Saat ini, Zheina dan Devin berada di dalam Mobil, menyusuri jalanan Ramai. Tadinya, Zheina ingin membeli makanan karena Bunda dan Ayahnya belum pulang. Sedangkan Rano malah pergi dengan teman temannya.
Saat ingin pergi, entah darimana Devin mengetahuinya dia menawarkan, lebih tepatnya sih memaksa Zheina untuk membeli makan bersama sama.
Zheina ingin memakan Sup Kerang dan beberapa makanan khas pedagang kaki lima. Lah Devin? Ia menolak ajakan Zheina. Devin mengajak Zheina pergi ke Restorant mahal dengan semua makanan lengkap yang tersedia. Zheina menolaknya!
Jadilah mereka berdebat antara pergi ke Restorant atau membeli makanan dipinggir jalan saja?"Emang kenapa sih kalo di pinggir jalan? Mentang mentang orang kaya"
Devin menghembuskan nafas kasar " Bukan gitu Zhei, Tapi kan orangnya jualan dipinggir jalanan. Kena debu debu, asap gitu kan. Nggak steril"
Zheina menoleh kearah Devin
"Maksudnya kotor gitu? Iya?""Mungkin, bisa bisa ntar kan jadi penyakit Zhei"
"Kalo jadi penyakit kenapa aku masih idup?"
Skakmat!
"Lagian nggak praktis juga. Mending ke Restorant aja kerangnya udah kupas semua, tinggal makan. Disana juga kamu mau makanan apa aja pasti tersedia"
Zheina memalingkan muka dari Devin " nggak enak. Kalo ngupas langsung dari jari kan lebih kerasa enaknya Dev. Lagian mahal, makanannya aja sama tapi harganya beda."
"Tapi kalo ngupas sendiri mau kuku kamu ikutan ngelupas? Sakit entar. Mending makan yang langsung jadi aja"
"Sayang, kok gitu sih? Kamu udah nggak sayang sama aku ya? Cuma makanan aja kamu nggak mau nurutin aku sih. Jahat tau nggak kamu, Sayanggggg"
Sial! Zheina tau saja jika sudah begini Devin tidak bisa menolak ajakan Zheina.
"Iya iya! Kita cari tukang jualan Sup Kerangnya. Sekali aja! Besok besok nggak boleh makan dipinggir jalan lagi"
"Makasihhh! Kamu baik dehhh jadi makin Sayang" tadinya sih Zheina ingin meralat perkataan Devin tapi ya sudah lah. Daripada ia tidak jadi makan. Kan rugi!
'Dasar Mulut Buaya!' Devin mendengus dalam hati
Zheina menatap keluar jendela, dengan senyum tak pudar dari wajah cantiknya.
"Itu! Sebelah situ ada penjual Sup Kerangnya!" Zheina menepuk lengan Devin yang masih berada disetir Kemudi. Mendengar teriakan Zheina, Devin memberhentikan mobilnya. Memarkirkan dengan benar. Lalu mereka turun
"Ayo" Zheina menarik Devin agar lebih cepat, pasalnya Devin membuat gerakannya lambat dengan wajah sulit diartikan. Lebih ke wajah malas dan khawatir sih,
"Supnya dua, sama es jeruk yah pak" Zheina memesan kepada penjualnya yang diacungi jempol
"Duduk, jangan berdiri aja"
Zheina dan Devin duduk. Menantikan pesanan mereka."Kalo gitu, mending kita kerumah aku, biar aku suruh Chef Cesar masakin beginian. Malah lebih enak , praktis, murah, steril, terjamin lagi" Devin berbisik pada Zheina. Takut jika dia berbicara seperti biasanya, pedagang disini akan mendengar dan tersinggung,
"Diem! Mending makan aja. Lagian ngapain ke rumah kamu cuma buat makan Sup kerang doang? Kamu kira aku pengemis!" Zheina memekik pada Devin agar diam dan memakan Sup Kerangnya saja.
Devin melihat Zheina mengupas dan memakan Kerang itu dengan nikmat. Devin melihat mangkuk Kerangnya, masih utuh tak tersentuh.
"Makan, kok diem aja sih. Mubazir!" Zheina menunjuk Mangkuk Devin dengan dagunya.

KAMU SEDANG MEMBACA
My Perfect Bad Boy
Teen Fiction0824xxxxxxx "Sekarang , besok dan seterusnya Lo akan selalu jadi MILIK GUA!!" Pacar gue maksudnya " Zheina Nemea Geryeon. Hidupnya berubah 100% karena sebuah pesan masuk itu. Devin Alexi Deineira. Anak pebisnis kaya raya. Perfect Bad Boy adalah jul...