Sebelum baca jangan lupa tekan 🌟 ya
Follow akun author nya juga heheUjian Nasional telah usai. Kini saatnya berleha-leha menikmati kehidupan tanpa adanya tugas A, tugas B, dan tugas C. Ya intinya tidak ada tugas ABC itulah. Kini kelas 12 yang masuk ke sekolah dapat dihitung dengan jari. Mungkin bagi anak anak yang tergolong 'rajin'. Hari ini hari jumat. Hari terakhir pada sekolah yang bermode full day school. Anak anak yang berangkat hanya ingin mengembalikan buku perpustakaan yang mereka pinjam untuk menambah wawasan saat Ujian Nasional. Suasana jauh lebih sepi dari biasanya karna bagi anak yang 'bodoamat lah' tidak akan berangkat. Kenapa? Toh, ujian sudah berakhir. Jadi untuk apa lagi?
Resti tampak gusar. Ia melihat wa-story milik Mona anak kelas 12 IPS A. Ya! Resti memang satu kontak dengan Mona. Bisa dibilang Resti dan Mona itu dekat. Jelas saja. Resti dan Mona bisa dibilang sama-sama hits.
"Lis!"
"Hm!"
"Lo harus tau ini!"
"Apaan?" Lilis menatap Resti yang sedari tadi menggenggam ponselnya erat.
"Ananta jadian! Beneran jadian!" Resti menggigit bibir bawahnya takut jika terjadi hal yang tidak diinginkan. Mengapa Resti mengatakan Ananta beneran jadian. Kemarin-kemarin Ananta belum jadian sama Meira. Hanya dekat, dan hari ini lah puncaknya.
"Ohh yaudah" ujar Lilis seraya tersenyum kecut. Ia sudah tau jika akhirnya akan seperti ini.
"Liat Lis! Liat!" Lilis menatapi video yang berputar itu. Di sana terlihat Ananta dengan seorang gadis yang Lilis yakini bahwa itu Meira. Tidak hanya mereka berdua melainkan Ananta dan Meira dikerubuti oleh teman-temannya apalagi kaum hawa. Banyak yang jejeritan ingin memiliki pacar macam Ananta. Okelah di tahun 2019 ini pasti sangat jarang cowok yang berani nembak ceweknya di kalayak macam Ananta. Sekarang populasi cowok gentle sudah mulai punah. Enak nembak lewat chat kali.
Sekarang Lilis benar-benar yakin bahwa Ananta menganut sistem backstreet. Ia sudah menjelajahi. Dan tak ada satu pun yang menandakan Ananta menjalin hubungan dengan siapa pun. Ia menetapkan hatinya untuk bersabar.
"Gue ke kamar mandi dulu" ijin Lilis pada Resti.
Sesampainya di kamar mandi Lilis mendndnd
"Oke keep calm! Sabar Lis sabar! Tenang Lis!"
"Oke keep calm! Nggak usah nangis!" Ujarnya seraya menghapus air matanya sendiri. Bukan karena ia menanggis kejer hanya saja setetes air matanya tidak dapat ia bendung. Hanya setetes. Lilis orang sulit untuk menanggis hanya hal seperti ini. Dulu saat mencintai Ricky ia juga pernah mengalami hal ini.
"Move on!" katanya dengan nada pelan namun penuh semangat. Ananta jadian dengan Meira. Beneran jadian.
Lilis berniat untuk keluar dari kamar mandi dan di depan pintu ia mendapati Ananta -yang akan ke kamar mandi pria melewati depan kamar mandi wanita- yang sekilas menatap dirinya. Lilis pun mendongkak untuk menatap Ananta. Hanya biasa. Tatapan yang tidak dapat Lilis artikan. Apa maksudnya? Ananta terlalu tinggi untuk Lilis jangkau. Ya! Ananta terlalu tinggi untuk Lilis jangkau!
Ya! Mungkin mulai hari ini ia akan melupakan Ananta Trian Pradipta.
AL
"Mada! Woi Mada!"
"Eh neng Resti. Kenapa?"
"Ananta beneran jadian ya sama Meira?"
"Iya gue juga nggak nyangka. Padahal udah gue kasih tau, "Nan! Kalo elo mau nembak Meira diem-diem aja. Kasian temen gue" gitu tapi dia malah nembak Meira terang-terangan. Gue nggak habis pikir" jelas Mada.
"Lo ngomong gitu? Ke Ananta?"
"Iya" Mada hanya mengangguk-angguk macam manusia bodoh.
"Terus resposnya gimana?"
"Ya cuma diem aja. Lo kan tau Ananta gimana? Heran gue, bisa-bisanya gue punya temen macam itu ck ck ck" Mada berdecak sambil menggeleng-gelengkan kepalanya.
"Terus reaksi Lilis gimana? Dia udah tau?" lanjut Mada.
"Dia syok. Tapi ya dia biasa aja. Kayak udah tau bakal begini"
"Gue jadi kasian sama Lilis. Ananta itu emang bener-bener ya. Dulu udah ditinggalin Meira--"
"Ananta ditinggalin Meira? Maksudnya?" Resti memotong ucapan Mada.
"Iya. Dulu mereka udah deket tapi Meira nya keburu jadian duluan sama cowok lain. Eh sekarang Ananta nya malah balik lagi ke Meira. Bener-bener emang tuh anak!" kata Mada menggebu-gebu.
"Bener-bener apaan?"
"Bener-bener dongo!" ucap Mada kesal. Resti yang mendengar itu pun terkekeh pelan. Lilis yang melihat itu pun penasaran. Apa yang Resti dan Mada bicarakan? Membicarakan tentang hubungannya dengan Ananta kah?-----Oh tunggu bukan itu, maksudnya akhir dari hubungan Ananta dan Lilis yang bahkan belum dimulai. Jadi, apa maksudnya markonah?
Lilis yang berada di depan pintu dikagetkan oleh suara Widuri.
"Muka lo kenapa Lis? Habis nangis?" Lilis langsung gelagapan. Tak tau harus menjawab apa.
"Gebetannya jadian sama cewek lain" sahut Raka dengan cengengesan yang tiba-tiba ada disana.
"Mulut lo Rak!" geram Lilis. Yang malah membuat Raka tertawa dengan mengangkat dua jarinya ke udara. Lambang peace ✌
"Nih, cokelat buat lo!" ujar Raka seraya mengulurkan cokelat berukuran mini pada Lilis. Belum juga Lilis menerima cokelat pemberian Raka, teman sekelasnya sudah bersorak-sorak.
"CIE RAKA CIE!" seru Widuri yang memang sedari tadi ada di hadapan Lilis dan Raka.
"Ihir! Otw taken bang!" Sahut Mada dari kejauhan.
"Abang! Adek kapan dikasih cokelat?" tanya Paramita dengan nada tinggi entah dengan siapa ia berbicara.
"Sabar ya dek! Nanti kita ke pasar beli cokelat" sahut Mada dengan nada yang tak kalah tinggi.
"Nggak mau ah bang! Ke pasar kejauhan. Kenapa nggak ke indomaret aja?"
"Kalo di indomaret mahal, neng gak bisa ditawar. Kalo di pasar kan bisa di tawar"
"Beliin yang banyak ya abang!" kata Paramita dengan nada menggoda.
"Iya neng! Nanti abang beliin yang grosiran! Abang beliin satu lusin biar dapet hadiah piring cantik"
"Hahaha"
Diledek seperti itu membuat Lilis menolak pemberian Raka.
"Udah lah ambil aja!" ujar Raka seraya menaruh cokelat itu di tangan Lilis.
"A CIE CIE!!!! PERPISAHAN ADA YANG TAKEN NIH!!!" seru Mada.
"Cokelat itu manis tapi bikin eneg! Kayak cintanya bang Raka!" lanjut Mada.
"Mada sialan!" Umpat Raka.
AL
JANGAN LUPA VOTE KOMEN SHARE AND FOLLOW AKUN AUTHOR (gue kok kayak promosi di youtube gitu yak, jangan lupa like, subcribe, komen dan share ke temen-temen kalian)
SALAM AUTHOR GAJE
PATI, 18 JULI 2019
KAMU SEDANG MEMBACA
Ananta Lilis (SELESAI)
Fiksi Remaja"Lo kenapa sih? Kenapa sikap lo kayak gini ke gue. Lo punya pacar Nan! Apa lo akan membenarkan opini orang-orang kalo lo itu selingkuh? Tapi kenapa gue? Kenapa lo melibatkan gue dalam permasalahan kalian! Gue udah janji sama pacar lo, Nan. Bahwa gue...