✂✂✂Sasuke menahan senyumannya ketika melirik sang istri yang tampak asik dengan salad buah yang berada di tangannya. Ia menghentikan mobilnya di lampu merah dan menyandarkan kepalanya pada sandaran kursi dengan onyx yang menatap istrinya intens.
"Kau mau?" tanya Sakura pada Sasuke.
Pemuda itu dengan senang mendekatkan dirinya dengan Sakura dan membuka mulutnya. Dahinya tampak mengernyit ketika merasakan betapa manisnya salad buah yang di makan Sakura.
"Jangan di makan, sayang. Itu terlalu manis," ucap Sasuke seraya menatap Sakura yang menatapnya seraya menghentikan aktivitasnya.
"Memang kenapa?" tanya Sakura pelan dengan raut wajah menggemaskan.
"Itu terlalu manis untuk mu. Gulamu bisa naik nanti," jelas Sasuke lembut, "Jangan di makan ya, kita beli lagi,"
"Tapi semua salad buah kan manis, Sasuke?" protes Sakura lirih.
"Kata siapa?" tanya pemuda itu setelah menjalankan mobilnya kembali dan tak lama kemudian mobil tersebut kembali berhenti di sebuah resto yang menjual salad buah.
"Sini," ucapnya seraya meminta salad buah yang di bawa istrinya. Dengan lembut pemuda itu membawanya dan bermaksud membuang, "Kau mau ikut?" tanya Sasuke yang hanya di jawab gelengan kepala oleh Sakura.
Pemuda itu segera turun dan membuang salad buah yang menurutnya sangat horor ketika merasakan betapa manis rasanya.
Lain dengan Sakura yang kembali terdiam dengan pikiran yang melanglang buana dan berfantasi ria. Tidak terasa jika matanya kembali berkaca-kaca ketika membayangkan apa yang di lakukan Hinata di Perusahaan Sasuke tadi.
Gadis itu segera mengalihkan pandangannya dengan menatap ke arah jendela ketika Sasuke sudah berjalan ke arah mobil mereka dengan menenteng sebuah plastik yang ia duga berisikan salad buah.
"Ini, Bee," ucap Sasuke setelah memasuki mobilnya dan memberikan salad buah tersebut ke pangkuan Sakura yang hanya diam dan malah meletakkannya ke dashboard mobil.
"Lho kenapa?" tanya Sasuke heran dengan onyx yang masih fokus pada jalanan.
Sakura tampak menggeleng di penglihatan Sasuke yang menduga pasti ada sesuatu yang sedang mengganggu pikiran istrinya.
"Kau bohong kan?" pertanyaan lirih Sakura membuat Sasuke menatapnya sekilas dengan tatapan bertanya.
"Apa yang tidak kau ketahui dariku, hn?" balas Sasuke lembut.
"Kenapa Hinata di Kantor tadi?" tanya Sakura yang masih dengan nada lirih. Sasuke menghela nafas dan membelokkan mobilnya ke arah rumah yang selama ini mereka tempati. Pemuda itu belum mematikan mesinnya dan melepaskan sabuk pengamannya.
"Perusahaan ku menyambung kerjasama dengan Perusahaannya," jawab Sasuke apa adanya.
Raut wajah Sakura mendadak sirna seketika. Ia lebih menundukkan kepalanya karena ucapannya tempo lu hanya bagaikan angin lalu untuk Sasuke.
"Kau tenang saja, aku tidak akan turun langsung pada pembangunan kali ini. Yamato yang akan mengurusnya," sambung Sasuke seraya menarik dagu Sakura dan mengecup lembut hidung mungil istrinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
LIVE COMPENION
Fanfiction[Sequel MY PERFECT BADBOY] END! "Sayang, tetaplah bersamaku. Jadi teman hidupku," "Aku mencintaimu, sayang,"