"Syar, aku mau jemput Kak Aisyah dulu, ya." Adi berpamitan dengan Syarah.
"Ya udah, kamu hati-hati di jalan," kata Syarah.
"Assalamualaikum."
"Waalaikumsalam."
Setelah mengantar Adi pergi, Syarah kembali masuk ke dalam kamar rawat anaknya. Kholifah masih tidur, karena Dokter Arya sengaja memberikan obat penurun demam dengan dosis yang tinggi. Melihat Kholifah yang terbaring lemah di rumah sakit, membuat Syarah tidak kuasa menyempatkan waktunya untuk makan. Syarah sama sekali tidak nafsu makan, karena terlalu fokus menjaga Kholifah dan ini sudah jelas membuat Adi ikut khawatir.
"Permisi, Bu Syarah. Ini sarapannya, saya diminta Dokter Adi untuk mengantarkan pesanan ke sini," ucap pelayan kantin di rumah sakit. Syarah mengangguk dan berterima kasih pada pelayan wanita itu.
"Jangan lupa dihabiskan sarapannya, saya permisi," pesan pelayan itu dengan sopan.
Syarah mengambil piring yang berisi roti bakar pisang itu, lalu mulai menggigit sebagian kecil nya. Pelayan kantin tadi sudah diberi amanah oleh Adi, jadi Syarah juga harus amanah dengan pesan suaminya. Syarah harus mempunyai daya tahan tubuh yang kuat, jika ingin menjaga dan merawat Kholifah. Jadi, ia tidak boleh sakit sebelum Kholifah sembuh.
****
"Kondisi Kholifah sekarang, gimana?" tanya Kak Aisyah sembari memasukan beberapa pakaian salin untuknya.
"Masih belum stabil, Kak. Suhu tubuhnya juga belum turun dari semalam," jawab Adi.
Jarak rumah keluarga Adi dari rumah sakit tidak terlalu jauh, hanya butuh waktu tiga puluh menit, mereka sudah sampai di rumah sakit. Kak Aisyah dan Adi turun bersama setelah memakirkan mobil di tempat khusus mobil Dokter. Adi jalan lebih dulu untuk memberitahu Kak Aisyah letak ruang rawat Kholifah. Kak Aisyah hanya mengikuti langkah Adi dari belakang, sungguh rasanya ia tidak sabar untuk melihat keponakan dan adik iparnya itu. Sejak tadi malam Kak Aisyah sangat khawatir.
"Assalamualaikum," sapa Kak Aisyah yang baru saja datang, lalu memeluk Syarah.
"Waalaikumsalam, Kak Aisyah," Syarah balas menyapanya.
Setelah memeluk Syarah, Kak Aisyah mendekat kearah Kholifah, "Sayang, cepat sembuh, ya."
Adi mendekat kearah Kak Aisyah, "Kak, tolong jagain Kholifah sebentar. Aku mau bawa Syarah keluar dulu, ada yang mau aku omongin ke Syarah."
Kak Aisyah menoleh sejenak, "Ya udah, kakak jagain ko anak kamu."
Adi langsung menarik pergelangan tangan Syarah, dan membawanya ke taman rumah sakit. Syarah hanya menurutinya saja, terkadang suaminya ini selalu membuat dirinya terkejut. Bagi Adi, sesuatu yang mengejutkan adalah tindakan yang sangat romantis. Hal ini sering sekali Syarah alami, ia sering kali memiliki rasa malu dan terharu pada suaminya.
"Syar, ada sesuatu yang mau aku omongin ke kamu," tukas Adi.
"Ya udah, tinggal ngomong aja ko," seru Syarah.
Adi mengangguk, dan mulai bercerita, "Syar, kemarin malam itu ada orang yang aku gak kenal datang malam-malam ke ruangan aku. Aku pergi ke ruangan buat temuin orang itu, nama dia Ferdi dan dia kenal sama kita."
"Trus?" tanya Syarah yang semakin penasaran.
Adi menggenggam tangan kiri Syarah, "Dia mau ajak kamu buat kerja sama, lebih tepatnya sih istrinya itu yang mau ajakin kamu kerja sama."
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta Yang Halal
Roman pour AdolescentsSeperti surah An-Nur ayat 26 yang berarti : "Wanita-wanita yang baik adalah untuk laki-laki yang baik dan laki-laki yang baik adalah untuk wanita-wanita yang baik pula" Di Tribun sekolah, Raihan dan Rahma saling berhadapan. Gadis itu dengan...