Sebelum baca jangan lupa tekan 🌟 ya
Follow akun author nya juga heheHanya dapat menatap namun, tak dapat tergapai
Senin pagi seperti biasa SMA TARUNA pasti mengadakan upacara hari Senin. Dengan mengunakan seragam lengkap anak-anak SMA TARUNA berbondong-bondong ke lapangan utama. Resti berjalan bersama Lilis dengan ogah-ogahan. Memperingati saja mereka ogah-ogahan bagaimana jika ikut berperang. Ayolah anak muda masa kalah dengan guru-guru kalian yang selalu bersemangat.
Lilis dan Resti baru keluar dari kelasnya. Terlihat beberapa anak cowok baru berangkat karna di pundak mereka masih setia mengendong ranselnya. Salah satu diantara mereka yaitu....
Ananta Trian Pradipta!
Ananta? Iya Ananta. Tanpa sengaja Lilis menatap Ananta tetapi Ananta langsung membuang muka. Apa maksudnya? Apa ada yang salah dengan dirinya sampai-sampai Anata tidak mau melihatnya. Oh lupakan mungkin Ananta tidak akan melihatnya.
"Yah kok dia buang muka sih! Gue salah apa?" batin Lilis dengan muka cemberut. Lalu ia melanjutkan langkahnya.
Hanya ada dua kemungkinan alasan Ananta mengalihkan pandangannya. Satu! Ananta merasa terganggu dengan tatapan Lilis. Dua! Ananta tidak bisa menatap Lilis lama-lama. Tapi apa itu mungkin? Kemungkinan itu hanya ada 0,00000000001% saja. Ananta menatap Lilis?
Mustahil!
Itu sangat mustahil! Lilis yakin itu hal yang mustahil! Kecuali jika ada mukjizat datang.
Upacara Berjalan dengan khitmat walaupun ada beberapa anak yang berbicara sendiri. Pikiran Lilis tidak bisa tenang. Ananta adalah salah satu orang dari sekian juta orang yang ada di dunia ini. Tapi mengapa harus Ananta? Ananta merupakan manusia misterius yang pernah Lilis temui. Untuk membaca ekspresi wajahnya saja Lilis sangat kesulitan. Mau Ananta bahagia! Mau Ananta sedih! Mau Ananta kesal! Tetap saja ekspresi wajahnya lempeng-lempeng saja. Datar! Tidak berubah! Maka dari itu Lilis gundah dibuatnya. Sebenarnya apa hal yang membuat Ananta mengalihkan pandangannya
Selepas upacara usai anak-anak SMA TARUNA berhamburan ke kantin.
"Lis! Lo dari tadi melamun. Melamunin siapa sih? Babang Ananta ya?" goda Resti. Resti mengedarkan pandangannya mencari Ananta. Jika ada Ananta pasti tambah greget menggoda Lilis.
"Apa sih! Enggak!"
"Ah elah! Udah ketauhan juga masih ngelak!"
"Ananta nggak ada di kantin Lis. Nggak usah galau gitu ntar juga ketemu" ujar Resti. Lilis tak bergeming ia masih tetap setia dengan mie ayam pangsitnya. Mengabaikan Resti yang berbicara. Setelah mereka selesai makan mereka pun kembali ke kelas.
Sesampainya di kelas Resti dan Lilis duduk di bangkunya. Banyak anak-anak yang berkubu-kubu untuk menggosip. Tapi tidak untuk Lilis dan Resti. Mereka selalu saja berdua walaupun bisa saja Resti bergabung bersama yang lain. Tapi tidak untuk Lilis, dia sangat asing jika bersama temannya yang lain.
"Lis! Lo pernah mikir nggakk---"
"Ya pernah lah! Lo pikir otak gue buat apa kalo nggak buat mikir!" sudah biasa jika Lilis berbicara dengan nada sengak seperti itu. Resti menghela napas kasar. Ia harus bersabar tujuh kali lipat untuk menghadapi temannya itu.
"Ish! Dengerin dulu kek! Main nyamber-nyamber aja!" cibir Resti
"Yaudah terusin!"
"Lo pernah mikir nggak kalo Ananta suka sama lo?" Lilis yang awalnya meminum air putih jadi tersedak.
"Uhhuk uhhukk!"
"Kok lo nanya gitu sih!" protes Lilis.
"Ya lo kan suka sama dia. Wajar dong kalo gue nanya gitu" Lilis diam kembali. Resti semakin kesal.
"Yeu malah bengong lagi! Jawab dong Lis!" Resti mendorong pelan bahu Lilis.
"Nggak mungkin dia suka gue" ujar Lilis lirih.
"Kenapa nggak mungkin? Di dunia ini nggak ada yang nggak mungkin!" Lilis menatap sahabatnya lekat berusaha menyuarakan isi hatinya.
"Kenapa gue bilang nggak mungkin? Karna Ananta di kelilingi banyak cewek cantik. Kalo emang dia niat pacaran pasti dia udah macarin salah satu diantara mereka. Ibarat nih ya gue itu debu di antara berlian. Debu itu pasti dibuang biar nggak merusak pemandangan. Sama kayak gue yang berada diantara cewek cantik pasti Ananta lebih milih cewek cantik lah daripada gue" jelas Lilis. Penjelasan Lilis membuat Resti kesal. Bisa-bisa dia menyamakan dirinya dengan debu.
"Oke itu menurut lo! Sekarang gue balik pernyataan lo! Kalo Ananta niat buat pacaran pasti Ananta bakal pacarin salah satu diantara mereka tapi apa lo tau perasaan dia? yang namanya perasaan itu nggak bisa dinilai dari kata cantik doang! Iya kalo Ananta nyaman sama yang cantik kalo nggak?"
"Sekarang lo nggak yakin sama diri lo sendiri! Lis, setiap orang punya kelebihan dan kekurangan masing-masing. Kelebihan itu bukan karena fisik doang. Kalo emang Ananta niat buat pacaran pasti mantannya udah banyak nyatanya gue nggak pernah denger ada orang yang bilang mantannya Ananta. Mungkin Ananta belum nemu yang cocok Lis. Elo masih ada kesempatan!" ujar Resti memberi semangat sahabatnya itu. Lilis itu orang pesimis. Dia selalu berfikir negatif padahal belum dijalani.
"Posthing Lis posthing! Jangan negatif terus yang lo pikirin!"
"Gue cuman bilang apa adanya kok"
"Emang lo bisa baca pikiran dia? Emang lo bisa baca perasaan dia?" sungut Resti. Lilis diam tak bergeming. Resti benar! Semua itu bisa saja terjadi. Tapi tetap saja Lilis tidak yakin akan hal itu.
ANANTA TIDAK MUNGKIN MENYUKAI LILIS!
ANANTA TIDAK MUNGKIN MENYUKAI LILIS!
ANANTA TIDAK MUNGKIN MENYUKAI LILIS!
TIDAK! TIDAK! DAN TIDAK!
Tapi kata TIDAK MUNGKIN bukan berarti TIDAK AKAN!
"Ya terus gue harus gimana Res?"
"Ungkapin perasaan lo lah" jawab Resti ringan. Ucapan Resti memang ringan tapi berimbas besar bagi Lilis. Lilis menyatakan perasaannya pada Ananta? Tidak! Tidak akan!
"Nggak! Nggak akan pernah gue lakuin itu! Kesannya gue ngemis cinta banget sama dia. Walaupun gue nggak secantik Pevita Pearce gue menjunjung tinggi harga diri. Pantang bagi gue ngemis cinta ke cowok!" cetus Lilis dengan semangat 45.
"Yaudah lo tungguin aja sampe kadal beranak sapi! Kesel gue ngomong sama lo!"
AL
Bersambung.......Jangan lupa vote dan komen ya.
Gimana kesan kalian dengan karakter Lilis. Ini baru awal belum nyesek banget next part pasti ada nyesek-nyeseknya.
Baca juga STORY FROM MOAT WANTED dan DARKNESS
SALAM AUTOR GAJE
PATI, 18 APRIL 2019
KAMU SEDANG MEMBACA
Ananta Lilis (SELESAI)
Teen Fiction"Lo kenapa sih? Kenapa sikap lo kayak gini ke gue. Lo punya pacar Nan! Apa lo akan membenarkan opini orang-orang kalo lo itu selingkuh? Tapi kenapa gue? Kenapa lo melibatkan gue dalam permasalahan kalian! Gue udah janji sama pacar lo, Nan. Bahwa gue...