AL 🔹34 (PERPISAHAN)

81 5 0
                                    

Sebelum baca jangan lupa tekan 🌟 ya
Follow akun author nya juga hehe













Sepeninggalan Ricky dari roof top Lilis merenungkan nasibnya 'Apakah ia bisa bahagia dengan Ananta?' sepertinya sulit. Ia mendongakkan kepalanya menghadap langit. Jika kita jodoh kita pasti ketemu lagi Nan, katanya dalam hati. Sejujurnya ia masih ingin berada disini. Ia mengacak-acak rambutnya frustasi.

"ARGH!!" teriaknya dengan sekuat tenaga berharap dapat menghilangkan semua beban pikirannya.

Setelah merasa dirinya sedikit lega ia pun memutuskan untuk kembali ke ruangan Ananta. Ia berjalan ke arah pintu keluar lalu menuruni tangga satu persatu dengan tatapan kosong. Ia melewati lorong rumah sakit yang sangat sepi. Lalu tak lama ia melewati depan ruangan seseorang, iya itu ruangan ibu Ananta. Ia berhenti sejenak, kemudian ia melanjutkan langkahnya untuk memasuki ruangan tersebut. Saat membuka ruangan tersebut ia disambut dengan aroma bunga lavender. Hanya ibu Ananta yang terbaring sakit di sana tanpa orang yang menungguinya, suster ataupun dokter. Lilis mendekati bangsal ibu Ananta, ia mendekatkan tangannya untuk menggenggam jari-jemari beliau.

"Pagi tante" sapa Lilis. Hanya keheningan yang menjadi saksi.

"Saya Lilis, temannya Ananta. Tante semoga cepet sembuh ya. Ananta sayang sama tante"

"Maaf tante. Gara-gara saya Ananta jadi sakit" masih tak ada jawaban.

"Tante, Lilis pamit ke Solo ya. Sebenernya Lilis pengen banget disini Tan, tapi Lilis harus selesaiin masalah yang ada di Solo"

"Lilis sayang Ananta, Tan hehe" katanya yang diakhiri dengan tawa namun tetesan air mata juga. Entah kenapa ini menyakitkan untuknya. Ia sudah tidak bisa berada di situasi ini ia harus pergi. Ia pun melangkahkan kaki untuk keluar dari sana. Tanpa ia sadari ada sepasang mata yang memerhatikan dirinya.

AL

"Lilis!" panggil Resti seraya melambai-lambaikan tangannya. Lalu Lilis berjalan ke arah Resti.

"Lo nggak pa pa kan?"

"Gue nggak pa pa. Ricky mana?" tanya Lilis seraya melihat sekelilingnya mencari Ricky.

"Ricky udah pulang. Tadi dia pamit sama kita karena besok dia mau ke London. Apa itu bener?" tutur Mada.

"Iya bener tadi dia juga ngomong itu ke gue"

"Kenapa cepet banget sih! Kenapa nggak setelah perpisahan aja" celoteh Mada. Ia mengutak-atik ponselnya. Mungkin saja ia menghubungi pacarnya.

"Semua orang akan pamit pada waktunya" sahut Lilis dengan pandangan kosong.

"Cielah omongan lo Lis, Lis. Ckckck" decak Mada.

"Gue juga akan pergi" ujar Lilis dengan nada lirih. Suaranya memang pelan namun ucapannya terdengar jelas sekali. Membuat Mada yang awalnya sibuk dengan ponsel kini menatap Lilis.

"Hah? Gimana?" beo Resti. Ia merasa gagal paham dengan ucapan Lilis. Sementara masih Mada masih diam menunggu jawaban Lilis.

"Iya gue bakal pergi" katanya mengulang kata yang sama. Mada tampak tak suka dengan ucapan Lilis.

"Maksud lo apa?" tanya Mada sambil menaikkan sebelah alisnya.

Lilis menghela napas dengan berat sambil memejamkan matanya. Ini pertanyaan yang cukup sulit untuknya.

"Usai perpisahan gue bakal balik ke Solo" katanya dengan susah payah.

"Kenapa lo nggak tetep stay di sini?" tanya Resti. Ia cukup terkejut mendengar kalimat yang diucapkan Lilis barusan. Padahal ia sudah berencana mengajak Lilis agar kerja saja di toko roti milik ibunya.

Ananta Lilis (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang