"Saya mau berangkat sekolah" ucapku dengan nada datar lalu melenggang pergi begitu saja tanpa mau mendengar jawaban dan wanita paruh baya yang bernama ELISA LIONITA yang statusnya adalah Ibu Kandungku tersebut.
Aku keluar dari pekarangan rumah dengan memperlihatkan senyum ramah kepada semua pelayan yang bekerja di mension milik keluarga kami.
"Ayo pak" ucapku. Supir yang bernama 'Pak Syarif' mengangguk lalu membukakan pintu mobil lamborgini untukku, "terimakasih" kataku saat pintu penumpang telah terbuka. Aku masuk kedalam diikuti Pak Syarif yang akan segera menyalakan mesin mobil tersebut.
'Brum-brum-brum' mobil hitam tersebut melaju membelah jalanan ibu kota.
Aku menarik napas dalam-dalam karena sebentar lagi seorang 'Annetha Griselia' akan memasang topeng palsunya dihadapan semua orang.
"Nanti Netha akan pulang bersama Zein Pak, jadi Bapak tidak perlu menjemput Netha" ucapku sopan. Supirku mengangguk kemudian aku membuka pintu mobil tersebut.
"Terimakasih" kataku lagi lalu pergi masuk kedalam pekarangan sekolah SMA RAJA WALI.
Aku memasang topeng ceria dihadapan seluruh siswa dan siswi di SMA ini. Banyak orang yang menegurku sepanjang perjalanan karena aku termasuk siswi yang cukup terkenal disini.
"Netha" aku menoleh kebelakang dan mendapatkan 'ZEIN ANGGARA' pacarku yang sedang berlari ke arahku.
Aku tersenyum, "iya Zein" kataku. Dia mengelus pucuk kepalaku dengan sayang, "pulang sekolah bareng aku kan?" Tanyanya. Aku mengangguk mantap.
"Netha ke kelas duluan ya Zein" pamitku. Dia mengangguk lalu aku kembali melangkahkan kaki menuju kelas.
XI IPS 2, tempat dimana aku menimba ilmu setiap harinya dan bertemu dengan sahabatku yang bernama 'Adinda Siskamila'
Aku menarik napas dalam-dalam agar aku sanggup untuk menutupi kesedihanku, kemudian aku melangkahkan kaki masuk ke dalam kelas dengan senyuman manis yang terpampang jelas di wajah cantikku.
"Tumben bener lo datengnya cepat Neth" ucap sahabatku yang aku perkenalkan tadi.
Aku tersenyum, "Mamah banguni gue subuh jadi gue ngga telat ke sekolah deh" alibiku. Tidak pernah sejarahnya Ibu yang bernama 'Elisa Lionita' membangunkan anaknya untuk berangkat sekolah.
"Dasar anak mami" ledeknya dan aku hanya menjulurkan lidah ke arahnya.
Aku menaruh tas hitam di atas meja kemudian aku pergi ke kantin untuk sarapan pagi.
Sesampainya di sana, aku menemukan ZEIN pacarku yang sedang bercanda ria bersama teman-teman seangkatannya.
Aku melangkahkan kaki menuju kantin tempat dimana Pakde Dadang berjualan nasi goreng
"Nasi goreng sama teh manisnya satu Pakde" kataku, "siap Non" jawabnya lalu aku duduk di meja nomor 12. Sekolah kami termasuk sekolah elite hingga kantinpun berasa restoran.
"Netha" aku menoleh dan menemukan 'Fahrozy' teman gendutku. Dia duduk di depanku dengan membawa nampan berisi cilok, bakso, batagor, siomay dan juga nasi goreng.
"Itu makanannya buat manusia sekampung?" Ledekku. Dia terkekeh, "Elo mah kaya kagak tau gua aja, gua kan suka makan yang banyak biar sehat" jawabnya.
Aku berdecih, "masalahnya disini, elo terlalu sehat" ledekku. Dia malah terkekeh lagi lalu memakan makanan yang dia bawa tanpa ada menawariku sedikitpun.
Tidak lama, datanglah Pakde Dadang dengan nampang putih ditangannya yang sudah berisi makanan yang aku pesan.
"Makasih Pakde" kataku sambil mengambil alih nampan tersebut lalu menjulurkan uang lima puluh ribu kepadanya.
"Makasih non" katanya kembali. Aku mengangguk lalu dia pergi dari hadapanku.
Aku memakan sarapan pesananku dengan sangat tidak napsu. Rasanya perutku sudah terlalu penuh walaupun aku belum makan sama sekali.
"Lo nggak mau cek ke dokter Neth?" Aku mengerutkan kening, "cek buat apa?" Tanyaku balik.
"Siapa tau lo hamil anak dari Zein" katanya dengan wajah tidak berdosa. Aku langsung melemparnya dengan kacang yang ada di toples depanku.
"Gila lo" ucapku. Dia terkekeh kemudian kembali memakan cilok yang belum dia habiskan.
Aku mengaduk-aduk nasi goreng didepanku dengan wajah datar. Aku kembali kepikiran tentang masalahku dirumah, rasanya aku ingin meminum alkohol agar aku bisa tersenyum disetiap saatnya.
"Lo kenapa sih Neth?" Tanya Ozy dengan wajah polosnya. Aku menggaruk kepalaku yang tidak gatal "nggak papa" kataku. Dia mengangguk lalu kembali makan karena makanan di nampannya masih cukup banyak.
'Apa Mamah sama Papah bakalan cerai? Kalo mereka cerai aku tinggal sama siapa? Kalo mereka cerai pasti aku bakalan punya keluarga tiri deh' keluhku di dalam hati dengan pandangan dan tatapan kosong.
"SUMPAH YA NETHA, SEKARANG LO KAYA EMAK-EMAK YANG SEDANG BANYAK UTANG, MELAMUN MULU KERJAANYA" aku terlonjak kaget mendengar penuturan Ozy dengan suara menggelegarnya hingga seluruh siswa dan siswi yang berada di kantin menatap kami dengan tatapan penasaran dan ada juga yang langsung berbisik-bisik.
Aku menutup mulutnya agar dia tidak berisik lagi, "suara lo bisa di kecilin dikit ngga!" Bentakku penuh penekanan.
"Abisnya lo melamun mulu kaya emak-emak punya utang di warung aja, dari tadi gue udah ngomong banyak sama lo tapi lo kacangin gue Neth!" Jawabnya. Aku menarik napas dalam-dalam dan membiarkannya berkata sesuka hatinya lagi.
"Lo sebenarnya kenapa Neth?" Tanyanya dengan wajah penasaran. Aku mengangkat bahu acuh, "bad mood" alibiku. Dia mengangguk mempercayai omonganku barusan.
"Netha kenapa?" Aku menggeleng kecil melihat orang yang datang menghampiriku, "aku ngga kenapa-napa" jawabku.
Zein mengulur senyumannya lalu mengambil alih duduk di sampingku.
"Banyak nyamuk dirumahkuuu, gara-gara aku, malas bersih-bersih" nyanyi Ozy sambil berlagak menepuk nyamuk di udara. Dia berdiri dan mengangkat nampannya, "gue pergi dulu mau beli obat nyamuk" pamitnya lalu dia pergi mencari meja kosong lainnya.
Zein mengelus pucuk kepalaku dengan sayang, "Netha" panggilnya. Aku berdehem sebagai jawaban 'iya' "kamu lagi ada masalah ya? Cerita aja ke aku" katanya. Aku menggeleng kecil, "aku ngga papa" jawabku sambil tersenyum.
"Kalo kamu ngga mau cerita sekarang juga ngga masalah, tapi jika kamu udah ngga kuat mendam masalah kamu sendirian, kamu bisa cerita sama aku kapanpun itu" ucapnya. Aku terenyuh mendengar penuturannya yang cukup manis lalu aku kembali tersenyum kepadanya.
Ngga selamanya kita bisa ceritain masalah pribadi kepada orang lain, walaupun dia orang terdekat kita sekalipun.
Haii, semoga kalian suka ya sama ceritaku, dan jangan lupa kasih vote mhehehe :)

KAMU SEDANG MEMBACA
BAWA AKU KE PLUTO
Fantasy"Bawa aku ke Pluto" ucapnya dengan nada lirih diiringi air mata. Tiba-tiba terdapat sebuah cahaya yang menyilaukan indra pengelihatannya, "Portal?" Ucapnya tidak percaya. Menurutnya portal hanya ada di dunia fantasi, bukan di dunia nyata. Dengan pen...