bagian 21.

25 9 0
                                    

Dini keluar dari kamar mandi dan masih dengan handuk yang berada dikepalanya. Handuk dikepalanya digunakan agar rambutnya yang basah cepat keringg. Meraih ponsel yang berada ditempag tidur, beberapa notif pesan dari Eza yang belum sempat ia bales karena sedang mandi dan juga beberapa notif dari teman-temannya.

Dini mulai membalas satu persatu notif tersebut, tapi tidak semuanya dibalas karena ada beberapa yang tidak begitu penting. Dini teringat kejadian tadi siang saat pulang sekolah, tentang Kiya. Langsung saja tanpa banyak fikir Dini mengirimkan pesan untuk Kiya.

'Andini'
Ki? -
Lo gapapa kan? -
Gua liat lo tadi nangis diparkiran -
Belum sempet gua nyamperin lo, jemputan gua dateng
Plis ki bales -

Pesan yang dikirimkan Dini untuk Kiya belum terbalas, pemberitahuan yang tertera dilayar ponsel Dini ceklist dua abu-abu itu tandanya pesan sudah terkirim namun belum terbaca, Dini sabar menanti jawaban pesan dari Kiya. Yang saat ini dirasakan Dini adalah khawatir pada Kiya, karena jelas-jelas Dini melihat Riski membantingkan sweater dihadapan Kiya seperti orang yang sedang sangat marah.

Rasanya ingin sekali Dini memberitahukan kepada Kayla dan Syifa, Dini sudah berniat namun niatnya diurungkan kembali. Ia takut Kiya akan marah jika membeberkan kejadian tadi, Dini hanya bisa menunggu keputusan dari Kiya nantinya saja, karena ini masalah Kiya. Dini juga takut jika ia memberitahukan nya kepada Kayla dan Syifa, itu justru hanya akan membuat Kiya tersinggung.

Lima belas menit berlalu, namun Kiya belum membalas pesan yang dikirimkan Dini, ini hanya semakin membuat Dini khawatir apakah Kiya baik-baik saja atau tidak. Dini meletakkan kembali ponselnya diatas kasur, tapi tidak lama kemudian terdengar suara notif dari ponselnya.

'Kiyaa'
- I am fine:)
- gua gapapa din, lo tenang aja

Membaca balasan pesan dari Kiya, Dini hanya bisa pasrah. Itu bertanda bahwa Kiya memang belum siap untuk menceritakan apa yang sedang terjadi pada dirinya. Dini kembali meletakan ponselnya diatas kasur, tanpa membalas pesan Kiya terlebih dahulu. Duduk dibangku meja belajar dan mulai membuka beberapa buku mata pelajaran untuk materi besok disekolah.

🔜🔜🔜🔜🔜🔜🔜🔜🔜

Hari ini disekolah free class, seperti biasanya untuk mengisi waktu luang kegabutannya Dini membaca novel yang sering di bawanya. Kayla yang duduk disebelahnya mendesis sebal karena bosan melihat Dini yang selalu membaca, membaca, dan membaca.

"lu enggak ada kegiatan lain apa din?"

Dini menghentikan sejenak aktivitas nya, dan melirik kearah Kayla, "kenapa?"

"gua bosen ngeliat lu tiap hari baca terus, nggak sakit tuh mata?"

"gua yang ngejalanin kok lu yang bosen" jawab Dini agak dingin sambil tetap matanya terfokus ke buku novel yang berada ditangannya.

Kayla menarik novel dari tangan Dini, belum sempat Dini merebut kembali Kayla sudah terlebih dahulu menutup novelnya dan meletakkannya di kolong meja, Dini hanya pasrah, "oke, jadi gua harus apa?" tanya Dini sambil melepas kacamatanya

"Eza nganterin lu sampe rumah kan?"

"iya"

"dia enggak macem-macem kan?"

"engga"

"selama diperjalanan lu ngobrol?"

"engga"

Kayla menghela nafasnya dengan kasar dan membenarkan posisi duduk Dini yang semula menyamping kini menjadi berhadapan dengan Kayla, "gua serius nanya Din"

Story of Andini (TAMAT) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang