Penggalan kesekian. Enjoy~
[La Fleur]
"Pose yang bagus."
"Yap. Angkat dagumu sedikit."
"Bagus."
"Last pose... and done!"
Sunghee melemaskan pundaknya yang sedari tadi harus ditegakkan demi menyelesaikan pekerjaannya. Ia melepas anting-antingnya yang terasa berat. Dua orang stylist sudah bergegas melepas cardigan yang Sunghee pakai untuk pemotretan. Seorang stylist lagi menyodorkan satu cup jus pada sang model.
"Ponselku, Hyemi-ya."
Seorang gadis dengan cepat menyodorkan ponsel milik Sunghee.
"Sayang, aku sudah selesai. Hari ini ke bridal shop? Tunggu aku disana." Sunghee mengakhiri pembicaraan yang singkat itu.
"Sunghee-nim, kau masih ada jadwal pemotretan nanti sore untuk promosi mall baru yang akan segera dibuka itu." Hyemi mengingatkan.
Sunghee mengangguk sambil memasang kacamatanya. "Aku tahu. Aku akan selesai sebelum jadwal itu. Tidak usah khawatir." Sahut Sunghee sambil menggerakkan tangan. Memberi kode untuk mengambilkan coat-nya yang dengan cepat ditanggapi oleh Hyemi.
***
Sunghee mengenakan baju pengantin selutut. Dadanya sedikit terbuka dengan model V-neck. Tirai dibuka dan Sunghee memperlihatkan penampilannya pada sang calon suami baru.
"Bagaimana?" tanya SUnghee. Si calon suaminya itu mengangguk-angguk. "Aku suka."
Sunghee tersenyum senang dengan tanggapan itu. Namun ia sedikit merengut. "Tapi, terlalu terbuka di bagian ini." Sunghee menutup dadanya. "Bisa pilihkan yang lain?" Staf mengangguk, lalu kembali menutup tirai.
Baju kedua. Ketiga. Keempat. Kelima. Tidak ada yang memuaskan bagi Sunghee. Meskipun si calon suami sudah berkata setiap baju yang dipakai SUnghee tampak indah, tetap saja Sunghee merasa tidak sempurna.
"Apa kau ingin mencari toko lain?"tanya pria itu pada calon istrinya yang duduk bersandar di sampingnya sambil merengut.
"Entahlah. Belum ada yang cocok." Sahut Sunghee.
Tak lama, ponsel Sunghee berdering. Sunghee mengernyit saat melihat nama Hyebin di layar ponsel. Tanpa menunggu lama, ia menjawab panggilan itu.
"Ya, Hyebin-ah."
"Pulang."
Sunghee menegakkan punggungnya saat mendengar suara itu. "Jimin?! Kaukah itu? Kau baik-baik saja? Apa yang terjadi?!"
"Pulang, Bu."
"Berikan ponselnya pada Bibi Hyebin, Jimin."
Taka da jawaban. Panggilan terputus. Hyebin ingin menelpon kembali, namun ia tersadar bahwa saat ini ia sedang bersama calon suaminya.
"Jimin itu siapa, sayang?" tanya si calon suami yang kebingungan bukan main saat Sunghee berbicara tadi. Sunghee menjadi kikuk. "Eum... Tadi itu telepon dari..." Sunghee menggigit bibirnya. Tidak ada yang tahu bahwa seorang top model Park Sunghee sudah memiliki anak berusia lima belas tahun. Tentu ia belum mengatakan yang sebenarnya pada si calon suami bahwa ia sudah memiliki anak. Apalagi memberitahu bahwa anaknya sudah tujuh belas tahun. Sunghee bukannya ingin merahasiakan. Hanya saja, ia ingin mengatakannya pada saat yang tepat, yaitu di setelah hari pernikahannya.
"Tadi itu keponakanku. Aku kan sudah pernah cerita padamu bahwa keponakanku itu sangat dekat denganku."
Si calon suami mengangguk mengerti.
"Ayo kita pergi minum kopi sebentar sebelum aku melanjutkan pekerjaanku." Ajak Sunghee. Berusaha untuk tidak memperpanjang perbincangan tentang Jimin.
[....]
[....]
[....]
[La Fleur]
Sunghee nggak mengakui Jimin?
Lanjut-lanjut ~
Second publish-nya sudah rilis!!!
Untuk Special Order, chat 0882-7703-0613 sekarang~~
Love
Wella
1 Juni 2020
KAMU SEDANG MEMBACA
[BOOK] La Fleur
Fanfiction[Full version on book] Kupu-kupu terbang, berharap bunga itu mekar lagi. Sekali lagi. Ask for more : 0882-7703-0613 (WA) (December 2018 - March 2019)