FAITH,HOPE AND LOVE

1.4K 165 26
                                    

Saya mempercepatkan langkah menuju ke sungai dengan air mata yang berderai menuruni pipi. Sakit betul hati saya mengingatkan layanan Gemima terhadap saya tadi. Setiap baris kata dia bagaikan belati yang menghiris-hiris kulit saya. Rupanya dia melayan saya dengan buruk selepas saya bekerja ditempat yang sama dengan dia, semata-mata disebabkan oleh seorang lelaki. Gemima yang sudah saya anggap seperti kakak kandung saya sendiri berubah menjadi seorang yang asing yang bersedia memenggal kepala saya pada bila-bila masa hanya disebabkan oleh seorang lelaki yang baru beberapa bulan dia kenali.
“Bell! Bellll!! Wait for me!” saya terdengar suara Jay semakin mendekati saya. Makin saya percepatkan langkah. Dialah yang menjadi punca semua masalah ini. Kalau bukan disebabkan dia, saya dan Gemima mungkin tidak akan bermusuhan seperti sekarang. Saya melangkah lebih cepat tetapi langkah saya tertahan bila saya terasa tubuh saya dipeluk dengan ketat dari belakang.

‘Let me gooo!!” saya menjerit kasar sambil meronta-ronta cuba untuk melepaskan diri tetapi sia-sia. Biarpun dalam kesakitan, tetapi tubuh sasa Jay masih mampu menahan saya dari melepaskan diri.
“Ssshhhhhh…Ssssshhhhhh! Stay still Bell,” Jay berbisik sambil mengetatkan pelukan dia. Semakin saya meronta semakin dia ketatkan pelukkan dia.
“I said, let me go!! I hate you!!”
“But I love you…I have fallen in love with you since the first day we met,” bisik Jay di cuping telinga saya perlahan. Suara serak-serak basah dia tiba-tiba saja kedengaran begitu lunak dan merdu. Secara tiba-tiba jantung saya berdebar keras. Terasa seperti saya terkena renjatan eletrik ketika kulit kami bersentuhan. Oh no!! Ini tidak boleh terjadi! Dia lelaki yang telah menghancurkan masa depan saya dan saya tidak seharusnya ada perasaan begini. Saya sepatutnya membuang jauh-jauh perasaan saya pada dia.

“Lepaskan saya sebelum saya menjerit!!!” saya mula mengugut tetapi saya perasaan Jay langsung tidak bergerak.
“Bell, be still. Ada ular dikaki saya sekarang!” bisik Jay perlahan tetapi tegas. Mendengar itu saya menjerit dan meronta sekuat tenaga. Entah darimana saya dapat kekuatan yang sebegitu luar biasa sehingga saya terlepas dari pelukan Jay.
“Mana??! Manaa????!!!” saya berlari setempat sambil menghentak-hentakkan kaki tetapi agak terlambat sebab saya terasa ada patukan dibetis kiri saya.
“Arrrrgggggghhhhhhh!!!” saya menjerit panjang tanpa mempedulikan Jay yang saya nampak sedang memukul ular sebesar ibu jari kaki. Entah bila Jay mencari kayu untuk memukul ular tersebut. Tidak lama kemudian, saya nampak Jay memegang ekor ular tersebut dan terus mencampakkannya jauh-jauh ke dalam hutan.

Jay menyuruh saya duduk dibawah sepohon kayu yang agak rendang dan kemudian meletakkan kaki saya dipangkuan dia.
“A..apa ko mau buat??” tegur saya tergagap-gagap menahan kesakitan. Jay tidak menjawab.  Dia menanggalkan baju kemeja dia dia lalu mengoyakkannya kepada cebisan kecil dan terus mengikat pertengahan betis saya. Selepas saja dia ikat betis saya, dia menghisap betis saya dengan kuat.
“Eh! Apa ko buat ini?! Stop!” saya cuba untuk menarik betis saya tapi ditarik balik dengan cepat oleh Jay.
“Bell, stay still! Saya kasi keluar dulu itu bisa nanti naik pergi jantung ko atau anggota badan yang lain!” jawab Jay tegas. Dia kelihatan agak cemas sementara saya pula rasa kesakitan yang amat sangat tapi bila melihat Jay yang sedang berusaha untuk menolong saya, entah kenapa tiba-tiba terbit rasa bersalah dalam hati saya.

“Bell! Kenapa dengan kaki ko? Apa yang berlaku??” sergah Ashley yang baru sampai ke tempat kami bersama Will. Termengah-mengah dia berlari.
“Oh..Gadd! Bell, ko kena patuk ular ka???” tanya Will bila melihat Jay bersungguh-sungguh menyedut bisa keluar dari betis saya. Setelah hampir 15 minit barulah Jay berhenti menyedut kaki saya sambil berdiri dan masuk ke dalam hutan. Tidak lama kemudian dia kembali membawa seikat kecil daun-daun kayu yang masih berdaun. Entah akar kayu apa, saya tidak pernah melihatnya sebelum ini. Tidak pernah juga saya lihat mama, nenek atau orang kampung kami guna pakai untuk mengubati gigitan ular. Ah! Biarkanlah! Apa yang penting saya selamat bisik hati kecil saya.

KODUDUO(ON GOING)Where stories live. Discover now