AL 🔹12 (WEEKEND)

135 10 0
                                    

Sebelum baca jangan lupa tekan 🌟 ya
Follow akun author nya juga hehe












Hidup ini macam rollercoster sering terombang ambingkan.

Pagi ini hari Minggu jarang sekali anak kelas 12 memiliki quality time seperti ini dikarenakan mereka sudah disibukkan dengan les tambahan untuk menghadapi Ujian Nasional Berbasis Komputer. Untuk relaksasikan otak yang terlalu tegang, mereka membutuhkan yang namanya piknik oke. Sama seperti halnya dengan Lilis ia sudah jenuh berkutat dengan buku-buku yang tebal itu. Harus menghapalkan rumus trigonometri, logaritma, barisan dan deret aritmatika dan geometri, statistika, integral dan yang lain-lain lah yang jelas materi yang bikin pusing itu. Sekarang saatnya untuk tidak memikirkan hal itu, bukan melupakan hanya saja mencampakkan untuk sejenak. Nggak pa pa dicampakkan asal nggak dicampakkan kamu. Eak eak ahay.

Bagi setiap orang quality time itu penting. Tapi ada juga orang yang berpikir berleha-leha atau menikmati suasana sambil duduk manis, serta berjalan-jalan itu buang-buang waktu.

Lilis sudah menggunakan kaos pendek berwarna putih yang dilapisi jaket berwarna hitam dengan celana olahraga Adidas yang tidak terlalu longgar dan tidak terlalu ketat berwarna hitam itu. Ditambah dengan sneakers berwarna biru abu-abu miliknya. Rencananya Lilis akan melakukan lari pagi hari ini, daripada lari dari kenyataan yah? Ia keluar dari rumahnya. Kenapa ia tidak pamit pada kedua orang tuanya? Karena mereka sudah berangkat ke toko kelontong milik mereka, pagi-pagi sekali tadi. Toko itu merupakan satu-satunya mata pencaharian keluarganya. Walaupun ayahnya sering dapat job untuk membenahi listrik milik tetangga dengan upah seiklasnya. Lilis anak tunggal. Dibesarkan dalam keluarga sederhana membuatnya harus memutar otak bagaimana cara mengangkat ekonomi keluarganya.

Ia berlari santai melintasi jalanan yang tidak terlalu ramai. Ini masih pagi, jadi masih jarang orang-orang melintas di sana. Ia menuju ke arah taman sekitar perumahan. Dia bukan tinggal di perumahan namun tinggal di kontrakan kecil tapi walaupun demikian kawasan kontrakan yang ia tinggali tetap rapi tidak terlihat kumuh. Dengan santai dan telinga tersumbat earphone mendengarkan lagu secara random. Ia pun ikut bernandung mengikuti irama lagu

"Jelous of the rain" gumamnya. Lagu itu lagu sedih dengan intonasi tergolong pelan. Pagi-pagi sudah galau tapi sepertinya lagu cukup enak mengawali pagi ini tanpa emosi yang terlalu meradang, karna lagu selow dan pembawaan Labirint seakan kita merasakan sama halnya tentang kecemburuan itu. Masih dengan santai tiba-tiba saja...

Guk guk guk

Seekor anjing berlari kencang di belakangnya dan mengejar dirinya. Ia menoleh sebentar ke belakang dan benar saja anjing berbulu cokelat muda itu mengejarnya. Demi apapun ia takut pada anjing. Dan sekarang ia kejar anjing. Dengan kecepatan penuh ia juga berlari untuk menghindar dari anjing itu. Kalau ini lari dari kenyataan beneran. Ia bersumpah akan menyumpah serapahi pemilik anjing itu yang sudah melepas anjingnya sembarangan. Pemiliknya nggak tau apa kalau dia takut?

"Haduh mampus gue!"

"Itu kenapa anjingnya masih ngejer-ngejer gue sih. Punya siapa coba?" Lilis masih terus berlari. Anjing itu juga tidak berhenti berlari. Apa anjing itu mengajaknya berlari pagi beneran? Awalnya sih mau lari pagi main-main eh malah di seriusin. Makanya jangan main-main kalau nggak mau dipermainkan!

Pohon mangga!

Seketika terlintas di otaknya untuk memanjat ke atas pohon mangga itu. Setidaknya dengan cara itu ia selamat dari makhluk yang mengejarnya itu. Sebenarnya tidak ahli memanjat atau suka memanjat tapi entah kenapa disaat genting seperti ini dengan mudah saja ia dapat berada di atas pohon. Ia duduk dengan kaki menggantung. Anjing yang mengejarnya lewat beneran lewat hanya melewatinya saja.

Ananta Lilis (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang