10

43 8 0
                                    

"Pangeran Om" panggilku tepat  ketika dia melintasi ruang tamu tempat dimana aku duduk sendirian. Aku bangkit kemudian menghampirinya, kulihat sudah rapi dengan pakaian seragam khusus pangeran yang di kenakannya.

Dia melirikku, "ada apa?" Tanyanya. Aku mendengus pelan, "aku bosen" keluhku.

Dia terkekeh sejenak, "apakah kamu mau ikut bersamaku?" Tanyanya. Aku langsung mengangguk antusias mendengar tawarannya, "mau banget Pangeran om, ayo" aku menarik tangannya walaupun tidak tahu kami akan pergi kemana selanjutnya.

Saat sudah sampai di depan gerbang kerajaan ZRUGBERK, aku langsung melepaskan tanganku darinya lalu menatapnya, "kita mau kemana Pangeran Om?" Tanyaku.

"Ke rumah nenek saya" jawabnya. Aku manggut-manggut lalu kami berdua keluar dari kerajaan dengan berjalan kaki, "Pangeran Om, kenapa ngga naik kendaraan aja sih?"

"Karena saya lebih suka berjalan kaki" jawabnya.

'Lebih suka menghabiskan waktu berdua denganmu tepatnya.'

Kami berdua kembali melanjutkan langkah yang sempat terhenti. Sepanjang perjalanan, aku melirik ke kanan dan ke kiri, suasana disini sangat indah dan aku juga belum pernah di ajak ke tempat ini sebelumnya.

Terdapat banyak tumbuhan dan hewan aneh di jalan yang sempat kami lewati. Aku begitu terkesima melihat banyak pemandangan baru yang lebih menarik daripada di Bumi.

***

Tanpa sadar, dua makhluk berbeda planet yang sedang berjalan itu saling menautkan jari-jemari mereka hingga menjadi bergandengan tangan.

"Pangeran Om" wanita yang bernama Annetha memanggil sosok yang berada di sebelahnya. Mereka saling menatap satu sama lain dan hampir saja salah tingkah karena tatapan itu sendiri.

"Kenapa Nenek dan Kakek Pangeran Om tidak tinggal bersama dengan kalian?" Tanya sang wanita tersebut mencoba menghilangkan rasa gugupnya. Si Pangeran hanya mengangkat bahunya acuh, "entahlah" jawabnya singkat.

"Sudah sampai" kata sang Pangeran. Mereka saling melepaskan genggaman tersebut lalu masuk kedalam rumah yang terlihat tua tetapi masih terlihat bagus dan unik.

'Tok tok tok'

Sang Pangeran mulai mengetuk pintu yang terbuat dari kayu. Mereka berdua menunggu hingga pintu tersebut terbuka lebar dan terlihatlah seorang nenek yang sepertinya masih berusia 50 tahun.

Tanpa ragu Annetha langsung menyalimi tangan Nenek tersebut dan menampilkan deretan giginya, begitu juga dengan Pangeran yang ikut menyalimi tangan Nenek tersebut.

"Silahkan masuk," kata Nenek tersebut. Mereka mengangguk lalu masuk ke dalam rumah itu. Mereka bertiga duduk di sebuah sofa hijau yang lumayan empuk.

"Kalian mau minum apa?" Tanya sang Nenek. Mereka hanya menjawab, "apa saja boleh Nek."

Nenek tersebut pergi ke dapur dan membuatkan minuman Orna untuk kedua orang yang bertamu ke rumahnya.

Setelah selesai, sang Nenek kembali ke ruang tamu dan menaruh nampan yang berisi 2 cup Orna dan juga berisi setoples kue berbentuk bulan.

"Terimakasih Nek" ucap gadis yang dibawa sang Pangeran dengan ramahnya. Sang Nenek hanya tersenyum lalu mengangguk.

"Siapa ini Antonio?" Barulah sang Nenek mengeluarkan suaranya.

Antonio menatap Annetha sejenak, "dia makhluk bumi yang nyasar di sini Nek" jelas Antonio. Sang Nenek awalnya sedikit kaget tetapi dia mencoba memahami ucapan Antonio terlebih dahulu.

Sang Nenek menatap Annetha dari bawah hingga ke atas, Annetha yang di tatap seperti itu merasa tidak enak dan kurang nyaman.

"Cantik" satu kata keluar dari mulut sang Nenek hingga membuat Annetha tersipu malu, "kamu makhluk Bumi?" Tanya sang Nenek. Annetha mengangguk sopan, "iya nek" katanya.

Nenek tersebut melirik Antonio, "jadi ini alasanmu datang ke rumah nenek?" Terkanya. Antonio mengangguk, "benar Nek" jawabnya.

Sang wanita tua kembali melirik Annetha, "kamu bisa ke sini karena apa?" Tanyanya.

"Karena ada sebuah portal" kata Annetha mencoba mengingat kejadian silam.

Sang nenek tersenyum, "kamu pasti bisa segera kembali ke Bumi" katanya.

"Sebenarnya saya ngga mau pulang Nek, di Bumi ngga ada yang sayang sama saya" keluh Annetha. Sang Nenek berjalan mendekati Annetha lalu mengelus pucuk kepalanya dengan sayang seraya berkata, "kamu memang ditakdirkan pulang ke Bumi terlebih dahulu, selesaikan masalahmu di sana maka kamu bisa kembali ke sini dengan nyaman."

"Tapi Saya takut jika Saya ngga bisa kembali ke sini dan saya kuga takut jika Saya kembali ke sini keadaannya sudah berbeda," jelasnya.

Sang Nenek melirik Pangeran lalu berganti melirik Annetha, "kalian mungkin berjodoh."

Mereka berdua sukses membulatkan matanya lalu saling menatap satu sama lain dengan jantung yang kembali berdegup dua kali lipat.

"Kita berbeda Nek, saya makhluk Bumi sedangkan Pangeran Om makhluk Pluto," kata Annetha.

Sang Nenek hanya tersenyum tanpa menjawabnya hingga mereka berdua terjebak di dalam pemikiran masing-masing.

'Kalo aku jodohnya sama Pangeran Om, bagaimana dengan Zein?'

'Aku harap kami berdua memang di takdirkan berjodoh, aku akan menunggumu kembali ke Pluto.'

"Nenek" panggil Annetha karena dia sudah selesai berfikir. Sang Nenek menatapnya dengan kening yang berkerut, "ada apa?" Jawabannya dama seperti Antonio saat di panggil oleh sang Gadis.

"Kenapa Nenek ngga tinggal di Istana kerajaan Zrugberk? Disana kan enak Nek, Nenek ngga perlu capek-capek mengerjakan semuanya sendirian."

Sang Nenek tesenyum dan merasa gemas dengan wanita aneh yang di bawa cucunya, "Nenek lebih suka tinggal di sini, Nenek bisa merasakan kenyamanan yang lebih dibandingkan di istana."

Annetha berfikir terlebih dahulu, "kalo memang benar, Annetha mau buat rumah seperti ini saja di Bumi, supaya Annetha bisa merasakan ketenangan tanpa suara keributan dari Orang Tua Annetha," kata Annetha dengan polosnya dan juga senyum palsunya.

Harta tidak menjaminmu akan bahagia, justru yang tidak memiliki harta biasanya yang jauh merasakan kebahagiaan.

BAWA AKU KE PLUTOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang