Prolog

185 17 5
                                    

"Kamu selalu saja pulang malam, saya yakin jika kamu mempunyai jalang lain diluar sana bukan?"

"Jaga bicara kamu baik baik nyonya! Saya selalu pulang malam karena pekerjaan yang menuntut saya agar saya lembur"

"Saya sering melihat kamu bercumbu dengan jalang di kantormu itu! Jangan kamu fikir saya tidak tahu, saya telah menyewa banyak orang untuk memata-matai kamu!"

"Hahahaha, baiklah jika kamu sudah mengetahui semuanya! Saya memang telah menikah sirih dengan seorang gadis yang jauh lebih cantik daripada kamu!"

'Plak' terdengar sebuah suara tamparan yang membuat aura kamar seorang gadis berusia 16 tahun menjadi semakin menyeramkan.

Setiap hari dia harus mendengarkan pertengkaran antara kedua orang tuanya yang tidak akan ada usainya. Jika hari ini selesai, pasti masih ada hari esok untuk mereka bertengkar lagi.

Dia menutup telinga dengan kedua telapak tangannya. Dia menangis sederas-derasnya dalam diam. Dia sudah lelah mendengar pertengkaran kedua orang tuanya itu.

"Bawa aku ke Pluto" ucapnya dengan nada lirih diiringi air mata.

Tiba-tiba terdapat sebuah cahaya yang menyilaukan indra pengelihatannya, "Portal?" Ucapnya tidak percaya. Menurutnya portal hanya ada di dunia fantasi, bukan di dunia nyata.

Dengan penuh keberanian, dia mencoba mendekati portal itu.

"Aaaaaaa" dia berteriak sekencang-kencangnya saat portal itu menyeretnya masuk kedalam. Entah apa yang akan terjadi setelahnya, dia hanya bisa pasrah dan terus berdoa kepada yang maha kuasa. Karena ketakutannya semakin menjadi-jadi, dia menutup kedua matanya dengan telapak tangan.

Saat dia sudah tidak merasa terseret kedalam portal, dia membuka kedua mata indahnya dan betapa terkejutnya dia saat melihat seorang lelaki tampan menggunakan pakaian pangeran seperti di dunia dongeng yang pernah dia baca dan dia lihat sebelumnya.

"Kamu siapa?" Tanya gadis berusia 16 tahun itu dengan hati-hati. Dia sangat takut jika orang didepannya itu adalah penjahat yang akan menyuliknya.

Lelaki tampan di depannya malah terbengong heran dan mengerutkan keningnya, "ini kerajaanku, seharusnya aku yang bertanya padamu, Kamu Siapa?" Katanya balik bertanya.

Sang gadis tersebut berdecih, "Eh Oom ganteng, saya Annetha Griselia, Oom bisa panggil saya Netha, Saya ini selebgram, masa Oom ngga kenal sama saya?" katanya saat dia sudah sepenuhnya sadar. Di luar dia akan memperlihatkan senyuman cerianya, tetapi jika di dalam rumah, dia akan memperlihatkan wajah datarnya.

"Apa itu Oom?" Tanyanya tidak mengerti. Sang gadis yang kerap dipanggil Netha terkekeh geli sambil memegang perutnya, "Oom itu adalah nama panggilan buat orang yang jauh lebih tua daripada kita, dan sepertinya kamu jauh lebih tua daripada saya" jelasnya bak guru sedang menjelaskan pelajaran yang tidak dimengerti oleh muridnya.

Lelaki itu mengangguk dan mencoba memahami perkataan sang gadis, "Kamu berasal dari mana?" Tanyanya yang masih heran melihat spesies langka yang banyak berbicara seperti dia ini.

"Kepo kamu Om" jawab wanita tersebut acuh.

"Kamu bukan makhluk Pluto?" Tanyanya. Sang gadis tersebut malah tertawa terpingkal-pingkal lagi mendengar penuturan lelaki itu yang terdengar aneh di indra pendengarannya.

"Aneh kamu Om, kita ini masih makhluk bumi" kata wanita tersebut.

Dia menyeritkan dahi, "Tetapi ini memang benar di Pluto" Ucap sang lelaki tersebut. Si gadis sukses membulatkan matanya dengan sempurna saat mendengar pernyataanya.

"Aku di Pluto?" Tanyanya tidak percaya. Lelaki itu mengangguk, "Kok bisa?" Tanya si gadis lagi. Sang lelaki malah menggeleng tidak tahu, "Tiba-tiba kamu sudah berada di sini" jelasnya.

"AAAAAAA" wanita itu berteriak sekencang-kencangnya karena sukses dibuat kaget karena sekarang dia sedang berada di pluto.

BAWA AKU KE PLUTOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang