"Kamu selalu pulang malam, saya yakin jika kamu mempunyai jalang lain diluar sana bukan?"
"Jaga bicara kamu baik baik nyonya! Saya selalu pulang malam karena pekerjaan yang menuntut saya agar saya lembur"
"Tetapi sayangnya saya sering melihat kamu bercumbu dengan jalang di kantormu itu! kamu fikir saya tidak tahu semuanya? saya telah menyewa banyak orang untuk memata-matai kamu selama ini!"
"Hahahaha, baiklah jika kamu sudah mengetahui semuanya! Saya memang telah menikah sirih dengan seorang wanita beranak satu yang jauh lebih cantik daripada kamu!"
'Plak' terdengar sebuah suara tamparan yang membuat aura kamar Annetha menjadi semakin menyeramkan daripada sebelumnya.
Setiap malam dia harus mendengarkan pertengkaran antara kedua orang tuanya yang tidak akan ada usainya. Jika hari ini selesai, pasti masih ada hari esok untuk mereka bertengkar lagi. Dan Annetha sangat membenci itu, dia bisa saja bunuh diri sewaktu-waktu karena orang tuanya.
Dia menutup telinga dengan kedua telapak tangan. Dia menangis sederas-derasnya dalam diam karena dia sudah lelah mendengar pertengkaran kedua orang tuanya.
"Bawa aku ke Pluto" ucapnya dengan nada lirih diiringi air mata yang terus mengalir dari kelopak matanya.
Tiba-tiba terdapat sebuah cahaya yang menyilaukan indra pengelihatannya, "Portal?" Ucapnya tidak percaya. Menurutnya portal hanya ada di dunia fantasi, bukan di dunia nyata seperti ini.
Dengan penuh keberanian, dia bangkit dan mencoba mendekati portal itu.
"Aaaaaaa" dia berteriak sekencang-kencangnya saat portal itu menyeretnya masuk kedalam cahaya. Entah apa yang akan terjadi setelahnya, dia hanya bisa pasrah dan terus berdoa kepada yang maha kuasa.
Karena ketakutannya semakin menjadi-jadi, dia menutup kedua matanya dengan telapak tangan agar dia tidak ketakutan.
Saat dia sudah tidak merasa terseret kedalam portal, dia mencoba membuka kedua mata indahnya secara perlahan dan betapa terkejutnya dia saat melihat seorang lelaki tampan menggunakan pakaian pangeran seperti di dunia dongeng yang pernah dia baca dan dia lihat sebelumnya.
"Kamu siapa?" Tanya Netha dengan hati-hati. Dia sangat takut jika orang didepannya itu adalah penjahat yang akan menyuliknya dan membunuhnya hidup-hidup.
Lelaki tampan di depannya malah terbengong heran dan mengerutkan keningnya, "ini kerajaanku, seharusnya aku yang bertanya padamu, Kamu Siapa?" Katanya balik bertanya.
Annetha berdecih, "Eh Oom ganteng, saya Annetha Griselia, Oom bisa panggil saya Netha, Saya ini selebgram tau Om dan followers saya juga udah 5 m, masa Oom ngga kenal sama saya?" katanya saat dia sudah sepenuhnya sadar. Di luar dia akan memperlihatkan senyuman cerianya, tetapi jika di dalam rumah, dia akan memperlihatkan wajah datarnya seperti biasa.
"Apa itu Oom?" Tanyanya tidak mengerti. Sang gadis yang kerap dipanggil Netha terkekeh geli sambil memegang perutnya, "Oom itu adalah nama panggilan buat orang yang jauh lebih tua daripada kita, dan sepertinya Oom jauh lebih tua daripadaku" jelasnya bak guru sedang menjelaskan pelajaran yang tidak dimengerti oleh muridnya.
Lelaki itu mengangguk dan mencoba memahami perkataan sang gadis, "Kamu berasal dari mana?" Tanyanya yang masih heran melihat spesies langka yang banyak berbicara seperti Annetha ini.
"Kepo kamu Om" jawab wanita tersebut acuh dan melihat pemandangan gelap disekelilingnya.
"Kamu bukan makhluk Pluto?" Tanyanya. Sang gadis tersebut malah tertawa terpingkal-pingkal lagi mendengar penuturan lelaki yang dipanggilnya Oom karena penuturan lelaki itu terdengar cukup aneh di indra pendengarannya.
"Aneh lo Om, kita ini masih makhluk bumi kali" jawab Anneth.
Dia menyeritkan dahi, "Tetapi kamu sedang berada di Pluto" Ucap sang lelaki tersebut. Si gadis sukses membulatkan matanya dengan sempurna saat mendengar pernyataanya.
"Aku di Pluto?" Tanyanya tidak percaya. Lelaki itu mengangguk, "Kok bisa?" Tanya si gadis lagi. Sang lelaki malah menggeleng tidak tahu, "Tiba-tiba kamu sudah berada di sini" jelasnya.
"AAAAAAA" wanita itu berteriak sekencang-kencangnya karena sukses dibuat kaget karena sekarang dia sedang berada di pluto.
Lelaki tersebut membekap mulut Annetha dengan kedua tangannya agar dia tidak berteriak dan mengganggu ketenangan disini.
Tetapi Annetha malah menggigit tangan si lelaki tersebut, "parah lo Om, kalo gue mati di Pluto kan ngga lucu" katanya sambil mengatur napas.
"Lebih baik kamu kembali ke Bumi" katanya. Annetha menggaruk tengkuknya yang tidak gatal, "caranya gimana?" Tanyanya lugu.
Lelaki itu menggeleng kecil, "saya tidak tahu" katanya. Netha mendengus, "bantui cari caranya Om" pintanya sambil menatap lelaki itu dengan puppy eyesnya.
"Bagaimana kamu bisa sampai kesini?" Tanyanya. Netha mencoba mengingat kejadian yang lalu, "oh, tadi ada portal di kamar gue tarus gue masuk kedalamnya dan akhirnya gue disini" jelasnya.
Lelaki tersebut mengangguk dan mencoba berfikir tetapi Netha terlalu lama menunggu hingga dia tidak sabar.
"Aku tinggal dimana nih Om?" Tanyanya sambil memajukan bibir 1 cm.
Dia memperhatikan wajah Netha baik-baik, "kamu boleh tinggal di kerajaan saya" katanya.
Netha tercengang mendengar jawaban darinya, "di sana ada makanan nggak Om?" Tanya Netha.
Lelaki itu mengangguk, "ada" katanya. Lalu Netha dan lelaki tersebut pergi dari tempat yang terdapat banyak jenis tanaman yang tidak pernah ia lihat di bumi sebelumnya.
'Di bawa pulang boleh nggak?" Batinya sambil melihat ke kanan dan ke kiri.
Dengan pergi dan mencari suasana baru mungkin keadaan hati akan jauh lebih membaik.
KAMU SEDANG MEMBACA
BAWA AKU KE PLUTO
Fantasy"Bawa aku ke Pluto" ucapnya dengan nada lirih diiringi air mata. Tiba-tiba terdapat sebuah cahaya yang menyilaukan indra pengelihatannya, "Portal?" Ucapnya tidak percaya. Menurutnya portal hanya ada di dunia fantasi, bukan di dunia nyata. Dengan pen...