bagian lima

689 33 2
                                        

                  Happy reading 😊

Sore ini begitu cerah,matahari berada di barat hendak menenggelamkan sinarnya. Angir segar menerpa seorang gadis beramput pirang.
Dia sekarang berada di halte depan sekolah. Jemputan tak kunjung datang, membuat dia merasa bosan. Ditambah kondisi tubuhnya saat ini begitu lemas,sejak siang belum menyantap makanan.

Cowok dengan pakaian kaos polos berwarna putih,dibalut dengan jaket hitam yang begitu serasi dengan kulitnya mengendarai motor melewati halte sekolah. Rendy juliansyah,cowok itu hendak ke lapangan untuk mengikuti latihan bersama timnya,Garuda. Tak lupa tas yang berisikan jersay untuk latihannya.

Matanya tak sengaja melihat sosok cewek yang begitu gelisah menunggu jemputan sambil tangannya tak berhenti untuk menghubungi seseorang, mungkin sang supir. Ya,dia Naysilla Azzahra cewek yang berada di halte menunggu jemputan datang.

"Gue antar." tawar Rendy. Tepat berhenti didepan cewek itu.

Naysilla sempat terkejut dibuatnya.

"Lo." melihat sosok rendy setelah membuka helm yang sempat menutupi wajah tampannya.

"Gue antar." mengulangi kalimatnya lagi, sebab Naysilla menatap wajahnya tanpa kedip. Membuat Rendy sedikit merinding,memikirkan bahwa Naysilla sedang kerasukan penunggu pohon beringin samping halte itu. Ada ada saja Rendy.

"Eh.." lamunanya buyar "nggak perlu." tolak Naysilla dalam mulut lain di hati.

"bentar lagi supir gue jemput kok." lanjutnya. Berharap sang supir tak kunjung datang dan kesempatan baginya buat diantar pulang Rendy. Kapan lagi coba. Hehe.

Rendy turun dari motornya menghampiri Naysilla yang sedang berdiri tak jauh darinya.
"Lo sakit." tanya Rendy, kini wajah cantik Naysilla terlihat pucat.

"Gue gapapa, kan ada lo."senyum tipis yang mampu membuat hati Rendy sedikit lega.
"Eh nggak maksud gue itu anu,anu." alibi Naysilla yang sadar dengan ucapannya barusan. Kenapa dirinya begitu mudah berbicara seperti itu. Sungguh sangat bodoh.

"Gapapa gue antar,lo kayak sakit gitu."
Tawar  Rendy sedikit cemas dengan kondisi seseorang didepannya.

"Lo khawatir sama gue,serius lo ngawatirin gue." tanya Naysilla begitu semangat. Walaupun wajahnya terlihat pucat.

"Gue cuma kasian sama lo,cewek jam segini masih kluyuran di sekolah." sangkal rejul.

Membuang nafas kasar.
"Kirain lo khawatir sama gue." ucap kecewa Naysilla.

Rendy sudah berada di atas motornya."buruan."

"Apanya!?" tanya binggung Naysilla,yang masih sedia di posisinya.

"Naik." teriak cowok putih itu.

"Oh,kirain buruan jadi pacar lo." goda cilla yang sudah dihadapan rejul.
Helaan nafas terdengar dari arah Rendy. Mungkin cowok itu kesal dengan tingah aneh Naysilla.

Mereka berdua berjalan membelah ibu kota. Untung sore ini tidak terlalu macet jadi bisa cepat sampai dirumah cewek kawat gigi itu. Dalam perjalanan tak ada satupun yang membuka suara sekedar mencairkan suasana. Rendy sibuk dengan mengendarai motornya dan Naysilla hanya menikmati suasana sore disepanjang jalan yang ia lalui bersama Rendy.

"Dimana." ucap Rendy membuka suara.

"Hah!?." tidak begitu jelas suara Rendy, karena kalah dengan suara motornya.

"Rumah."

"Maksudnya." tanya Naysilla yang tak paham dengan ucapan singkat rejul.

"Dimana rumah lo." tanya Rendy sedikit memperjelas kalimatnya. 'Sedikit' ya jangan banyak-banyak,entar nggak habis lagi.

MY SWEET CAPTAINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang