8. Pertemuan

64 16 1
                                    

Setelah tiga hari Dini mengikuti kegiatan MPLS yang menurutnya sangat melelahkan, akhirnya hari ini dia bisa duduk tenang untuk menunggu guru sekaligus wali kelas nya memasuki ruang kelas

Sudah 5 menit setelah bel masuk, tapi belum ada tanda-tanda guru yang akan memasuki ruang kelasnya. Kayla sibuk dengan musik yang ada diponselnya dan teman satu kelas lainnya sibuk dengan kegiatan masing-masing.

"Butuh waktu berapa lama lagi nih guru dateng anjir." keluh Keyla yang sepertinya sudah mulai bosan menunggu.

"Sabar Kay"

"Din, Syifa wa gua nih." Yah, meski baru kenal dengan Syifa tapi Kayla mampu berteman akrab dengan Syifa dan Kiya. Bahkan mereka sudah bertukar nomor telepon, dan sudah membuat grup pribadi.

"Wa apa dia?" Tanya Dini penasaran, sambil melihat kearah ponsel Kiya

"Kata dia 'walas lu siapa'."

"Gimana mau tau, orang daritadi nggak ada tanda-tanda guru mau mas-"

Tok tok tok

Terdengar ketukan pintu kelas, menghadirkan seorang perempuan paruh baya yang masih terlihat sedikit muda.

"Ini kelas 10 Mipa 3?" tanya perempuan itu

"Iya bu" Jawab sekelas dengan serempak.  Dan perempuan paruh baya yang tampak sedikit muda itu pun masuk.

"Selamat pagi semua"

"Pagi"

"Perkenalkan nama Ibu adalah Nizaitul nina, kalian bisa memanggil ibu dengan sebutan 'bunin'. Ibu disini sebagai wali kelas kalian. Dan maaf ibu agak terlambat, karena ibu bukan hanya megajar di SMA ini, ibu juga mengajar sekaligus jadi wali kelas di sekolah lain. Ibu harap kalian dapat memaklumi nya. Ibu disini mengajar mata pelajaran PPKN. Terima kasih" Ucap Bunin dengan panjang lebar

"Dia nafas nggak din?" tanya Kayla takjub pada Bunin karena berbicara panjang lebar tanpa jeda sedikit pun.

"Sstt" Dini meletakkan jari telunjuknya didepan bibir, untuk mengisyaratkan kepada Kayla agar dia diam dan tak banyak bicara.

Detik demi detik, perkenalan awal masuk kelas sudah selesai. Mulai dari memperkenalkan diri masing-masing sampai bermain game.

Bunin orang yang sangat cukup asik bagi Dini, walau terkadang bahasa yang diucapkan nya sungguh rumit dan sulit dimengerti. Tapi Dini berfikir ini masih awal, jika sudah beradaptasi pasti Dini juga Kelama-lamaan pasti akan mengerti.

💞💞💞💞💞💞💞💞💞💞

Waktu istirahat telah tiba, saatnya Dini dan kawan-kawan turun kebawah untuk pergi ke kantin. Kelas 10 memang berada di lantai paling atas yaitu lantai 3.

Sebenarnya Dini malas untuk turun kebawah, karena harus menuruni anak tangga dilantai 2 dan lantai 1. Belum lagi sering banyak kaka kelas laki-laki yang sering duduk ditangga dan menggoda adik kelas yang lewat.

"Mager gua digangguin kak Riski" Ucap Kiya yang sering digoda oleh Kak Riski anak kelas 11 Ips 2 lebih tepatnya adalah tetangga dia dirumah.

Dari jauh sudah terdengar canda tawa mereka yang membuat keempat manusia itu saling pandang.

"Syifa lu depan, gua belakang lu Dini belakang gua Kayla belakang Dini" Atur Kiya

"Kok jadi lu yang ngatur sih?" Ucap Syifa tak terima

"Udah ikut aja"

Mereka berjalan beriringan dan saat sudah sampai tangga itu semua orang yang ada ditangga melihat kearah mereka dan langsung terdiam.

Story of Andini (TAMAT) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang