05

47 9 0
                                    

'Tok tok tok'

Aku mengetuk pintu yang katanya adalah kamar si Pangeran Om.

'Tok tok tok'

Aku mengetuknya kembali lalu terbukalah pintu tersebut dan menampilkan si Pangeran Om dengan wajah bantal seperti orang baru bangun tidur.

Wajar saja wajahnya seperti itu karena saat ini di Pluto sedang larut malam. Aku cengengesan melihat wajah Pangeran Om yang sangat lucu dan menggemaskan.

"Ada apa?" Tanyanya dengan suara serak khas orang bangun tidur. Aku memperlihatkan deretan gigiku, "kamar mandi dimana ya Om?" Tanyaku.

Dia mengucek kedua matanya lalu berjalan terlebih dahulu dan aku mengikutinya dari belakang.

"Pangeran Om" panggilku.

"Ada apa lagi?"

"Jalannya lebih cepat ya, udah mau keluar nih" jawabku. Dia mengangguk lalu mempercepat langkahnya.

Dia berhenti tepat di depan pintu kayu berwarna coklat muda dan aku juga berhenti sambil menatap pintu itu dari atas hingga ke bawah.

"Aku takut Om" ungkapku. Dia mengerutkan dahinya, "takut apa?" Tanyanya.

Aku menatapnya cemas, "nanti di dalam ada hantu gimana?" Kataku. Dia mengerutkan dahi kembali, "hantu itu apa?" Tanyanya. Aku mendengus pelan, "hantu adalah makhluk jahat yang ngga bisa dilihat oleh mata manusia" jelasku.

Dia manggut-manggut, "ngga ada" ucapnya singkat. Walaupun yang keluar dari mulutnya hanya sebuah kata singkat, aku sudah merasa lebih baik kemudian aku membuka pintu tersebut dengan perlahan.

Sebelum masuk aku menitip pesan terlebih dahulu padanya, "Om, tungguin aku ya" pintaku. Dia mengangguk lalu aku masuk dan menutup pintu itu kembali lalu aku membuang cairan urine yang kutahan sejak tadi dengan lancar.

'Lega' batinku lalu aku keluar dari pintu tersebut dengan menampakkan wajah ngantuk.

"Ngantuk Om" keluhku.

"Yasudah ayo kembali ke kamar masing-masing" katanya.

"Om"

Dia mengerutkan kening, "ada apa lagi?" Tanyanya. Aku menyengir terlebih dahulu, "gendong boleh?" Pintaku.

"Gendong?" Ulangnya sekali lagi dan aku mengangguk mantap.

Dia menggendongku tanpa aba-aba ala bridal style. Aku tercengang dengan perbuatannya lalu aku mengalungkan tangan di leher jenjangnya karena takut jatuh.

"Om, kok di gendong kaya gini sih" protesku.

"Lalu bagaimana?" Tanyanya dengan wajah polos.

'Nasib deh bicara sama manusia Pluto'

Aku mendengus pelan, "udah Om, lanjut buruan" ucapku. Dia mengangguk kemudian melanjutkan langkahnya.

Karena kamarku lumayan jauh dan kantukku tidak dapat ditahan lagi, aku langsung memejamkan mata kemudian tertidur di gendongan bridal style si Pangeran Om.

'Semoga mimpi indah princess'

***

Aku mengerjapkan mata berulang kali agar bisa menyesuaikan cahaya lampu yang masuk kedalam mataku.

'Perasaan gue, siang dan malem itu sama aja disini, sama-sama gelap'

Aku mengibaskan selimut lalu beranjak bangkit dari atas kasur yang sangat empuk dan sayang jika di tinggalkan.

'Tok tok tok'

Terdengar suara ketukan pintu kemudian aku segera membuka pintu kamar yang kutempati sekarang.

'Ceklek'

Aku membuka pintu itu dengan perlahan lalu terlihatlah sang Pangeran Om yang tengah menatapku intens.

"Ada apa Pangeran Om?" Tanyaku heran. Dia menaikkan alisnya sebelah,"kamu tidak ingin mandi?" Tanyanya. Aku mengangguk kemudian memajukan bibir 1 cm setelahnya, "tapi aku ngga ada baju Om" keluhku.

Dia tampak berfikir sejenak lalu menarik tanganku. Aku pasrah dan membiarkannya membawaku ke tempat manapun itu.

"Om"

"Ada apa?"

"Mau kemana sih?" Tanyaku penasaran.

"Mau ke kamar Ibu"

Aku mengangguk mengerti kemudian kami berjalan dan berhenti tepat di kamar Aunty Zrugberk.

'Tok tok tok'

Pangeran Om mengetuk pintu kamar Ibunya dengan pelan. Aku melirik ke kanan dan kiri karena aku masih penasaran dengan ruangan yang ada disini.

Tidak lama kemudian muncullah Aunty Zrugberk dengan pakaian kerajaan yang rapi yang sudah melekat indah di tubuhnya.

"Ibu"

"Ada apa Antonio?" Tanyanya.

"Apa ibu memiliki pakaian yang pas untuk dia kenakan?" Tanya Pangeran Om.

Aunty Zrugberk langsung menatapku dari atas hingga ke bawah, "tentu saja" jawabnya. Aku tersenyum senang lalu Aunty Zrugberk menarik tanganku masuk ke dalam kamarnya dan membiarkan Pangeran Om menunggu di depan.

"Kamar Aunty sungguh indah" pujiku dengan tulus karena kamarnya memang seperti kamar kerajaan pada umumnya.

Dia tersenyum, "jika kamu menikah dengan Antonio, pasti kamarmu juga akan indah seperti kamar Aunty" ucapnya.

Aku terkekeh kecil, "Aunty bicara apaansih" ucapku tersipu malu dan menampilkan rona merah di pipiku.

"Sepertinya kamu cocok dengan Antonio, Aunty akan merasa sangat senang jika kalian menikah" aku menelan ludah dengan susah payah mendengar penuturan Aunty Zrugberk.

"Yasudah ayo pilih pakaian yang kamu inginkan" aku mengangguk pelan kemudian aku memilih pakaian yang terdapat di dalam lemarinya.

"Aunty"

"Iya honey"

"Ngga ada pakaian biasa? Ini semuanya pakaian kerajaan" ucapku. Dia terkekeh pelan sambil mengelus pucuk kepalaku, "mulai sekarang belajarlah memakai pakaian kerajaan karena Aunty yakin jika kamu dan Antonio akan menikah dan berjodoh."

Aku menggaruk tengkukku yang tidak gatal karena aku bingung harus merespon seperti apa.

"Pakai yang ini saja, kamu pasti cantik menggunakan gaun ini" ucapnya menunjuk sebuah gaun panjang berwarna cream ssperti gaun cinderlella yang pernah kulihat di tv.

Aku mengangguk setuju karena jika menolak pasti aku akan merasa tidak enak hati Pada orang baik seperti Aunty Zrugberk ini.

Aku bisa melupakan semua kepedihanku karena berada di suasana yang baru.






BAWA AKU KE PLUTOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang