bagian empat

712 35 0
                                        

Bruk
Tiba-tiba Naysilla merasakan badannya menabrak benda keras seperti tembok beton. Naysilla kurang paham,intinya dirinya menabrak sesuatu yang keras,sehingga mengakibatkan tumpukan kertas tugas b indonesia yang ia bawa berantakan di lantai,mungkin efek keberatan kali,Naysilla jadi nabrak.

"Hati-hati kalo jalan" ucap seseorang yang ditabrak Naysilla.

Dari suaranya Naysilla bisa memastikan bahwa itu suara cowok dan Naysilla yakin suara itu tak saing lagi baginya.

Naysilla mendongak ke atas memastikan siapa yang telah ditabrak dirinya. Mata mereka berdua seakan bertemu dalam satu titik dan terkunci. Cukup lama mereka saling berpandangan dalam jarak yang cukup dekat.

"Eh sorry nggak sengaja tadi." Naysilla memutuskan kontak mata terlebih dahulu,dia merasa canggung dengan keberadaan nya saat ini. Sambil menata kembali tumpukan kertas yang jatuh ke lantai.

"Dasar." ucap Rendy ketus dan cukup keras.

"Sorry." lirih Naysilla. "Akhirnya kita kembali ketemu." senyum Naysilla, sebab dirinya kembali dipertemukan dengan seseorang yang mampu meluluhkan hatinya,ya walaupun dalam keadaan yang tak mengenakkan.

"Gapapa."ucap Rendy seseorang yang ditabrak cewek rambut pirang nan gigi bahel itu.

"Gimana."

"Maksudnya." tanya naysilla karena ucapan Rendy yang tak dimengerti olehnya.

"Keadaan."

Setelah sekian detik mencerna ucapan Rendy akhirnya dirinya mengerti akan maksud cowok itu. Memang nyebelin sekali,ngomong irit banget. Jadi dia nanya keadaan gue- batin Naysilla.

"Gue gapapa, sekali lagi maaf." lirih Naysilla merasa menyesal.

"Kemana."

"Hah!?."

"Lo mau kemana."

"Ohh..gue mau ke mejanya bu Tika ngumpulin tugas b indonesia ini." ujarnya sambil menata kembali tumpukan kertas.

"Gue bantu."

"Enggak perlu,gue bisa sen--." belum sempat menyelesaikan kata-katanya,tumpukan kertas itu sudah beralih di tangan Rendy. Percuma dirinya brontak,toh cowok itu susah meninggalkan dirinya yang masih membeku ditempat.

Segera Naysilla menghampiri Rendy yang sudah belok di koridor. Rendy dengan cekatan meletakkan tumpukan kertas itu di meja bu Tika,sementara cewek rambut pirang itu kini hanya menunggu di depan pintu ruang guru. Selang beberapa menit Rendy keluar,tak lupa muka datar khasnya.

Kini Rendy sudah berada di hadapan Naysilla.
"Makasih,lo udah bantu gue." senyum mengembang di bibir cantik Naysilla. Tak lupa lesung pipinya juga begitu telihat jelas menambah kecantikan dalam dirinya.

Setelah di rasa keberadaannya dengan Rendy cukup dekat, membuat Naysilla grogi.
"Eh btw gue belum tau nama lo,siapa nama lo." tanya Naysilla sambil kembali mendongak ke atas, setelah dirinya tadi menunduk akibat salting.

Naysilla menelan kekecewaan pahid,sebab orang yang tadi diajak bicara sudah tak terlihat batang hitungnya. Entah kemana hilangnya Rendy, kenapa dirinya tak bisa menghargai seseorang-batin cilla.

"Mungkin lain kali gue bisa tau nama lo." gumam lesu Naysilla.

                          ⊙▽⊙

Suasana kelas x mia 2 begitu tenang,karena bu Iis sedang menerangkan materi fisika. Materi yang sangat begitu di benci oleh cewek lesung pipi nan rambut pirang itu. Fisika, pelajaran yang begitu kurang kerjaan. Ya kali, mobil melaju aja dihitung,kelapa jatuh ditentukan gravitasi nya, mendang bola dihitung kecepatan nya.  Sungguh sangat menyebalkan. Belum lagi yang paling parah adalah menghitung volume air mendidih,buat apa coba mending itu air, dibuat minuman yang hangat lebih bermanfaat bagi tubuh,belum lagi kalo misalnya air itu tumpah kena badan siapa yang repot. Hal itu yang dialami apa haters fisika. Kembali ke topik awal.

MY SWEET CAPTAINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang