"Selamat pagi, Abi," sapa Syarah sambil mencium kening Adi.
"Selamat pagi juga, Umi,"balas Adi sambil mencium kening Syarah.
"Abi, aku boleh ngomong sesuatu gak sama kamu?" tanya Syarah.
"Boleh, ngomong aja," jawabnya santai.
Kedua mata Syarah berbinar. "Aku mau punya hewan peliharaan,aku mau punya kucing buat jadi temannya aku di rumah kalau Abi lagi sibuk kerja."
"Boleh, kamu mau kucing yang jenisnya apa? Anggora atau persia? Kucingnya mau yang betina atau jantan?" tanya Adi yang membuat Syarah menatapnya dengan wajah berbinar.
"Aku mau kucing anggora, aku mau kucing betina," jawab Syarah dengan antusias.
"Ya udah, nanti biar aku cariin kucing yang kamu mau."
"Trima kasih Abi," kata Syarah sambil mencium kedua pipi Adi.
"Sama-sama."
Kehidupan rumah tangga mereka, kembali berjalan seperti biasanya. Syarah sudah memaafkan kesalahan Adi, seolah masalah yang mereka hadapi kemarin hanyalah sebuah angin yang berlalu begitu saja,tapi entah hati Syarah ataupun Adi harus selalu siap ketika ada masalah apapun yang kapan saja bisa menimpa rumah tangga mereka.
Mereka sudah berkeluarga dan berumah tangga, hati mereka harus selalu siap untuk menerima apapun yang nantinya akan mereka hadapi. Rasa sakit dan kecewa mau tidak mau, harus mereka rasakan, karena tidak selamanya rencana yang kita buat berjalan dengan mulus. Iya, itulah lika-liku kehidupan setiap rumah tangga.
"Abi, aku berharap Marisa gak akan datang lagi dan ganggu keluarga kita,"kata Syarah.
"Kita gak usah pikirin Marisa lagi, Umi. Kalau pun Marisa datang dan buat kekacauan sama kita lagi, kita bisa hadapin sama-sama. Asalkan rasa saling percaya ada di hati kita," timpal Adi sambil menatap Syarah dengan keyakinan.
Adi merangkul Syarah, dan berbisik pelan. "Gak usah di pikirin lagi, aku selalu ada buat kamu. Dari jauh atau pun dekat,aku selalu lindungin kamu."
Syarah tersenyum haru, air matanya keluar membasahi kedua pipinya. Dalam hati ia berharap agar suami tercintanya selalu melakukan hal yang sesuai dengan perkataannya. Sebagai seorang perempuan, sebuah omongan saja tidaklah cukup, Syarah juga butuh bukti dari perkataan suaminya.
"Umi jangan nangis," kata Adi sambil mengusap air mata Syarah.
"Aku gak nangis ko, aku cuman terharu aja," ujar Syarah dengan lirih.
****
"Umi! Liat aku bawa apa?" tanya Adi sambil menyembunyikan sesuatudari balik punggungnya."Bawa apa sih emangnya? Coba aku liat!" timpal Syarah yang mencoba mengambil sesuatu yang berada di balik tubuh Adi.
Adi menghindar dari Syarah, menangkap pergelangan tangan kiri Syarah dengan tangan kanannya. "Tapi ada syaratnya!"
Syarah mengerucutkan bibirnya dan mengangguk. "Apa Syaratnya?"
Adi menunjuk pipi kanannya sambil menatap Syarah dengan jahil. "Cium pipi aku dulu, baru aku kasih hadiahnya ke kamu."
Syarah sedikit menjinjitkan tubuhnya dan mencium pipi Adi. "Itu udah!"
"Tadahhh..." Adi menyerahkan tas backpack transparan yang terdapat kucing betina dengan warna abu-abu dikeseluruhan tubuhnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta Yang Halal
Teen FictionSeperti surah An-Nur ayat 26 yang berarti : "Wanita-wanita yang baik adalah untuk laki-laki yang baik dan laki-laki yang baik adalah untuk wanita-wanita yang baik pula" Di Tribun sekolah, Raihan dan Rahma saling berhadapan. Gadis itu dengan...