LC | Tujuh

10K 729 31
                                    


✂✂✂

"Sakura?!" panggil seorang wanita yang datang bersama sang suaminya dengan menenteng beberapa belanjaan yang memang ia beli dari pasar.

"Bukankah Sasuke disini tadi?" pertanyaan dari Kizashi membuat Mebuki mengernyit heran. Pasalnya, sebelum ia meninggalkan Sasuke dan Sakura, pemuda yang menjabat sebagai kekasih sekaligus tunangan putrinya itu masih berada di sofa.

"Biarkan saja, lagipula mereka merencanakan akan menikah," jawab Mebuki pada akhirnya dengan santai.

"Tapi apa itu tidak terlalu cepat bagi Sakura?" tanya Kizashi yang mencemaskan putrinya. Jelas saja ia begitu khawatir, Sakura adalah putri satu-satunya. Ia tidak bisa jauh dari gadisnya itu. Jika Sakura di culik dan dibawa Sasuke pun, Kizashi tidak bisa tidur. Bagaimana jika selamanya ia harus berpisah dengan Sakura.

"Kau lupa aku menikah denganmu umur berapa?" tanya Mebuki yang membuat Kizashi tertawa mendengarnya. Ayah satu anak itu duduk di sofa single dan menatap istrinya dengan tatapan jenaka.

Lain dengan kedua orangtua tersebut, lain juga dengan Sakura yang tengah membuka kelopak matanya dengan perlahan. Gadis itu tampak menguap kecil dengan tangan yang menutupi mulut mungilnya.

Emerald-nya mengerjap-ngerjap lucu karena sebuah lengan kekar masih menimpa perutnya saat ini. Saat Sakura hendak menolehkan kepalanya ke arah samping, saat itu juga ia segera bangkit dan membuat Sasuke terkejut karena pergerakannya.

"Sakura? Tidur lagi sini," ucap Sasuke dengan mata yang setengah terpejam seraya mengisyaratkan agar gadisnya kembali tertidur di sampingnya.

"Sasuke bangun, kau tidak lihat ini pukul berapa?" tanya Sakura seraya menarik lengan Sasuke agar terbangun sepenuhnya.
"Ayah sama Bunda keburu pulang," lanjutnya yang berhasil membuat Sasuke membuka matanya dan menatap Sakura.

Dengan terpaksa, Sasuke terbangun dan mengecup dahi Sakura singkat sebelum beranjak menuju kamar mandi, sekedar untuk menyegarkan tubuhnya. Sedangkan Sakura merutuki dirinya sendiri yang malah ikut tertidur di pelukan Sasuke.

Dengan memasang raut wajah yang sedikit cemas, Sakura perlahan turun dari ranjang dan keluar dari kamarnya. Ia takut jika Ayahnya mengetahui jika aja tidur satu ranjang dengan Sasuke.

"Kamu sudah bangun sayang?" tanya Mebuki yang menyadari kehadiran putrinya saat ia menghidangkan makanan di atas meja.

Sakura tersenyum canggung dan menggaruk pipi kanannya karena gugup.

"Sasuke belum bangun?" tanya Mebuki seraya melanjutkan aktivitasnya.

"Pagi Bunda," suara bariton di belakang Sakura membuat Sakura dan Mebuki menolehkan kepalanya ke arah Sasuke yang jauh tampak lebih segar.

"Pagi. Ayo duduk, kita sarapan," sahut Mebuki lembut.

"Dimana Ayah?" tanya Sakura mencoba membuang rasa canggungnya.

"Ayahmu sedang mandi," jawab Mebuki. Ia pun memberikan isyarat agar Sakura melayani Sasuke dengan mengambilkan makanan untuk pemuda itu dan Sakura pun menurutinya.

Bertepatan dengan itu, Kizashi turun dan mengambil posisi duduk di kursi yang biasa ia tempati.

Selama 15 menit pun sarapan berlangsung tanpa ada percakapan sama sekali.

"Sasuke," panggil Kizashi dengan suara tegasnya.

"Iya Ayah?" jawab Sasuke.

"Kau serius dengan Sakura?" tanya Kizashi seraya menatap Sasuke dengan tatapan serius. Sakura dan Mebuki pun tidak berani ikut campur dalam pembicaraan para lelaki. Apalagi Sakura yang hanya menundukkan kepalanya saat ini.

LIVE COMPENIONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang