AL 🔹 21 (MAAF)

128 10 0
                                    

Sebelum baca jangan lupa tekan 🌟 ya
Follow akun author nya juga hehe












Ps : Chintya Gabriella as Resti Shakira.

Lagu Bon Jovi - Always menggema di kelas 12 BAHASA B. Dikarenakan kelas 12 tidak ada pelajaran dan mereka tinggal mengembalikan buku maka mereka bisa seenaknya saja. Berasa rumah sendiri dah pokoknya. Bodo amat lah sama adek kelas yang lagi belajar. Rasanya anak kelas 12 seperti terbebas dari beban hidup yang sangat mendalam. Padahal setelah lulus nanti mereka tidak tahu lagi akan melanjutkan hidup seperti apa. Hari demi hari Lilis lewati seperti biasa. Mencoba untuk move on dari Ananta Trian Pradipta bukan lah hal yang mudah. Oke sejatinya kata move on itu mudah diucapkan namun sangat sulit untuk terealisasikan.

"WILL LOVE YOU BABY!!!! ALWAYS!!!" teriakan Paramita membuat lamunan Lilis terpecah.

"Res! Gue ke toilet bentar ye" katanya pada Resti.

"Perlu gue temenin gak nih?"

"Gausah. Gue sendiri aja" tolak Lilis secara halus.

"Serius nih? Tumben!" sebenarnya Resti agak curiga dengan penolakan Lilis. Walaupun bisa dibilang antisosial tapi Lilis sangat jarang pergi-pergi sendirian. Dan sekarang ia bertekad keluar kelas sendirian. Ya terserah Lilis sih, cuma ada aneh saja. Tidak biasanya Lilis seperti itu.

Lilis melangkahkan kakinya menuju kamar mandi yang dahulu sempat menjadi latar dimana ia dan Ananta sempat berbicara. Yah kan Ananta lagi.

Sebelum kembali ke kelas Lilis berjalan ke parkiran motor khusus cowok. Oh iya di SMA TARUNA dilarang memakai mobil ke sekolah. Kecuali mobil angkutan kota. Angin sepoi-sepoi menerpa wajah Lilis. Langkah demi langkah ia lalui akhirnya langkah Lilis terhenti ketika ia akan melewati motor Harley Davidson berwarna hitam itu. Ia hafal plat nomor motor itu. Bagaimana bisa? Entah! Ia hanya melihatnya dua kali dan teringat sampai sekarang. Padahal Lilis sangat minus sekali dalam pelajaran hafal menghafal. Tapi kalo buat ngapalin plat motor gebetan apasih yang enggak. Ia mengamati sejenak motor itu. Itu motornya Ananta. Setelah puas mengamati ia melangkahkan kakinya ke arah selatan. Namun jika bukan takdir yang mempertemukan tidak akan terjadi pula sekarang. Ananta berjalan dari arah selatan menuju ke utara. Ananta masih berjalan begitu juga dengan Lilis. Mereka pada satu garis lurus. Dalam teori magnetik menjelaskan bahwa, jika ada dua kutub berlawanan maka kedua kutub tersebut akan tarik-menarik. Akan kah perumpamaan itu cocok dengan Ananta dan Lilis?

Mereka masih tetap berjalan lurus. Lilis mengalihkan pandangannya agar ia tidak menatap Ananta. Masih tetap berjalan lurus hingga akhirnya mereka dipertemukan pada titik yang sama. Lilis ingin cepat melarikan diri dari sana. Namun, sebuah tangan menahan lengannya. Dengan gerakan sangat tiba-tiba, sang pemilik tangan merengkuhnya. Tangan kekarnya memeluk gadis mungil yang tingginya tidak ada sebahunya, dengan erat. Seraya mengelus pelan rambut hitam legam milik Lilis. Seperti sengatan listrik yang membuat Lilis menjadi merinding. Sentuhan sederhana itu membuat tubuhnya seakan kaku, lemas dan tak berdaya. Ini tiba-tiba! Bahkan sangat tiba-tiba! Mengapa disaat seperti ini otak semakin lama untuk berpikir. Harusnya ia menampar Ananta karena sudah melakukan pelecehan pada dirinya. Harusnya ia tidak seperti ini. Harusnya ia sadar bahwa Ananta sudah menjadi pacar orang lain. Lalu apa maksudnya bedebah sialan itu memeluk dirinya?

Alih-alih menampar, melepaskan diri saja Lilis merasa tiada kekuatan. Tangan kanan menekan kepala Lilis agar semakin tenggelam pada dada bidangnya. Dengan sedikit menunduk Ananta menaruh dagunya pada bahu Lilis. Seraya memejam mata dan menghirup aroma rambut Lilis dalam-dalam. Aromanya Strawbery. Manis. Sementara Lilis hanya diam. Tubuhnya seakan lumpuh seketika. Yang ia tahu sekarang hanya aroma parfum yang Ananta gunakan. Cokelat. Lilis suka aroma cokelat. Menenangkan dan manis. Walaupun kata Mada cokelat itu bikin eneg, ada benarnya tapi tetap Lilis menyukainya.

Ananta Lilis (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang