16.(2)

2.6K 425 27
                                    

Dua bulan kemudian...



Di tempat pemakaman Osaka.

"Semoga kalian tenang disana."

Jaeyoon taruh dua buah rangkaian bunga di atas makam Mark dan Lucas yang posisinya berdampingan.

Karena koma selama dua bulan, Jaeyoon baru bisa datang ke makam dua sahabat yang kepisah gegara konflik itu.

Sekarang dia ditemenin sama Jeno kakaknya, Renjun masih harus dirawat di rumah sakit.

Beruntung banget anak itu. Dokter bilang peluru nya ngelukain tulang punggungnya dan untungnya gak nembus sampai jantung.

Tapi ya dia harus dirawat lumayan lama biar pulih sepenuhnya.

"Jae, maafin." Kata Jeno sambil natap sendu adiknya itu.

"Tentang Taeyong? Gapapa, Gua tau dia gak akan datang."

Jeno jadi pingin nangis, sekarang adiknya ini menjomblo lagi dan pernikahannya harus dibatalin karena si mempelai pria nya kabur ke Paris.

"Bang, apa aja yang gua lewatin selama dua bulan itu?" Tanya Jaeyoon tanpa natap mata kakaknya.

"Pemakaman Mark, Lucas, sama Johnny sih yang pasti."

"Johnny? Siapa yang bunuh dia?"

"Jisung." Jawab Jeno singkat.

"Trus kabarnya Jungwoo gimana?"

"Dia selalu setia disamping Renjun karena orang tua nya gak bisa setiap saat ada disitu." Jelas Jeno.

"Lho gua kira dia ikut kabur sama si Boss itu."

"Engga, dia milih buat tetep sama Renjun. Dia pasrah mau ditangkap trus dipenjara juga gapapa, katanya sih yang penting sekarang Renjun harus bisa sembuh."

Jaeyoon senyum bahagia sambil ngangguk ngerti denger penjelasannya Jeno.

"Btw, Johnny dimakamin dimana?"

"Bukan di Jepang, dia dibawa ke America."

Jaeyoon nampakin lagi senyumnya. "Kalau gitu, nanti kita jalan-jalan ke sana."

"Eh berdua aja nih? Gak mau bawa siapa gitu?"

"Lo tau sendiri kan kalau tunangan gua tuh kabur ke Paris."

"Maksud gua bukan Taeyong."

Jaeyoon natap bingung Jeno kaya yang nanya lha trus siapa?

"Pas koma tuh Lo mimpi apa aja sih?"

"Emang kenapa? Kepo banget jadi Abang."

"Leh biarin dong, soalnya pas Lo siuman tuh ada satu orang juga yang sama-sama siuman."

Jaeyoon makin dibuat bingung. "Gua baru bangun dari koma, jadi jangan buat gua koma lagi gegara terlalu keras mikir."

Jeno menghela napasnya panjang.




"Bodyguard Lo dulu."

Jaeyoon loading sebentar dan sampai akhirnya dia ingat sesuatu. "Pantes aja selama koma itu gua mimpiin dia terus."

××××

"Kak Uwu jahat." —Renjun.

Tiap hari Renjun ngucapin kata-kata itu di depan Jungwoo yang setia nungguin dirinya.

"Iya Njun iya, Kak Uwu juga tau."

"Tapi sampai sekarang polisi gak nangkep Kak Uwu tuh."

"Mungkin nunggu Njun sembuh."

Renjun natap tajam Jungwoo, posisinya tuh lagi duduk trus nyender di kasur rumah sakit.

"Bukan gitu, itu berarti Kak Uwu gak jahat!" Renjun tiba-tiba meluk Jungwoo yang lagi duduk di kursi sebelah kasur.

Dan Renjun nangis dipelukannya Jungwoo.

"E-eh hati-hati Njun nanti punggungnya sakit lagi."

"Bodo amat! Yang penting Renjun bisa meluk Kak Uwu lagi!"

Jungwoo ngebales pelukannya Renjun tapi masih tetep hati-hati gegara ada luka tembak di punggungnya.

"Cuman Kak Uwu sama Kak Jaeyoon yang peduli ke Renjun."

"Udah ah jangan sedih-sedihan mulu, lima hari lagi Njun kan keluar dari rumah sakit trus nanti bisa cerita ke temen-temen tentang liburannya Njun sama Kak Uwu."

Renjun ngangguk sambil masih nangis. "Trus Kak Uwu bakal ikut pulang ke Korea kan?"

"Iya dong, nanti kita liburan bareng lagi."




Padahal di depan pintu kamar rawat Renjun dah ada banyak petugas polisi yang jaga.

"Hari ini, kita bawa dia."

Terror -> Yuta✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang