✂✂✂Malam hari yang indah semakin terasa cerah ketika Sakura melihat bintang dan kerlap-kerlip lampu dari ketinggian dengan senyuman manis. Tidak pernah sekalipun ia bisa menikmati pemandangan malam seperti ini walaupun di Jepang.
Jepang memang indah, namun menurutnya, Swiss jauh lebih indah.
"Bahagianya," ucap Sasuke yang membuat Sakura menolehkan matanya dan tersenyum manis menatapnya.
"Ummmm," dengan mata yang terpejam dan gumaman manja, Sakura memeluk tubuh Sasuke dari samping.
"Aku menyayangimu, Baginda," ucap Sakura seraya terkikik geli mendengar panggilannya sendiri untuk Sasuke.
"Owh seperti itu," sahut Sasuke seraya mengangguk-anggukkan kepalanya datar.
Seakan ucapan Sakura baginya adalah hal yang biasa, namun dalam hatinya ia berteriak luar biasa."Hei Adinda-"
"Ck, apasih?" tanya Sakura kesal karena Sasuke kembali memanggilnya dengan panggilan yang mampu membuatnya berbunga-bunga.
Wajah Sasuke mendadak datar ketika Sakura melepaskan pelukannya dan kembali mengacuhkannya. Sabar, itulah kata yang selalu di ucapkan Sasuke dalam hati setiap menghadapi istrinya. Seolah memang Sakura selalu benar dan ia yang selalu salah. Padahal Sakura yang memancingnya untuk memanggil panggilan tersebut.
"Kau tidak mengantuk?" tanya Sasuke seraya menempatkan dirinya tepat di belakang Sakura dan melingkarkan kedua lengannya di sekitar bahu istrinya. Kemudian menumpukan dagunya di kepala gadisnya yang sedikit mendongak untuk menatap Sasuke.
Sakura menggeleng pelan dengan tatapan lucunya.
"Aku tidak mengantuk. Lagipula disini sangat indah, aku senang melihat lampu-lampu itu. Jika kau mengantuk, kau tidak boleh tidur, kau harus menemani ku disini. Ya?" tanya Sakura seraya menoleh dan mendapatkan kecupan singkat di pelipis kanannya.
"Memangnya kau menerima jawaban tidak?" tanya Sasuke dengan kepala menunduk.
Sakura tersenyum dengan memperlihatkan giginya yang rapi, membuat Sasuke dengan gemas menggesek-gesekkan hidungnya dengan hidung mungil Sakura.
"Sasuke, kenapa kau tidak pernah cerita tentang dirimu di masa lalu?" tanya Sakura seraya mengusap pelan lengan Sasuke.
"Kau yakin masih mau menerima diriku jika aku sudah menceritakannya? Aku bahkan ragu menceritakannya padamu. Aku takut kau malah pergi," ucap Sasuke dan ucapan tersebut terdengar lirih saat ia mengucapkan kalimat terakhir.
"Lagipula itu masalalu kan? Aku hanya ingin tahu,"
"Baiklah," dan pemuda itu membalikkan tubuh istrinya dan menatap tepat di manik hijau Sakura. Tangannya terangkat dan menyingkirkan surai rambut istrinya yang terbang terbawa angin nakal.
"Dulu aku itu berandal, suka keluar masuk club, mabuk-mabukan, berantem, tawuran, bolos, balapan, suka cari masalah, banyak musuh, dan yang paling parah," Sasuke menghentikan ucapannya sejenak dan menatap lekat Emerald Sakura yang menantikan jawabannya, "Aku pernah memakai narkoba,"
Dan sambungan Sasuke membuat Sakura menutup mulutnya menggunakan kedua tangannya dengan mata yang sedikit melotot pada Sasuke. Tentu saja dia terkejut.
KAMU SEDANG MEMBACA
LIVE COMPENION
Fanfiction[Sequel MY PERFECT BADBOY] END! "Sayang, tetaplah bersamaku. Jadi teman hidupku," "Aku mencintaimu, sayang,"