✂✂✂Tampak senyuman manis perlahan mengembang di wajah cantik Sakura ketika ia melihat perutnya yang terlihat menonjol di cermin full body miliknya. Perempuan itu masih menyingkap bajunya dan masih betah berdiri di depan cermin tersebut.
Dengan gerakan yang sangat halus seolah ia takut menyakiti buah hatinya. Sakura semakin tersenyum lebar dengan tangan yang masih mengusap perutnya.
Dug
Kepala Sakura segera menunduk untuk melihat perutnya ketika merasakan tendangan halus dari dalam rahimnya. Emerald-nya seketika berkaca-kaca dan tangan lembutnya menyentuh bagian yang di tendang bayinya.
"Kamu sedang main bola ya, sayang?" tanya Sakura lirih.
Dug
Sekali lagi tendangan kecil itu sangat terasa dan membuat Sakura seketika tersenyum haru.
"Bundaaa!" teriaknya memanggil Mebuki. Ia memang tengah berada di rumahnya karena ia berhasil memaksa sang suami.
"Ada apa sayang? Jangan teriak-teriak ih," sahut Mebuki yang langsung datang.
"Bun, dedeknya nendang Bun," ucap Sakura dengan kedua mata yang berbinar lucu.
Mebuki tersenyum, "Itu wajar sayang,"
Sakura hanya terkekeh geli dan kembali mengusap perutnya, "Aku ingin melihatnya," gumam Sakura yang membuat Mebuki menghela nafas.
"Coba nanti ajak Sasuke untuk chek-up,"
"Ish! Tidak mau, aku kan lagi marah," timpal Sakura dengan nada kesal.
"Tidak baik marah pada Suami. Memangnya apa yang di lakukan Sasuke sampai kau marah? Dia itu sayang sama kamu. Jangan mengada-ada ah," ucap Mebuki.
"Ish! Pokoknya Sakura lagi marah," timpal Sakura masih dengan nada dan ekspresi kesal.
Mebuki hanya menghela nafas melihat putrinya yang masih labil untuk mengurus masalah berumah tangga.
"Yasudah. Itu hak mu," sahutnya lelah.
Sakura menatap Bundanya kesal dan mendudukkan dirinya di ranjang setelah Mebuki keluar dari kamar.
Perempuan itu melirik ponselnya yang tergeletak begitu saja di sampingnya. Ingin sekali ia menghubungi sang suami dan mengatakan jika ia kembali mendapatkan tendangan dari calon buah hati mereka. Namun, gengsi mengalahkan semuanya
Perempuan itu segera mendongak ketika mendengar suara pintu yang terbuka. Dengan raut wajah tidak percaya, ia menatap Sasuke dengan ekspresi kebingungan.
"Sasuke? Kau sudah pulang?" tanya Sakura pelan.
"Hn," gumam Sasuke datar dan berjalan menghampiri Sakura yang masih duduk diam. Tanpa perempuan itu sadari, Sasuke segera berjongkok di hadapannya dan menatapnya lembut.
"Siapa yang marah denganku hm?" tanya Sasuke lembut.
Mendengar pertanyaan seperti itu, Sakura mengalihkan pandangannya dengan tangan yang saling bertautan.
"Maaf," sambung pemuda itu dengan tatapan yang begitu tulus. Membuat Sakura tidak tega jika harus mendiami sang suami.
Ia balas menatap Sasuke dengan tatapan yang lebih lembut.
"Aku sudah menyerahkan berkas kerjasamaku ke Naruto sepenuhnya. Dan tanggung jawab semuanya sudah hak Naruto. Aku hanya sebagai pemilik saham di pembangunan itu, kau tenang saja. Aku juga akan menemanimu di rumah beberapa hari ini," jelas Sasuke yang mampu membuat Sakura mengukir senyumannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
LIVE COMPENION
Fiksi Penggemar[Sequel MY PERFECT BADBOY] END! "Sayang, tetaplah bersamaku. Jadi teman hidupku," "Aku mencintaimu, sayang,"