Waktu ajaran tahun baru dimulai. Setelah tiga hari menjalankan mos (masa oriestasi siswa) akhirnya Dini bisa merasa bebas.
Sekarang Dini berada di kelas 7A. Dikelas itu banyak siswa yang berasal dari sekolah Dasar yang sama dengan Dini.
Saat itu Dini tertarik pada Vian teman SD Dini yang memang saat ini berbeda kelas.
Dini selalu memperhatikan Vian dari kejauhan tak mampu untuk menyampaikan perasaan nya.
Hanya dapat dituangkan lewat buku diary nya. Dini menuliskan tentang perasaan nya kepada Vian.
Disaat yang lain pergi ke kantin untuk jajan mengisi kekosongan perut, Dini hanya fokus pada buku diary nya.
"Din kamu nggak jajan?" Tanya Vivi teman sekelas sekaligus sebangku Dini.
"Nggak."
"Nulis mulu Din, nggak cape tuh tangan?" Celetuk Syifa
"Nggak, emang udah hobi."
"Paling juga nulis diary tentang Vian." Ejekan Kiya mampu membuat Dini malu.
Syifa dan Kiya salah satu teman baru Dini yang memang orang nya apa adanya.
Saat tau Dini menyukai Vian, Syifa dan Kiya semakin dekat dengan Dini. Karena waktu Mos mereka satu kelas dengan Vian.
Dan sekarang mereka paling hobi meledek Dini hingga dia salting. Kadang kejahilan mereka membuat Dini kesal, tapi tidak untuk membenci.
"Tau nggak kalian?" Tanya Syifa
"Apa?"
"Tuh Vian ke arah sini." tunjuk Syifa.
Dini, Vivi, dan Kiya menengok kearah yang dituju oleh Syifa. Seketika itu juga pandangan Dini tak teralihkan dari Vian.
"Ngga usah diliatin terus, nanti mata lu copot." Sindir Kiya sambil nenggol.
"Apasih Ki."
"Hahahaha. Udah udah makan cepetan." Suruh Vivi
***************
'Entah darimana perasaan ini timbul, aku tak tau. Yang aku tau saat ini adalah aku mengagumi mu.
Merasakan sesuatu yang tak pernah kurasakan sebelumnya, Perasaan ini sungguh beda dari bisanya.
Perasaan suka untukmu melebihi perasaan suka ku sebelum nya kepada orang lain.
Aku ingin mengatakan 'aku mengagumi' namun mengucapkan kata itu tak semudah membalikkan telapak tangan.
Aku hanya mampu menuliskan perasaan itu melalui buku ini. Berharap kamu dapat merasakan gejolak hati seseorang yang mengagumi mu.'
-Andini Fraeska
Andini menutup kembali buku diary nya dan menyimpan nya berdekatan dengan beberapa buku mata pelajaran nya yang tertata rapih diatas meja belajar.
Kebiasaan Dini sehabis belajar yah seperti itu. Menuliskan tentang perasaan nya kepada buku diary yang dia beli saat kelas 5.
Mamah nya masuk kedalam kamar Dini membawakan segelas susu. Rutinitas Dini sebelum tidur harus meminum susu sapi asli.
Melihat Anaknya sedang duduk dibangku meja belajarnya Sari menghampiri Dini.
"Belajar nya udah?" tanya Sari
"Udah Mah."
"Yaudah Minum susunya abis itu langsung tidur."
"Iya Mah."
Dini meminum susu yang Sari bawa sampai habis hingga tak tersisa sedikit pun.
Ia berikan gelas kosong itu kepada Mamahnya dan mengucapkan Terima Kasih.
"Yaudah mamah keluar yah."
"Iya."
Setelah Mamahnya keluar Dini berjalan kearah tempat tidurnya yang didominasi gambar hello kitty.
Dan ada banyak boneka hello kitty yang ada ditempat tidur Dini. Yah meskipun tak semuanya berbentuk hello kitty.
Dini mematikan lampu kamarnya dan mulai menutup matanya untuk tidur, karena besok dia harus melanjutkan aktifitas nya sebagai pelajar.
*********
"Ganiiiiii pikeeetttt!"
Suara Kiya memang sangat menggema, dia bisa mengalahkan suara toa masjid. Mungkin bisa terdengar sampe ke negara lain.
Dini, Syifa, dan Vivi hanya menutup telinganya mendengar teriakan Kiya yang tiap pagi mengucapkan 'Piket Piket Piket'.
"Nggak pernah abis tuh suara." dumel Syifa
"Kan diisi terus Syif." Jawab Vivi
"Pake bensin." celetuk Dini
"Hahahahaha." Tawa mereka pecah karena candaan itu.
Mereka asik-asik bercanda hingga tak sadar ada seorang dibelakang mereka yang mendengarkan candaan mereka.
Orang tersebut kelihatan seperti kesal menatap sinis seperti seorang pembunuh yang ingin menerkam.
"Gua denger." Ucap Kiya menghentikan tawa mereka
Mereka menegok bersamaan dan menyengir, mengangkat dua jari menandakan ampun pada Kiya.
👩👩👩👩👩👩👩👩👩
Holla gengssssss
I'am combek
Voment yah
Vote and commentFollow terus
@fitriyani122
@v3ynii122
KAMU SEDANG MEMBACA
Story of Andini (TAMAT)
Novela JuvenilWarna-warni pelangi selalu menghiasi hidupnya ketika ia berkenalan dengan sosok laki-laki sederhana. Banyak cara yang dilakukan laki-laki itu untuk membuat dirinya selalu tersenyum. Perlakuan yang diberikan laki-laki itu kepadanya ternyata ada maksu...