Sebelum baca jangan lupa tekan 🌟 ya
Follow akun author nya juga heheMalam kian semakin gelap. Ananta yang baru saja pulang dari rumah sakit pun ingin membaringkan badannya pada king size miliknya. Baru saja ia ingin memejamkan mata suara petir mulai terdengar. Tak lama kemudian hujan pun turun. Ia memandang ke langit-langit kamarnya. Ia merentangkan tangannya ke sembarang arah. Tanpa sengaja ia menyentuh fotonya bersama Lilis. Ya. Salah satu foto yang diberikan Meira pada saat mereka putus.
"Kok gue kangen ya sama Lilis" ia meraih ponsel yang berada tak jauh dari dirinya. Ia membuka lockscreen pada ponselnya.
"Dia udah tidur apa belom ya?" ia mencari kontak Lilis lalu menekan ikon telepon.
Nomor yang Anda tuju sedang berada diluar jangkauan
"Kenapa nih kok nggak bisa dihubungin? Kok tiba-tiba perasaan gue nggak enak" Lalu ia menghubungi Lilis via whatsapp.
Lilis❤️
Udh tidur ya? Good nightPesan yang baru saja ia kirimkan hanya memunculkan tanda centang putih. Yang menandakan bahwa Lilis sedang offline. Perasaan Ananta menjadi kalang kabut. Waktu sudah menunjukkan pukul 01.47 WIB. Tanpa berpikir panjang ia mengambil kunci mobil yang berada di atas meja belajarnya. Ia mengemudikan mobilnya menuju rumah kontrakan milik Lilis. Dengan kecepatan penuh ia mengendarai mobilnya. Pikirannya berkecamuk, ia sangat mengkhawatirkan Lilis. Semoga saja wanita itu baik-baik saja. Sesampainya di depan rumah Lilis ia pun langsung turun. Tanpa memedulikan hujan yang turun semakin deras. Ia berlari untuk menghindari hujan. Dengan segera ia mengetuk pintu rumah Lilis.
Tok tok tok
Namun tak ada jawaban dari pemilik rumah. Atau mungkin Lilis sudah tidur sehingga ia tidak dapat mendengar Ananta. Akan tetapi apapun yang terjadi tidak akan menyulutkan semangat Ananta. Ia akan mencoba lagi.
Tok tok tok
Hasilnya nihil. Sama saja tidak ada jawaban.
"LILIS!!! LILIS!!!!" teriaknya. Berharap ada perubahan. Namun sama saja.
"ARGH!!" teriaknya seraya mengacak-acak rambutnya frustasi. Ia pun berjalan mundur yang secara tidak menginjak sesuatu. Dengan gerakan perlahan namun pasti ia pun mengambil benda itu. Ia menemukan sebuah kunci. Yang ia yakini itu kunci rumah Lilis. Bagaimana kunci itu berada di bawah sedangkan pintunya masih dalam kondisi terkunci. Logikanya jika Lilis berada di dalam rumah maka kunci itu juga ada di dalam rumah. Dan kalau kunci itu berada di luar rumah berarti Lilis? Oh shit dimana Lilis?
Dengan segera ia pun membuka rumah itu. Ia pun masuk ke dalam rumah tersebut hanya untuk memastikan Lilis berada di dalam rumah.
"Lilis lo di rumah kan?"
Ruang tamu nihil. Ruang tv nihil. Kamar utama nihil bahkan kamar lainnya yang Ananta yakini itu kamar Lilis pun, nihil. Ia berjalan ke dapur pun tidak menemukan siapa-siapa. Ia mengacak-acak rambutnya lagi. Dengan langkah gontai ia pun keluar dari rumah tersebut. Tak lupa mengunci pintu itu dari luar rumah. Kemudian ia terduduk pada bangku yang berada di depan rumah Lilis. Ia menyandarkan kepalanya pada sandaran bangku itu. Ananta memejamkan mata seraya bergumam "Lo dimana sih Lis?"
Satu yang ada dipikirannya ia harus menghubungi Resti. Dengan segara ia membuka ponselnya dan mencari dial nomor Resti. Namun, ia teringat satu hal bahwa ia tidak memiliki nomor Resti.
"Damn it!" dengan gerakan cepat ia pun membanting ponselnya. Tanpa sengaja ia pun tertidur dengan posisi terduduk.
AL
KAMU SEDANG MEMBACA
Ananta Lilis (SELESAI)
Teen Fiction"Lo kenapa sih? Kenapa sikap lo kayak gini ke gue. Lo punya pacar Nan! Apa lo akan membenarkan opini orang-orang kalo lo itu selingkuh? Tapi kenapa gue? Kenapa lo melibatkan gue dalam permasalahan kalian! Gue udah janji sama pacar lo, Nan. Bahwa gue...