"Jangan pergi," semua orang langsung memusatkan pandangannya ke satu arah. Zein terang-terangan mengucapkan kalimat itu sedangkan Dito hanya memendamnya tanpa mau siapapun tahu jika dia tidak ingin wanita tersebut pergi.
Annetha mengerutkan kening, "kenapa?" Bukan Annetha yang bertanya melainkan Ozy. Dia hanya menyengir setelah di tatap oleh orang banyak.
Zein menuju brankar Netha. Dia berdiri di sampingnya. Zein meraih tangan Netha, Netha masih bingung dengan ucapan dan perlakuan Zein.
"Aku terlalu sayang sama Kamu, Aku ngga mau kehilangan Kamu lagi," Annetha membulatkan matanya. Dia merasa jijik dengan Zein padahal secara tidak langsung Zein adalah Kakak Tirinya
Annetha menepis tangan Zein secara halus, "secara tidak langsung Lo itu sodara tiri Gue walaupun Gue sendiri ngga akan pernah mengakuinya, dulu Gue sayang banget sama Lo bahkan saat Lo khianati Gue, rasa cinta itu masih berlimpah untuk Lo, tapi setelah tahu kalo Lo adalah sodara tiri Gue, rasa sayang dan cinta itu hilang gitu aja, ngga tahu kemana!"
Dia mendengus pasrah, "Lo suka sama Dito?" Tanyanya penuh harap. Annetha mengangkat bahunya, "Gue sedang jaga hati buat orang yang Setia dan ngga akan pernah berkhianat, biar nanti anak gue ngga ngerasain yang namanya broken home."
Kedua Orang Tua Annetha langsung menunduk dan merasa bersalah. Tidak hanya itu, bahkan istri siri Papahnya pun merasa bersalah juga karena telah merusak kebahagiaan orang lain.
***
03:40
Annetha terbangun. Dia merasakan haus yang melanda kerongkongan. Dia mencoba bangkit perlahan dari brankarnya. Dia meraih segelas air putih yang ada di nakas.
Di sofa, dia melihat Kak Dito sedang tertidur pulas. Annetha mengulur sebuah senyuman saat melihat wajah tenang Kak Dito.
Apa Kak Dito suka sama Aku?
Annetha menepis segala fikirannya tentang suka dan cinta. Dia tidak boleh mencintai dua orang sekaligus. Dia harus menjaga hatinya hanya untuk Pangeran Om. Dia sangat yakin jika Pangeran Om adalah sosok yang di kirimkan Tuhan untuknya. Tetapi dia masih di ambang kebingungan sebab dia belum tahu bagaimana cara pergi ke Pluto. Dan Dia juga takut jika keadaan di Pluto sudah berbeda.
Annetha menitihkan air matanya. Dia sangat rindu dengan Pangeran Om. Dia menghapus air mata tersebut, "Tuhan, jika memang Pangeran om adalah jodohku, Tolong bawa aku ke Pluto kembali."
Annetha terus mengucapkan kalimat itu. Dia sangat berharap bisa pergi ke sana, jika keadaan sudah berbeda, bialah dia tersakiti dan mati di sana.
Tiba-tiba cahaya itu muncul kembali. Mata Annetha berbinar. Dia akan pergi ke Pluto dan bahagia di sana.
Annetha melepaskan infus yang menempel di tangannya. Dia tidak perduli dengan rasa sakit itu. Dia melangkah masuk dan terseret ke dalam portal tersebut.
Apa kita jodoh?
Bugh
Annetha mengusap-usapkan punggungnya yang terasa sakit akibat terjatuh. Dia melihat sekitar dan ternyata di Pluto sedang siang. Annetha menatap sekeliling, dia sangat rindu dengan taman, tempat pertama kali dia bertemu dengan Pangeran Omnya.
"Annetha?"
Dia menoleh ke belakang. Dia sangat rindu dengan suara khas milik orang tersebut. Dia bangkit kemudian memeluk orang itu. Dia menitihkan air matanya di Dada milik lelaki tersebut.
"Pangeran Om, Aku rindu," katanya. Samar-samar dia mendengar jika Pangeran Om mengatakan 'saya juga'.
Annetha melepaskan pelukan tersebut, dia menatap manik mata milik Pangeran Omnya.
"Pangeran Om rindu Aku?" Tanyanya. Lelaki tersebut mengangguk ragu. Annetha mengulur senyumannya karena senang jika dia sedang tidak rindu sendirian.
"Aku udah pergi berapa hari ya Pangeran?" Tanyaku sambil mengingat-ingat. Pangeran menjawab, "sepuluh hari" katanya.
"Yah, pasti Pangeran Om belum kangen sama Aku," aku mendengus kesal.
Dia tersenyum dan wajahnya masih terlihat kaku. Aku mencoba untuk tersenyum juga dan menghilangkan kegugupan saat Pangeran Om menatapku intens.
"Ayo kita masuk, di dalam ada Ayahku," katanya. Aku mengangguk ragu, sebelumnya aku tidak pernah bertemu dengan Raja Zrugberk jadinya aku merasa sangat gugup.
***
"Kamu berasal dari Bumi?" Annetha mengangguk lucu. Sedari tadi Ayah Pangeran Om menatapnya dengan intens dan dia sangat malu.
"Bagaimana bisa kamu pergi ke sini?" Suara dingin itu membuat Netha menggigit bibir bawahnya. "Ada portal terbuka terus aku nyampe ke sini Om," ucapku.
"Om?"
"Ehh,, Raja maksudnya," Annetha merutuki dirinya sendiri karena telah mengatakan hal itu kepada Ayah Pangeran Om. Dia akan terlihat tidak sopan nantinya di mata Raja Zrugberk.
"Tidak punya sopan santu," Annetha menggigit bibirnya dengan sangat kencang. Dia sangat ketakutan melihat Ayah Pangeran Om yang sangat menyeramkan.
"Maaf," satu kata keluar dari mulut Annetha. Dia pasti akan terlihat sangat buruk di mata CALON AYAH MERTUAnya.
Raja Zrugberk bangkit. Dia berdiri, Aku, Pangeran Om, dan Aunty Zrugberk juga ikutan berdiri sebagai tanda hormat.
"Saya tidak merestui hubungan kalian berdua."
Menghindari masalah bukan hal yang tepat.
KAMU SEDANG MEMBACA
BAWA AKU KE PLUTO
Fantasy"Bawa aku ke Pluto" ucapnya dengan nada lirih diiringi air mata. Tiba-tiba terdapat sebuah cahaya yang menyilaukan indra pengelihatannya, "Portal?" Ucapnya tidak percaya. Menurutnya portal hanya ada di dunia fantasi, bukan di dunia nyata. Dengan pen...