✂✂✂Seorang gadis tengah berjalan melewati seorang gadis yang menatapnya dengan kesal. Gadis itu semakin kesal kala sahabatnya malah berjalan melewatinya begitu saja. Dengan cengiran lebar, Ino kembali berjalan mundur dan menatap Sakura yang tampak kesal menatap tingkah lakunya.
"Pagi sayangku," sapa Ino tanpa rasa bersalah karena telah membuat sahabatnya menunggu lama.
"Kau tidak tahu-"
"Tidak, dan aku tidak mau tahu," potong Ino dengan senyuman menggodanya.
"Kau menyebalkan, Pig," gumam Sakura kesal. Mereka berjalan dengan santai di koridor kampus dengan Ino yang terus mengoceh menceritakan jika gadis itu bertemu dengan seorang senior tampan. Membuat Sakura mendengus mendengarnya.
"Akan aku adukan pada Sai nanti," ucapan Sakura malah membuat raut wajah Ino tampak sedih. Membuat Sakura mengernyit heran, "Kau kenapa?" tanya Sakura hati-hati.
"Sai akan pergi ke luar negeri untuk waktu yang lama, Forehead," jawab Ino dengan suara yang terdengar sekali bergetar. Mereka berhenti berjalan di koridor yang masih sepi.
"Dia ingin membangkitkan Perusahaannya yang sudah bangkrut di Belanda. Ia ingin membuktikan pada Ayahnya jika Sai bisa membuat perusahaan itu kembali berjaya. Tapi, dia lebih merelakan hubungan ku dan pergi ke luar negeri," jelas Ino yang mulai menitikan air matanya.
"Ino," panggil Sakura seraya mengambil sebelah tangan Ino. Memberi kekuatan pada sahabat geseknya itu.
Dengan sekali helaan nafas, gadis Yamanaka itu mengusap air matanya dan berusaha tersenyum, "Tapi aku akan tetap menunggu Sai-kun berapa tahun pun waktunya. Aku juga akan mengajakmu untuk mengunjungi Sai-kun, dan kau harus mau," ucap Ino yang membuat Sakura tersenyum ketika melihat keseriusan di mata Aquamarine sahabatnya.
"Asal kau yang membayarinya," sahut Sakura dengan senyuman yang membuat Ino mendengus.
Mereka pun kembali berjalan ke arah gedung yang sama namun berbeda fakultas. Sakura di fakultas Kedokteran, sedangkan Ino mengambil fakultas Ilmu Ekonomi.
"Temani aku ke club ya malam ini?" tanya Ino sebelum mereka berpisah di perempatan koridor yang mulai ramai karena beberapa mahasiswi memang hendak memasuki kelas mereka.
"Mau apa kesana?" tanya Sakura dengan ekspresi yang jelas sekali tidak suka.
"Refreshing," jawab Ino dengan menaik turunkan alisnya menatap sahabat pink-nya.
"Aku tidak janji," sahut Sakura yang membuat Ino mengangguk paham. Tentu saja karena Sasuke. Pemuda itu memang menjaga kekasihnya dengan sangat ketat. Sakura bahkan di haruskan pulang sebelum jam 8. Tapi jika bersama Sasuke sendiri, ia malah mengajak Sakura kemanapun dan mengembalikan Sakura jam berapapun.
Tapi Ino terkadang iri dengan sahabatnya itu, Sasuke tampak sangat perhatian dan penyayang jika bersama Sakura. Ia terus saja berdoa agar hubungan keduanya lancar. Ia hanya tidak ingin Sakura merasakan sakit hati. Ia tidak mau sahabatnya itu galau seperti yang ada di tv tv. Kan tidak lucu.
✂✂✂
"Astaga Teme, kenapa Sai tidak memberitahuku jika dia akan berangkat ke Belanda? Dasar, dia pikir aku ini apa?" dumel Naruto seraya melepas jas hitamnya dan di taruh sembarangan di sofa ruangan Sasuke.
KAMU SEDANG MEMBACA
LIVE COMPENION
Fanfiction[Sequel MY PERFECT BADBOY] END! "Sayang, tetaplah bersamaku. Jadi teman hidupku," "Aku mencintaimu, sayang,"