LC | Dua Puluh Lima

7.8K 549 39
                                    


✂✂✂

"Berapa bulan Sakura?" tanya Naruto pada Sakura dengan mengendikkan dagunya ke arah perut Sakura.

"32 Minggu," jawab Sasuke datar.

"Nanya bulan kenapa jawabnya Minggu," ucap Naruto sinis pada Sasuke yang berpura-pura acuh.

"8 bulan," ucap Sakura pada Naruto.

"Wahhh, laki apa perempuan?" tanya Naruto eksaitet (?).

"Gadis," lagi-lagi Sasuke menjawab dengan asal.

Naruto meliriknya sinis. Sedangkan Sakura terkekeh mendengar jawaban yang tidak nyambung suaminya. Mereka memang tengah berada di pesta pernikahan Naruto. Sahabat Sasuke yang saat itu akhirnya melepaskan masa lajangnya tadi pagi. Dan Sakura tidak ikut karena alasan ia tidak mau melihat Hinata. Alhasil, Sasuke yang datang sendiri. Setelah sumpah kedua mempelai dan memeluk sahabatnya itu. Sasuke segera kembali ke rumah.

Dan disinilah mereka. Di bawah lingkaran bulan purnama. Naruto mengadakan pesta. Hanya beberapa teman sekolahnya dan rekan kerjanya yang ia undang. Sai pun tak luput dari undangan Naruto. Sahabat pucat yang kerab Naruto sapa seperti itu segera  memesan tiket pesawat hanya untuk menghadiri upacara pernikahan Naruto. Karena memang jadwal Sai sedang tidak penuh untuk bulan ini. Namun Pemuda itu tengah bersama Ino entah dimana saat ini.

"Dia belum kelihatan laki apa perempuannya," jawab Sakura.

Naruto mengangguk-anggukan kepalanya tanda mengerti.

"Ya Tuhan, akhirnya sebentar lagi makhluk mu yang tampan ini segera memiliki ponakan. Dan semoga ponakanku tidak seperti Ayahnya ya Tuhan. Seperti aku saja," doa Naruto yang sontak mendapat tatapan tajam dari sang calon Ayah di sana. Sakura lagi-lagi terkekeh mendengar ucapan mantan senpainya itu.

Pemuda berkemeja putih itu tertawa kecil karena sudah berhasil membuat sahabatnya kesal. Tatapannya beralih ke arah Sakura, "Tunda dulu kelahirannya bisa tidak? Tunggu Hinata lahir. Habis itu kalian lahirnya barengan," ucap Naruto dengan raut wajah bodohnya.

"Mana bisa," timpal Sakura.

"Bodoh mu jangan sampai nurun ke anakmu kelak," ucap Sasuke yang membuat Naruto terkekeh geli.

"Sialan," umpatnya pelan namun di selingi kekehan. Naruto baru saja berpikir, kenapa Tuhan menciptakan otak yang rendah padanya. Seketika membuatnya tertawa ketika ia memikirkan ia mempunyai duplikat yang sama dengannya.

"Kita sudah tua ternyata," ucap Naruto dengan nada miris. Tangan kirinya yang merangkul Sasuke membuat pemuda Uchiha itu menyingkirkan lengan sahabatnya.

"Kalian baru sadar?" kekeh Sakura ketika mendengar ucapan miris Naruto.

"Bukan baru sadar, tapi baru ingat," jawab Naruto dengan tawanya. Lain dengan Sasuke yang tersenyum tipis. Ya, ucapan Naruto benar. Bahkan sebentar lagi ia akan memiliki seorang putri.

Sakura menyentuh perutnya menggunakan tangan kiri. Sedangkan tangan kanannya ia lingkarkan di lengan kiri Sasuke yang segera menatapnya.

"Kenapa?" tanya Sasuke lembut.

Sakura menggeleng pelan. Sebenarnya ia lelah berdiri lama-lama. Namun demi menghormati sang Tuan rumah dan suaminya yang tengah berbincang, Sakura mencoba berdiri. Namun tetap saja.

"Sepertinya kau lelah berdiri Sakura. Duduklah, atau kau mau beristirahat di dalam kamar?" tawar Naruto.

"Tidak," jawab Sakura dengan senyuman tipisnya.

LIVE COMPENIONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang