Sebelum baca jangan lupa tekan 🌟 ya
Follow akun author nya juga heheBiarkan Tuhan yang menentukan, biarkan takdir yang berbicara dan manusia hanya menjalani sesuai rencana
Setelah liburan panjang semester ganjil akhirnya sekolah kembali melakukan kegiatan belajar mengajar seperti biasa. Puncak kejayaan anak kelas 12 tinggal hitungan bulan. Beberapa bulan lagi mereka akan menghadapi ujian. Sebentar lagi akan ada #pejuangun2019 tidak hanya itu mereka akan disibukkan dengan SNMPTN / SBMPTN dan banyak hal lain seperti mereka yang ingin menerima beasiswa. Sudah tidak ada waktu untuk bermain-main. Tapi tidak begitu berpengaruh bagi anak-anak yang tidak peduli dengan nilai mereka atau masa depan mereka.
Pada akhirnya Lilis tahu bahwa kisah cintanya tidak akan berakhir bahagia. Dia sudah cukup sadar bahwa ANANTA TIDAK MUNGKIN MENCINTAINYA. Ananta menampakkan sikap yang acuh tak acuh bahkan mengganggapnya tidak ada. Hanya tatapan-tatapan penuh tanda tanya yang Lilis tak tahu maksudnya yang dilayangkan Ananta. Kebanyakan dari novel yang Lilis baca kisah cinta mereka akan berakhir bahagia. Tapi dia? Jangankan bahagia dilirik saja tidak! Oh c'mon Lis! Hidup ini tak semanis kopi good day. Buktinya sampai sekarang, kelas 12 semester akhir bahkan sampai try out pertama dilalui belum ada tanda-tanda Ananta memiliki perasaan yang sama dengannya. Banyak spekulasi yang Lilis simpulkan sendiri. Seperti Ananta yang memiliki gebetan! Ananta yang masih belum bisa move on! Atau Ananta yang jangan-jangan gay? Oh tidak tidak! Lilis tahu Ananta masih normal!
ANANTA DAN LILIS
Merupakan dua sosok manusia yang manipulatif. Kenapa? Pada dasarnya mereka itu saling mencintai namun pada kenyataannya cinta mereka tidak pernah terlihat satu sama lain. Karena apa? Karena mereka terlalu pintar untuk menutupi perasaan mereka dengan bersikap biasa saja bahkan acuh tak acuh dan tidak peduli. Kedua manusia itu bersikap seakan mereka tidaklah saling kenal. Padahal dalam dimensi yang berbeda hati mereka saling tarik menarik.
Entah mereka sadar atau tidak sebenarnya mereka sudah mengetahui jika mereka saling mencintai. Tapi rasa ketidakpercaan diri yang membuat mereka enggan. Ego mereka juga ikut berperan penting dalam hal ini. Mereka bisa bersama jika salah satu diantara mereka memilih untuk jujur dan mengatakan apa yang sebenarnya mereka rasakan. Namun, bagi keduanya itu tidaklah mudah. Bagi Ananta menyatakan perasaan, cinta maksudnya itu membutuhkan pertimbangan dan pemikiran yang matang. Eak. Kenapa? Karena menurut Ananta menyatakan perasaan itu sama artinya membuat suatu keputusan. Jika kita mengambil keputusan yang salah maka ke depannya akan salah. Itu juga yang Ananta pikirkan. Tidak hanya itu, Ananta juga berpikir bahwa komitmen untuk menjalin sebuah hubungan itu nomor satu. Jika ia sudah berkomitmen berarti ia akan setia sampai kapan pun.
Sedangkan Lilis berpikir bahwa menyatakan perasaan ke lawan jenis merupakan hal sangat ia hindari. Cewek nembak cowok? Itu bukan dirinya sekali. Lagi pula ia berasumsi jika hal itu akan menjatuhkan harga dirinya. Bukankah takdirnya wanita itu untuk diperjuangkan? Jadi kenapa kita, para kaum hawa harus capek-capek mengejar?
Dua insan yang memiliki kepribadian cuek dan mereka saling suka tapi sulit untuk mengungkapkannya. Oh c'mon guys! Mereka ini bukan termasuk kisah klise yang sering kalian baca! Benci jadi cinta! Bukan! Bukan seperti itu. Jika dalam kisah benci, jadi cinta itu mereka masih berinteraksi walaupun mereka saling bertengkar dan sebagainya. Lain halnya dengan Ananta dan Lilis. Mereka sama sekali tidak pernah berinteraksi. Interaksi mereka hanya melemparkan sebuah tatapan yang tidak dapat diartikan oleh penerima pesan. Itu berarti zero feedback. Aih anak korespondensi sekali!
KAMU SEDANG MEMBACA
Ananta Lilis (SELESAI)
Teen Fiction"Lo kenapa sih? Kenapa sikap lo kayak gini ke gue. Lo punya pacar Nan! Apa lo akan membenarkan opini orang-orang kalo lo itu selingkuh? Tapi kenapa gue? Kenapa lo melibatkan gue dalam permasalahan kalian! Gue udah janji sama pacar lo, Nan. Bahwa gue...