Setelah mengikuti beberapa tes akhirnya Dini diterima di sekolah Favoritnya. Sama seperti Dini, Syifa dan Kiya pun di terima di sekolah yang sama.
Dini mengambil jurusan Ipa, sedangkan Kiya dan Syifa memilih mengambil jurusan Ips karena tidak ingin ambil pusing di jurusan Ipa.
Hari ini adalah hari pertama Dini mengikuti MPLS (Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah) atau jaman dulu sering disebut dengan MOS.
Semua calon siswa/i SMAN Tunas Bangsa berkumpul di lapangan untuk mendengarkan amanat dari kepala sekolah.
"Untuk calon siswa atau siswi SMA Negeri Tunas Bangsa diharapkan berkumpul di lapangan, karena sebentar lagi upacara akan dimulai." Ucap sang ketua osis
Dini, Kiya, dan Syifa segera berjalan ke arah lapangan. Saat akan berjalan ke arah lapangan Dini berpapasan dengan dua perempuan anggota osis, Dini tau mereka anggota osis karena memakai almameter bertulisan 'Osis SMAN Tunas Bangsa'.
Dini tersenyum ke arah osis tersebut, namun hanya satu yang membalas senyuman Dini sedangkan yang satu lagi hanya membuang mukanya dengan jutek.
"Eh Din, osis nya songong banget anjir." Ucap Kiya
"Ah elah Ki, sekarang aja songong. Nanti juga pas udah mpls mereka pada tebar pesona." Ucap Syifa
"Iya lu bener juga Syif."
"Udah ah, ayok kelapangan udah ditungguin tuh." Ucap Dini, mengalihkan pembicaraan.
Mereka melanjutkan perjalanannya ke arah lapangan, walaupun sesekali Kiya sering mengumpat karena melihat kakak osis yang songong.
💢💢💢💢💢💢💢
Upacara sedang berlangsung dengan seperti biasanya. Dini melirik ke kanan kiri banyak murid yang sudah mulai gerah seperti pegal atau kepanasan, bahkan ada kaka kelas ada yang kipas kipas menggunakan topi.
Meskipun kepergok berkali-kali oleh osis, kakak kelas itu tetap saja berkipas dengan topinya. Tak lupa Dini pun melirik ke arah Syifa dan Kiya.
Sama hal nya seperti yang lain, Syifa dan Kiya pun merasa panas karena harus mendengarkan sambutan dari kepala sekolah.
Terlihat jelas dari rawut wajah Kiya, Kiya benar-benar kesal karena harus terus berdiri dibawah sinar terik matahari dan mendengarkan Kepala sekolah berbicara yang entah kemana itu ucapan.
"Bisa nggak sih dipercepat." dumel Kiya
"Tau, lama banget." Sambung Syifa
"Nggak ada yang ngobrol!" bentak Kakak osis yang berada di dibelakang untuk mengawasi murid-murid.
"Judes banget." Celetuk Kiya
"Sstttt."
Setelah lama berdiri akhirnya mereka bisa duduk dibawah pohon rindang yang adem tanpa harus terkena sinar teriknya matahari.
Mereka sedang asik mengobrol tiba-tiba ada seorang gadis menghampiri mereka. Gadis yang cantik, kulitnya yang putih dan rambutnya yang panjang se-ketiak dan dibiarkan terurai.
"Hay. Boleh gabung nggak?" Tanya gadis itu
"Iya, gabung aja." Jawab Syifa
"Makasih. Eemm nama kalian siapa?"
"Gua Syifa. Yang lagi cemberut karena kepanasan ini namanya Kiya dan yang lagi sibuk sama tulisanya itu Andini panggil aja Dini." Jelas Syifa
"Oh. Nama gua Kayla" Sambut gadis itu dengan senyum yang lebar
"Oke, salam kenal Syifa, Kiya, dan juga Dini." lanjutnya
Dini hanya tersenyum ke arah Kayla. Memanglah seperti itu kebiasaan Dini, ia tidak pandai bergaul dengan orang yang baru di kenal.
Karena dirinya merasa, jaman sekarang susah nyari temen yang bener-bener temen. Kebanyakan sekarang temen tapi nikung, temen susah kesini senang kesana dan yang lainnya.
"Oh iya Kay, lu tau osis yang lagi berdiri deket tiang bendera itu ngga?" Tanya Syifa
"Oh itu, namanya Kak Aldi. Dia ketos disini. Kakak gua aja suka sama dia, cuma yah gitu deh." Ucap Kayla
"Kenapa?" Penasaran Kiya
Dini yang semula sibuk dengan diary nya. Entah menulis apa di buku diary nya itu, mengentikan kesibukkan nya karena penasaran dengan jawaban Kayla.
"Kalo lu ngedeketin dia, siap-siap aja deh digantungin." Frontal Kayla
"Kakak gua aja deket sama dia, tapi nggak pernah dikasih kepastian." Lanjut Kayla
"Parah banget." Ucap Dini
Tak sengaja Dini melihat ke arah Kak Aldi yang sedang berdiri sambil mengobrol dengan temannya. Ternyata, Kak Aldi pun melihat ke arah Dini.
Kak Aldi tersenyum ramah ke arah Dini, namun entah setan darimana Dini malah memalingkan wajahnya ke arah lain. Saat memalingkan wajah ke arah lain, Dini malah menemukan sosok Vian.
"Tapi nih yah. Kalo dia udah sayang sama satu cewe, dia ngga bakal lirik cewe manapun." Jelas Kayla
"Udah-udah. Kok jadi nge-gosip ketua osis sih?" Tanya Dini
"Yah Dini, lagi asik tau nge-gosip." Keluh Kiya
Mereka ber-empat berbincang-bincang dengan santainya, seolah mereka sudah mengenal satu sama lain.
Pemikiran Dini tentang Kayla ternyata salah, Kayla gadis yang pandai bergaul. Kayla juga gadis cantik yang asik untuk dijadikan teman mengobrol.
Meskipun rawut wajahnya seperti orang yang judes tapi ternyata kebenarannya adalah Kayla gadis yang suka membuat lelucon.
"Hai adik-adik. Ngobrol nya udah dulu yah, sekarang waktunya kalian cari kelas." Ucap Kak Meri
"Kok udah di bagi kelas aja kak?" Tanya Kiya
"Iya. Biar nggak puyeng gurunya mikirin pembagian kelas lagi, hehehe" Celetuk Kak Meri
"Oke."
"Oh iya, Kelas 10 MIPA di sebalah kanan dan kelas 10 IPS di sebalah kiri yah." Jelas Kak Meri
"Siap kak." Jawab mereka serempak
Ternyata Kak Meri adalah Osis yang tadi bertemu dengan Dini dan tersenyum ke arahnya, Kak Meri Osis yang lucu dan baik.
💫💫💫💫💫💫💫💫💫💫💫💫
Hay hay hay. Halluuuuuuuuu
Next Jangan nih?
Comment yah, jangan lupa juga Vote.
Jangan bosen-bosen yah baca cerita Author.
See you,
Author.
KAMU SEDANG MEMBACA
Story of Andini (TAMAT)
Novela JuvenilWarna-warni pelangi selalu menghiasi hidupnya ketika ia berkenalan dengan sosok laki-laki sederhana. Banyak cara yang dilakukan laki-laki itu untuk membuat dirinya selalu tersenyum. Perlakuan yang diberikan laki-laki itu kepadanya ternyata ada maksu...