✂✂✂Seorang gadis yang memakai dress simple sebatas lutut dan converse putih yang sangat pas di kaki mungilnya melangkah dengan senyuman senang di koridor Perusahaan Sasuke. Tangannya yang menenteng bungkusan plastik tidak membuat gadis itu kesulitan. Namun langkahnya tiba-tiba memelan dengan senyuman yang perlahan pudar.
Di hadapannya, terlihat jelas jika Sasuke tengah memeluk seorang gadis yang sangat Sakura benci keberadaannya. Dengan mata yang memerah, Sakura melangkahkan kakinya cepat setelah meletakkan bungkusan plastik tersebut dan mendorong Hinata dengan kuat. Mengakibatkan gadis itu terdorong ke belakang dan jatuh di lantai.
"Apa-apaan kalian!" ucap Sakura kesal dengan tatapan marah ke arah Hinata yang menatapnya kesal.
"Kau yang apa-apaan! Kau pikir jatuh tidak sakit?!" sahut Hinata seraya berdiri perlahan.
"Bodo amat!" seru Sakura seraya meninggalkan mereka dengan lelehan air mata. Langkah kakinya kembali terhenti ketika pergelangan tangannya di tahan oleh Sasuke, "Apa?!" tanyanya seraya menyentak tangan Sasuke dan menjaga jarak dengan pemuda itu.
"Kau salah paham sayang," ucap Sasuke berusaha membujuk Sakura.
"Tidak ada sayang-sayangan!" sahut Sakura kesal.
Sasuke melangkah mendekat namun Sakura semakin memundurkan langkahnya. Sungguh, Sasuke hanya reflek ketika Hinata hendak jatuh dan Sakura datang di saat moment yang tidak tepat.
Kepalanya juga pusing saat ini. Entah kenapa Sasuke terlalu banyak mengambil lembur untuk pekerjaannya itu.
Sasuke kembali mendekat namun kali ini dengan wajah tajamnya."Apa? Lanjutkan saja sana!" ucap Sakura berusaha membalas tatapan Sasuke. Padahal takut.
Sasuke terdiam dengan Onyx yang masih menatap Sakura begitu lekat. Ia sengaja diam karena percuma jika Sasuke memberi kejelasan yang seharusnya sudah sangat jelas. Pasti Sakura akan menyangkalnya dan ia selalu salah jika ia menyanggah.
Sakura terdiam dan kepalanya menunduk, bahunya seketika bergetar dan saat itulah ia merasakan dekapan lembut dan nyaman secara bersamaan.
"Maaf," ucap Sasuke datar namun tersirat nada yang begitu tulus di dalamnya. Ia menjatuhkan kepalanya di bahu mungil Sakura yang tidak membalas pelukannya sama sekali.
"Aku sudah bilang padamu, aku tidak suka padanya. Seharusnya kau menjauhinya," ucap Sakura kesal yang teredam dada Sasuke.
"Aku akan menjauhinya," sahut Sasuke pelan, "Jangan marah-marah," sambungnya lembut. Sebelah tangannya mengusap surai merah muda Sakura dengan perlahan.
"Aku masih marah," timpal Sakura yang membuat Sasuke melepaskan pelukannya dan menatap gadisnya dengan kedua tangan yang masih bertengger di kedua bahu mungil Sakura. Pemuda itu menatap kekasihnya begitu intens.
"Mana yang masih marah?" tanya Sasuke dengan tatapan menggoda dan senyuman yang memang sudah menggoda iman Sakura untuk ikut tersenyum bersama.
Dengan cepat Sakura menepis tangan Sasuke yang masih berada di bahunya dan membalikkan badannya kemudian berjalan menjauhi Sasuke yang segera mengikutinya. Tanpa Sasuke tahu jika saat ini Sakura tersenyum lembut membayangkan bagaimana kehidupan mereka setelah menikah nanti.
✂✂✂
Satu Minggu menjelang pernikahan. Mempelai wanita dan mempelai pria di haruskan tidak saling berhubungan dan bertemu, itulah keputusan Kizashi yang membuat Sasuke uring-uringan setengah mati. Semua persiapan sudah selesai berkat bantuan Mikoto dan Itachi.
KAMU SEDANG MEMBACA
LIVE COMPENION
Fanfiction[Sequel MY PERFECT BADBOY] END! "Sayang, tetaplah bersamaku. Jadi teman hidupku," "Aku mencintaimu, sayang,"