehadapan Lilis. Ia mendongakkan wajah Lilis lalu mencengkeram dagu Lilis dengan kasar.

"Mau ribuan kali lo minta maaf nggak akan merubah apapun tau nggak" Mona melepaskan cekeramannya dengan kasar sehingga kepala Lilis menabrak sandaran kursi kayu.

"Gue nggak pernah punya hubungan apapun sama Ananta maupun dengan Ricky. Bahkan Ricky aja benci sama gue"

"LO EMANG PANTAS DIBENCI!!!!" sahut Cica.

"Kenapa kalian tega? Hanya karena seorang cowok kalian tega melakukan ini ke orang lain. Apa kalian pikir setelah kalian menyiksa gue kalian akan dapatkan manusia yang kalian inginkan itu"

"BERISIK!" umpat Cica. Dengan gerakan yang sangat cepat Cica mengguyurkan sebotol air mineral yang berukuran besar itu ke badan Lilis. Air yang tiba-tiba menerpa kulitnya sehingga ia merasakan dingin yang menusuk sampai ke tulangnya. Tak sampai disitu Mona pun ikut andil menuangkan air galon yang isinya tinggal setengah itu. Badannya menggigil namun ia hanya bisa menggigit bibir bawahnya berharap ia dapat mengurangi rasa dingin di tubuhnya. Meira menatap iba pada Lilis. Bisa-biasanya ia terjebak dalam lingkaran setan seperti Mona dan Cica. Namun jika ia melawan Mona bisa-bisa ia juga akan bernasib sama dengan Lilis. Dibunuh nya secara perlahan.

"Denger ya! Gue nggak akan mengotori tangan gue untuk membunuh lo. Tapi gue akan biarkan elo mati secara perlahan. Mati kedinginan. Mati kelaparan. Dan mati mengenaskan karena nggak ada orang yang tahu lo di sini"

"Oh iya apa yang akan lo katakan dengan ponsel butut kesayangan lo ini? Hm? Pengen bilang ucapan selamat tinggal kah sama temen-temen yang baik itu?"

"Ja-jangan" ujar Lilis terbata.

"Lo ngomong aja udah nggak jelas! Mending ponsel lo gue banting aja biar mati sekalian! Sama kayak lo nanti" tak lama kemudian setelah ia mengucapkan itu ia benar-benar membanting ponsel Lilis.

"UPS!! Yah jatuh! Rusak deh! Kek nya kurang seru mending gue injek sekalian biar hancur!" Mona tidak pernah main dengan ucapannya ia pun menginjaknya.

"Hancur! Lebur! Haha!"

"Kalian berdua! Tutup mulutnya. Abis itu kunci semua ruangan ini. Pastikan nggak ada seorang pun yang tahu dia ada disini!" titahnya pada kedua lelaki berbadan kekar itu.

"Kalian berdua kita cabut dari sini! Gue udah capek mau tidur di kasur empuk nan nyaman yang ada di kamar gue"

"BYE BITCH"

AL

SALAM AUTHOR GAJE

PATI, 2 NOVEMBER 2020

Ananta Lilis (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang