Sebelum baca jangan lupa tekan 🌟 ya
Follow akun author nya juga hehePanas siang hari yang menjadi saksi ketika Ananta, Eros dan Mada berada di rooftop SMA TARUNA. Entah kenapa mereka merasakan bahwa kebersamaan mereka akan sirna sebentar lagi. Yap mereka akan lulus.
"Nggak nyangka ya!" Mada yang membuka kalimat pembukaan setelah mereka sampai di rooftop.
"Nggak nyangka kenape?" tanya Eros seraya menyalakan pematik untuk menghidupkan rokok. Ya mereka merokok di sekolah.
"Bentar lagi kita lulus, Ros! Lo nggak sadar akan hal itu? Bentar lagi kita bakal pisah. Bentar lagi kita bakal beda. Bentar lagi gue bakal jarang ketemu sama Nara"
"Kok bisa?" sahut Ananta yang sedari tadi melamun namun masih menyimak percakapan dua temannya.
"Gue bakal kuliah di luar kota"
"Jadi lo mau kuliah? Kok bisa?" kepo Ananta
"Gue bisa dicoret dari kartu keluarga kalau sampe nggak mau kuliah"
"Dan lo lebih milih ldr gitu?" sahut Eros seraya mengepulkan asap rokoknya.
"Kalau bisa sih Nara kuliah-nya di kota tempat gue kuliah biar ldr nya nggak jauh-jauh gitu. Atau Nara kuliah di kampus gue atau satu fakultas deh kalau perlu!"
"Lo kok gitu sih! Itu namanya egois. Nara juga punya kehidupan sendiri kali. Lo nggak bisa memaksakan kehendak lo secara sepihak" beo Ananta.
"Iye deh iye!"
"Nan! Kalau lo disuruh milih antara Lilis sama Meira lo pilih mana?" Ujar Eros tiba-tiba.
"Pertanyaan lo aneh! Lo pikir siapa pacar gue sekarang? Da! Sekarang gue tanya sama lo seandainya lo disuruh milih antara Daniar sama Nara lo pilih siapa?" tanya Ananta pada Mada.
"Jelas lah gue pilih Nara! Daniar cuma masa lalu!" mendengar ucapan Mada sontak Ananta melihat kearahnya dengan muka sendu. Entah apa yang ia rasakan mendengar penuturan Mada itu.
"Pertanyaan gue satu. Masa depan gue siapa?" ucapnya lirih. Mada dan Eros saling pandang tak tahu harus berbuat apa.
"Ehem! Daripada kita galau-galauan mulu mending kita main tebak-tebakan!" usul Mada.
"Ayok lah!" seru Eros.
"Kopi! Kopi apa yang paling pait?"
"Kopilih dia! Yah padahal lagi sayang-sayangnya tapi kopilih dia.
"Mobil! Mobil apa yang nggak enak?" tutur Mada dengan kerasnya.
"Mobilang cinta tapi takut ditolak!" seru Eros menanggapi ucapan Mada.
"Jiah! Bener banget! Pengalaman ya Ros?" ejek Mada.
"Pengalaman hidup mas bro!" tambah Ananta.
"Ya gak juga! Ada lagi kok. Tenang! Masih banyak"
"Apaan?" Kepo Ananta.
"Mobilang sayang tapi bukan pacar"
"Yahhh!"
"Soalnya Da. Lebih sayang yang bukan pacar dari pada pacar gimana dong?" sindir Eros.
"Ros! Gengsi emang terkutuk ya?"
"Yes babe! Coba kalo bukan karna gengsi udah bahagia tuh pasti. Gengsi emang sialan sih"
"Tapi dengan adanya gengsi hidup jadi lebih berkualitas" sahut Ananta.
"Tapi manusia yang mengedapankan gengsi lama-lama juga akan depresi" elak Eros.
"Contoh nyata!" lanjut Mada seraya mengarahkan kedua tangannya kearah Ananta.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ananta Lilis (SELESAI)
أدب المراهقين"Lo kenapa sih? Kenapa sikap lo kayak gini ke gue. Lo punya pacar Nan! Apa lo akan membenarkan opini orang-orang kalo lo itu selingkuh? Tapi kenapa gue? Kenapa lo melibatkan gue dalam permasalahan kalian! Gue udah janji sama pacar lo, Nan. Bahwa gue...