AL 🔹15 (CILACAP)

148 10 3
                                    

Sebelum baca jangan lupa tekan 🌟 ya
Follow akun author nya juga hehe

















CInta LAma yang tak pernah teruCAP

Makin hari Lilis makin takut bagaimana tidak setiap kali ia bertemu Mada, Mada akan mengumbar senyum dengan arti yang tak bisa Lilis mengerti. Tapi yang jelas dari senyum itu seperti tanda bahwa ia meledek Lilis karna menyukai Ananta. Lilis baru tahu jika Mada sedekat itu dengan Ananta. Lilis tidak pernah melihat mereka berinteraksi. Lilis ingin sekali menyumpah serapahi Mada. Mada kampret! Mada sialan! Mada mada mada mada ma dapatkan kamu bagaimana caranya? Intinya mulai sekarang Lilis harus memasang tameng 'tidak apa-apa' dan bersikap biasa saja. Itu saja kuncinya.

Di sini di belakang sekolah terdapat taman baca yang jarang dikunjungi atau lebih tepatnya malas untuk mengunjungi tempat ini. Dan sekarang tempat ini dijadikan latar dua sosok remaja yang terlibat percakapan serius. Mereka Anata dan Meira. Meira sedari tadi bingung merangkai kata-kata yang akan ia ucapkan dengan Ananta. Ananta belum memulai percakapan.

"Kenapa?" tanyanya tanpa duduk dan tanpa basa-basi. Meira makin gundah.

"Apa kita nggak bisa temenan kayak dulu Nan?" manik mata Meira menatap Ananta penuh harap. Ananta mendengkus kesal. Saat saat seperti ini yang ia sesali.

"Gue nggak tau Ra"

"Buktiin kalo emang lo serius sama gue" kata Meira tanpa kalimat pembukaan. Anata jadi bingung. Mereka sudah tidak berkomunikasi sejak tiga bulan yang lalu. Lalu setelah putus Meira mendatangi dirinya. Lalu Meira memintanya untuk seperti dulu lagi. Lalu Meira mengatakan seakan ia membutuhkan sebuah kepastian! Apa maksudnya sih nggak lucu!

"Apa maksud lo!" tanya Ananta datar.

"Kemaren lo sendiri yang bilang bahwa dulu lo pengecut karna nggak ngungkapin perasaan lo ke gue. Sekarang gue minta lo buktiin ke gue kalo emang lo serius" Meira menatap dengan bersendekap dada. Ananta menatapnya intens.

"Gue nggak ngerti sama jalan pikiran lo! Elo yang dulu ninggalin gue. Sekarang lo dateng lagi dengan permintaan kayak gitu? Aneh tau gak!"

"Sekarang gue tanya sama lo! Lo masih suka sama gue?" Anata diam tak menjawab apapun. Bahkan pandangannya pun kosong. Tiba-tiba saja Meira menguncang bahunya. Lalu berteriak.

"JAWAB NAN!"

"Harus banget gue jawab!?"

"Lo emang dari dulu nggak pernah serius sama cewek yang lo suka Nan! Dulu gue nungguin lo buat nembak gue. Tapi apa? Sampai sekarang pun lo nggak pernah serius sama gue. Cewek itu butuh kepastian Nan. Gue tau buat lo mungkin yang namanya perjuangan itu nggak harus diungkapkan tapi gue juga butuh yang namanya status. Apa lo masih ragu sama perasaan lo Nan? Apa lo udah suka sama cewek lain?"

Iya. Ingin rasanya ia menjawab seperti itu. Tapi pengakuan Meira seakan membuat dia terbayang saat ia dan Meira masih bersama. Dan sepertinya bayangan masa lalu itu lebih besar daripada bayangan masa depannya.

"Kenapa lo masih diem Nan?"

"Yakinin gue kalo lo nggak akan ninggalin gue untuk kedua kalinya" jawab Ananta pada akhirnya. Seulas senyum terbit di bibir tipis Meira. Lalu tanpa aba-aba ia memeluk Ananta. Memeluk Ananta erat dan menenggelamkan wajahnya dalam dada bidang Ananta.

"Makasih. Kita mulai semuanya dari awalnya ya" gumam Meira.

"Gue nggak mau masuk bk karna masalah ini!" ujar Ananta seraya mengurai pelukan mereka.

"Ups sorry!" Dan mereka pun kembali ke kelas masing-masing.

"Apakah ini keputusan yang bener?" batin Ananta.

Ananta Lilis (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang