"Jadi udah dua hari ini Kak Eza chat lu dan selalu ngasih perhatian?" Tanya Syifa
Setelah memikirkan matang-matang, akhirnya Dini memberitahu kepada Kayla, Syifa, dan Kiya mengenai Eza yang terus mengirimkan pesan padanya dan selalu memberikan perhatian lebih layaknya seorang kekasih.
"Iya. Gua bingung sama dia, di bilang suka tapi dia nggak pernah ngungkapin, dibilang nggak tapi selalu ngasih perhatian lebih"
"Mungkin dia belum mau bilang, siapa tau dia juga butuh waktu. Lagian baru dua hari juga kan?"
"Nih yah Din, lu harus hati-hati sama kak Eza. Yang gua denger dari kakak gua nih——kak Eza tuh tipe-tipe cowo yg suka php'in cewe" samber Kayla yang tiba-tiba duduk di hadapan Dini
Dini terdiam sejenak dan mencerna ucapan Kayla mengenai Eza. "Yeh sotoy banget sih lu" omel Kiya pada Kayla sambil melempar kulit kacang.
Tak terima dilempari kulit kacang Kayla pun balik marah dan melempar kulit kacang kepada Kiya. "Eh santai dong Ki."
Dan akhirnya terjadilah aksi lempar melempar kulit kacang yang terjadi antara Kiya dan Kayla, sehingga membuat keributan didalam kelas. Ditambah lagi suara Kiya yang super nyaring jika sedang berteriak, siapa pun yang mendengar teriakan nya dijamin kotoran dalam telinga pasti akan langsung keluar.
"Lu berdua kayak bocah tau nggak sih!" bentak Syifa kepada Kiya dan Kayla yang sedang bertengkar.
"Yaudah sih maap." ucap Kiya dengan memasang mimik muka yang kesel dan bibirnya cemberut.
Syifa melihat rawut wajah Dini yang bingung soal hati dan perasaannya terhadap Eza, ditambah lagi dengan pernyataan Kayla yang menyebutkan bahwa Eza tipe laki-laki yang suka php, "Yah kalo menurut gua sih Din, lu tuh kudu tiati aja dulu—jaga-jaga gitu maksud gua." Syifa memegang pundak Dini, sambil memberikan sebuah saran kepada Dini.
"Jaga-jaga, lu kira si Dini satpam" celetuk Kayla kepada Syifa
"Yeh kodok. Maksud gua gini, lu tadi bilang kan kalo kak Eza suka php'in cewe gitu, nah gua ngasih saran buat Dini biar dia tuh jangan terlalu baper dulu sama sikap kak Eza yang suka ngasih perhatian lebih ke dia, boleh lah kayak misalnya lu respon chat dia tapi tetep sama pendirian lu kalo lu nggak boleh jatuh terlalu dalem dulu. Begindang maksud gua" Jelas Syifa kepada Kayla yang diberi penjelasan hanya menganggukan kepalanya tanda mengerti.
"O———bulet" ucap Kiya, kembali ikut nimbrung setelah kekesalannya tadi
"Garing lu Ki" Celetuk Kayla dan makin membuat Kiya kesal tak ingin bicara lagi.
"Jadi gimana Din?" Tanya Syifa
"Gua ikutin alur aja deh, gimana kedepannya yah gua ikutin jalan yang ada sekarang aja. Tapi gua tetep ikutin nasihat lu kok, gua bakal tetep jaga-jaga" Ucap Dini setelah sekian lama tak terdengar suaranya.
"Bagus deh kalo gitu. karena disini kita cuma bisa kasih masukkan ataupun pilihan, kita nggak bisa maksa lu buat ikutin apa kata kita karena ini jalan hidup lu." Semasa hidupnya mengenal Kayla, baru kali ini Syifa mendengar Kayla berbicara layaknya seorang yang benar-benar bijak.
"Tumben bijak?" tangan Syifa memegang kening kayla, tanda dia sedang mengejek Kayla.
"Bijak diomong nggak bijak diomong" ucap Kayla dengan nada malas
Dini hanya tersenyum melengkungkan bibirnya dan tak sengaja melirik ke arah Kiya, "loh Ki kok diem aja sambil cemberut pula, kenapa?" Tanya Dini pura-pura tak tau apa yang terjadi pada Kiya dan Kayla.
"Au ah, bete gua"
"Elah Ki, gitu aja baper. Yaudah maapin gua kan canda doang Ki, maapin yah" Kayla meminta maaf sambil membujuk Kiya agar mau memaafkannya.
"Iyaiya dah, temen lagi nih?"
"Iya, kita temenan lagi semuanya yeay" Ucap Kayla dengan girangnya saat permintaan maaf nya di terima oleh Kiya.
"Emang sejak kapan kita musuhan, lu berdua aja tuh yang suka mempermasalahkan hal kecil." Celetuk Syifa kepada Kayla dan Kiya, membuat mereka berdua terbungkam dalam diam.
→_→→_→→_→→_→→_→→_→
Asap rokok menyelimuti udara belakang kantin yang terletak diluar pagar sekolah, tempat tongkrongan para pelajar SMAN Tunas Bangsa atau sebut saja masis. Setiap jam pulang sekolah banyak siswa yang berkumpul disana untuk merokok ataupun hanya untuk sekedar berbincang-bincang saja.
Salah satu nya Eza and the geng. Setiap selepas jam pulang sekolah Eza dan teman-temannya selalu berkumpul di belakang sekolah, dan tak lupa membeli sebungkus rokok lalu membaginya kepada yang lain. Karena yang paling utama dihidup mereka adalah solidaritas. Nggak solid? Yah dimusuhin.
"Za, lu serius nggak sih deketin Dini?" Tanya Riski dengan kepo, karena yang dia tau Eza tak pernah serius mendekati wanita. Eza mendekati wanita hanya untuk kesenangan pribadi dia saja, atau sekedar memberi harapan palsu pada sang wanita.
Mendengar pertanyaan Riski mengenai keseriusannya, Eza melirik sekilas ke arah Riski lalu menghisap batang rokok yang dicapit oleh jari tengah dan jari telunjuknya lalu mengeluarkan asap rokok dari mulutnya."Ditanya serius atau nggak, kayak nya sama kayak yang sebelumnya deh. Cuma sementara doang" Eza mulai membuka suara dan menjawab pertanyaan Riski.
"Mau sampe kapan gini terus?"
"Sampe gua nemuin cewe yang bikin gua nggak berpaling dari dia" Dengan santai nya Eza menjawab pertanyaan Riski tanpa memikirkan akibatnya.
"Kalo Dini cewe yang lu maksud gimana?"
"Nggak mungkin. Cewe kayak Dini tuh digombalin satu kali aja dia bakal luluh."
"yeh lu jangan bilang gitu dulu dong, Nggak semua cewe gitu."
"sama aja, jaman sekarang susah nyari cewe yang bener-bener setia" Ucap Eza
"yah pas udah dapet malah lu selingkuhin."
"muka-muka Dini tuh sama kayak kebanyakan cewe lainnya."
"lu jangan langsung menyimpulkan kepribadian seseorang karena wajah dong,—gua rasa Dini nggak gitu. Justru yang gua bayangin dari Dini itu, bahwa lu yang bakal luluh karena dia. Karena yang gua liat Dini punya cara tersendiri buat bikin lu selalu ngerasa nyaman disamping dia"
Eza terdiam sejenak mencerna maksud dari kata-kata Riski barusan. Eza tau dirinya memang playboy sering membuat wanita baper, bahkan tak terhitung sudah berapa banyak wanita yang ia sakiti. Tapi untuk soal ini, apa benar dia akan luluh kepada Dini?
Riski tersenyum sambil memperhatikan Eza yang masih termenung memikirkan perkataannya barusan, "mau taruhan?" tawar Riski pada Eza.
Eza menengok ke arah Riski dan mengkerutkan keningnya, "taruhan apa?"
"Kita sama-sama punya jangka waktu satu bulan buat buktiin siapa diantara lu dan Dini yang bakal luluh. Kalo dalam satu bulan Dini yang luluh, itu tandanya lu menang dan kalo sebaliknya malah lu yang luluh, itu berarti gua menang. Gimana?"
Eza memikirkan matang-matang soal tawaran yang diajukan oleh Riski. Lalu Eza melemparkan senyum smirk ke arah Riski dan mengangguk, "oke, gua terima taruhan ini."
←_←←_←←_←←_←←_←←_←←_←←_←←_←←_←
Holllaaaaaa
Huffttttt
Yoyoyoyo jangan lupa vote dan koment yahh guyssss.
Salam
Author
KAMU SEDANG MEMBACA
Story of Andini (TAMAT)
Teen FictionWarna-warni pelangi selalu menghiasi hidupnya ketika ia berkenalan dengan sosok laki-laki sederhana. Banyak cara yang dilakukan laki-laki itu untuk membuat dirinya selalu tersenyum. Perlakuan yang diberikan laki-laki itu kepadanya ternyata ada maksu...