Dini, Kiya, dan Syifa saat ini sedang berada di rumah Kayla. Ya, Kayla hari ini tidak masuk sekolah, setelah kejadian semalam yang menimpa Kayla pagi nya ternyata Kayla demam dan suhu badannya pun tinggi jadi karena itu hari ini Kayla absen untuk beberapa hari kedepan.
Saat ini mereka sedang berada dikamar Kayla, berbincang-bincang dan tidak lupa pula Kayla bercerita tentang kejadian semalam kepada ketiga sahabatnya itu.
"hahaha mampus kan lu, lagian sih suka sosoan di sekolah nantangin mba kunti di samperin auto demam kan lu sekarang" Ledek Kiya sambil memakan kacang yang tersedia disitu, yang disiapkan ibu Kayla tadi saat mereka masuk ke kamar Kayla.
"tapi yang anehnya, kok mba kuntinya loncat?" tanya Kiyya yang kebingungan
"au ah jangan dibahas."
"gua fikir cewek tomboy kayak lu bakal ngajak tuh mba mba kunti berantem,—— eh taunya baru juga mba kuntinya nampakin diri, lu-nya malah pingsan duluan." timpal Syifa yang duduk disebelah Kayla sambil meletakkan ponselnya ke atas meja.
Kayla masih duduk termenung memaju-mundurkan badannya sambil memeluk bantal berbentuk buah semangka dan tak lupa dengan jari telunjuk yang sedang di gerogotinya.
Ponsel Dini tiba-tiba bergetar ada notifikasi masuk membuat ia mengalihkan pandangannya, Dini membuka notifikasi tersebut dan ternyata itu dari Eza. Laki-laki yang akhir-akhir ini sering sekali dipikirkan nya.
'Kak Eza'
Dimana?'Andini'
Dirumah Kayla'Kak Eza'
Masih lama?'Andini'
Mungkin'Kak Eza'
Yaudah nanti kalo udah pulang kabarin ya'Andini'
Iya'Kak Eza'
Sun jauh dulu sini😘😘😘Dini terkekeh membaca balasan chat terakhir dari Eza, tapi tak berniat untuk membalas. Kiya yang memang duduknya berhadapan dengan Dini mengkerutkan keningnya tatkala melihat Dini tersenyum sendiri saat memainkan ponselnya.
Seolah sedang memikirkan sesuatu, senyuman devil tercetak di mulut Kiya seolah ia sudah tau apa yang harus dilakukan nya saat ini. "iya tau iya yang lagi chattan sama kak eza"
Kiya mulai melancarkan aksi kejulidannya itu."julid lo Ki." Ucap Dini sambil memasukkan ponselnya kedalam saku bajunya
"kenapa kak riski mau sih sama cewe julid kayak lu?" mendengar pertanyaan Syifa yang pada dasarnya bertujuan mengejek Kiya, muka Kiya langsung panas dan bersiap untuk melempar kulit kacang ke arah Syifa.
"karena Kiya cantik. Iya kan Ki?" baru saja Kiya akan melempar kulit kacang ke muka Syifa tapi niatnya dia urungkan saat mendengar ucapan Kayla,"tapi sayang julid" lanjutnya
"hahahaha" tawa ketiga sahabat Kiya
"yeuh sama aja lo semua" Pundung Kiya, lalu mengambil ponselnya mengecek apakah Riski memberikan kabar padanya atau tidak.
"cowo tuh sama aja, dikasih hati minta ginjal." Kiya melempar ponselnya ke atas karpet
"sabar Ki, mungkin lagi maen." Syifa mencoba untuk memberikan pengertian pada Kiya. Karena diantara ketiga sahabat nya, hanya Syifa yg mampu membuat semuanya mengikuti ucapannya.
"iya gua sabar"
*************
Eza keluar dari kamar mandi setelah selesai membersihkan dan menyegarkan badannya setelah seharian sparing futsal dengan teman-temannya. Ia menggantungkan kembali handuknya ketempat semula, lalu mengambil ponselnya yang tergelatak diatas kasur ranjang nya.
Ini sudah pukul 19.00, Eza teringat bahwa tadi sebelum pergi sparing futsal ia sempat chattan dengan Dini dan menanyakan Dini sedang berada dimana. Dan sekarang sudah pukul 7 malam, Eza membuka aplikasi chat dan ingin menanyakan apakah Dini sudah pulang atau belum. Namun niatnya ia urungkan takutnya mengganggu Dini yang saat ini sedang belajar.
Pintu kamar Eza terbuka, menampakkan dua sosok makhluk hidup yang selalu mengganggu nya dimalam hari jika tidak datang secara langsung maka kedua sosok tersebut akan menganggunya lewat grup pribadi. Siapa lagi kalo buka sahabatnya yaitu Riski dan Jaye.
Jaye adalah sahabat Eza dan Riski disekolah, namun karena Jaye memiliki prestasi dibidang pencak silat maka dari itu ia jarang terlihat disekolah karena harus mengikuti kejuaraan-kejuaraan. Bisa terhitung berapa kali Jaye masuk sekolah dalam satu bulan.
Mereka berdua menghampiri Eza yang sedang duduk diatas ranjang, dan meloncat secara bersamaan sehingga menimbulkan bunyi ranjang.
"Nggak latihan buat kejuaran pencak silat lu Jay?" Tanya Eza spik-spik, tetapi fokusnya tetap ke ponsel padahal tidak ada apa-apa di ponselnya.
"Pending dulu buat beberapa bulan kedepan."
"kenapa?"
"ngasih kesempatan buat junior-junior gua kasian kalo gua terus yang ikut kejuaraan, nanti yang ada gua malah makin famous." dengan PD-nya Jaye mengucapkan itu sambil berlaga sok keren.
"najis!" Celetuk Riski yang sedang berbaring di kasur Eza sambil mengotak-ngatik ponselnya
"iri aja lu bambang" balas Jaye pada Riski.
Eza dan Riski sibuk dengan ponsel masing-masing nya, menyisakan Jaye yang sedang celingak-celinguk. Jaye celingak-celinguk bukan berarti tidak punya ponsel, hanya saja ponselnya sedang dingin karena tidak ada yang chat.
Jika ada pertanyaan 'Kenapa nggak main game?' maka Jaye akan menjawab 'anti nge-game. Daripada nge-game mending gua latihan, nge-game posisi nya disitu-situ doang nggak ada gerakkan badan, nggak sehat. Paling tangan doang yg gerak, sehat nggak keriting iya tuh tangan'.
"Za, promot nomor gua dong di wa story lu. Kontak gua dikit nih, gegara ke restart." mendengar ucapan Jaye, Eza langsung menyodorkan ponselnya dan memberikan ponselnya pada Jaye. Jaye menerimanya dengan antusias dan segara membuka aplikasi WA.
Yang dilakukan Jaye pertama adalah berselfie lalu memasukan caption nomor hp dengan kata-kata 'join yuk, orang ganteng nih. Jomblo juga kok, minat? Chat ke nomor yang sudah tertera ya' lalu mengirim ke status WA Eza.
Sebelum keluar WA, Jaye melihat chat perempuan paling atas dan diberi tanda 'sematkan'. Karena keisengan Jaye muncul akhirnya ia membuka chat tersebut dan membaca chat Eza dengan perempuan itu.
"wuih Andini siapa nih——cewe baru lu ya Za?" tangan Jaye, terus bergerak kebawah membaca isi chat antara Eza dengan Dini.
Eza yang semula sibuk dengan laptop yang ada dipangkuannya, harus menggeser laptop dari pangkuannya dan merebut ponselnya dari tangan Jaye.
"Jail amat sih, baca-baca isi chat gua sama cewek" Eza membuka kembali chat nya dengan Dini, takut saja Jaye tiba-tiba nge-bajak dengan mengirimkan pesan-pesan aneh pada Dini.
"cewek mana lagi nih?"
"cewek yang pernah gua kasih tau Jay, yg dijadiin bahan taruhan." Riski ikut nimbrung dan membalas pertanyaan Jaye walaupun fokus matanya tetap ke ponselnya
"Jahat lo Za, kena karma baru tau rasa."
"Yah karma, tinggal nikmatin aja ye ga Ki? Ahahaha" Eza mengangkat tangannya kearah Riski agar Riski membalas dan mereka bertos ria.
"lu berdua ya, sama aja. Kalian jahat sama aku mas."
🍒🍒🍒🍒🍒🍒🍒🍒🍒🍒🍒
Next? Nextt dund wkwkwk
Jangan lupa vote and comment.
Tolonglah yah apapun yang kalian rasakan tolong komen walaupun cuma satu kata author sangat berterimakasih.
Jangan lupa fallaw juga
KAMU SEDANG MEMBACA
Story of Andini (TAMAT)
Teen FictionWarna-warni pelangi selalu menghiasi hidupnya ketika ia berkenalan dengan sosok laki-laki sederhana. Banyak cara yang dilakukan laki-laki itu untuk membuat dirinya selalu tersenyum. Perlakuan yang diberikan laki-laki itu kepadanya ternyata ada maksu...