Potongan Sunghee-nim yang marah.
[La Fleur]
Pemotretan Sunghee selesai dengan sempurna. Sunghee duduk di kursi yang sudah disediakan, lengkap dengan cup minuman dan satu orang stylist yang memegangkan kipas portable untuknya.
“Kau ingin makan siang dimana, Sunghee-nim?”
Tidak ada tanggapan dari Sunghee ketika Hyemi bertanya. “Sunghee-nim? Sunghee-nim!”
Hyemi sedikit meninggikan suara agar menarik perhatian Sunghee dan berhasil. Sunghee berpejam sejenak, lalu berdecak kesal. Memandang sinis pada Hyemi, lalu melanjutkan ketukan pada layar ponselnya. Berbeda dengan sebelumnya, Sunghee merengut sambil mengirim pesan. Kemudian, ia menoleh pada Hyemi yang berdeham. Merasa tidak enak karena sudah meninggikan suara pada Sunghee. Ia pikir Sunghee akan marah.
“Pesan makan siang saja untukmu dan stylist lainnya. Aku tidak ingin makan. Tidak lapar.” Sunghee berkata sedikit ketus. Hyemi mengangguk kikuk. Sunghee benar-benar marah, pikirnya.
“Tidak lapar bagaimana?”
Sebuah suara menarik perhatian Sunghee dan Hyemi. Mereka menoleh ke belakang. Seorang pria berjalan gagah mendekati mereka.To be continued
[La Fleur]
Nah, siapakah gerangan itu yang datang?
Wednesday, 130319 (04.15 am)
See you in tbe book version, sayang
KAMU SEDANG MEMBACA
[BOOK] La Fleur
Fanfiction[Full version on book] Kupu-kupu terbang, berharap bunga itu mekar lagi. Sekali lagi. Ask for more : 0882-7703-0613 (WA) (December 2018 - March 2019)