ARYA menghempaskan tubuhnya ke atas sofa dalam ruang kerjanya. Meski lelah, tetapi rona bahagia tak dapat disembunyikan dari matanya yang berbinar. Pertemuannya dengan Raya sungguh membuat bahagia. Bahkan, ia berhasil membuat gadis itu menerima ajakannya untuk pergi ke acara reuni SMA bersama.
Telepon genggam Arya tiba-tiba terdengar berdering. Dengan cepat Arya meraih benda tersebut.
"Kau sudah mengosongkan jadwal di akhir pekan ini sesuai perintahku, kan?" Tanpa mengucap salam, Rian langsung mencecarnya dengan pertanyaan.
Kedua alis Arya bertaut. Kemudian melirik kalender yang diletakkan di meja depan sofa. Sebuah tanggal di akhir pekan diberi tanda melingkar berwarna merah, hari reuni SMA.
"Hm." Arya menyahut singkat.
"Ayolah, Arya, kenapa seperti tidak bersemangat begitu? Memangnya kau tidak ingin bertemu dengan teman-teman, tidak rindu, ha?"
"Masih tidak begitu yakin. Kau kan tahu sendiri, aku bukan alumni di sana."
Terdengar desahan berat di seberang. "Bukan alumni bagaimana? Ya, kau memang tidak ikut ujian dan kelulusan bersama kami, tapi kau kan pernah menjadi bagian dari sekolah ini."
Memang, Arya tidak menghabiskan tiga tahun SMA-nya di sekolah yang sama dengan Rian, karena di semester awal kelas dua belas, Arya pindah ke London.
Lelaki itu sebenarnya bukan murni keturunan Indonesia. Ayahnya adalah pria berkebangsaan Inggris. Kehidupannya pun berbeda dengan Rian yang sejak lahir telah bergelimang harta, karena Arya hanyalah anak dari pasangan biasa yang terbiasa dengan kesederhanaan.
Johnny Dylan sebenarnya adalah anak tunggal pemilik perusahaan yang bergerak dalam bidang fashion. Brand-nya termasuk yang paling diminati di Inggris. Seharusnya itu menjadi awal dari karier yang gemilang, karena otomatis ia akan menjadi pewaris tunggal perusahaan tersebut. Namun, kunjungannya ke Indonesia beberapa tahun lalu, mempertemukannya dengan seorang gadis desa yang mampu membuatnya jatuh cinta.
Gadis berhijab dan berparas rupawan itu bernama Ayu. Setelah masa perkenalan yang singkat, Johnny lantas membawanya ke London untuk diperkenalkan pada orang tuanya.
Bak kisah dalam sinetron, keluarga Dylan yang kaya raya menolak Ayu. Selain karena berasal dari keluarga miskin, mereka juga berbeda keyakinan. Akan tetapi, Johnny sudah terlanjur cinta. Dengan berani ia membuat keputusan untuk tetap menikahi Ayu, mengabaikan ancaman orang tua yang akan mencabut hak warisnya.
Keduanya kembali ke Indonesia. Setelah melafazkan kalimat tauhid dan resmi menjadi mualaf, Johnny menikahi Ayu tanpa restu dari kedua orang tuanya.
Awal-awal pernikahan sungguh berat. Kesulitan ekonomi tak dapat dihindarkan. Sejak keputusannya membangkang dari perintah orang tua, Johnny telah benar-benar terputus dari gelimang harta. Ia tidak menyesal. Gadis yang dinikahinya sungguh qana'ah, tak pernah mengeluh dengan kesulitan mereka. Bahkan senantiasa membantu dengan sabar.
Setahun kemudian, Arya lahir ke dunia dengan keuangan yang masih apa adanya. Johnny yang sebelumnya menjadi karyawan di restoran bakso, mulai mendirikan usahanya sendiri. Usaha kecil-kecilan, berupa gerobak yang didorong ke sana-sini demi menjangkau pelanggan.
Seiring bertambahnya usia Arya, bertambah pula pendapatan keluarga. Kondisi keuangan berangsur membaik. Benarlah, setiap anak membawa rezeki.
Menginjak usia yang keenam belas, Arya harus menelan kepahitan karena ibunya yang harus meninggalkan dunia untuk selama-lamanya. Kanker getah bening yang sudah stadium empat, perlahan namun pasti menggerogoti daya hidupnya.
Pukulan berat juga dirasakan Johnny. Ayu adalah istri tercinta, yang telah lama menjadi penyemangat hidupnya. Sejak kepergiannya untuk selamanya, Johnny menjadi terpuruk. Usaha berjualan bakso yang telah dirintisnya dari nol pun perlahan mulai ditinggalkan.
Duka yang berkepanjangan akhirnya menciptakan luka, mengendap menjadi bibit penyakit yang menelan nyawa. Belum genap setahun Arya berduka karena kepergian sang ibu, kini ia juga harus kehilangan sang ayah.
Arya sendirian, tidak lagi ditemani hangat kedua orang tua. Saudara pun tak ada, karena ia semata wayang.
Kabar meninggalnya Johnny dan Ayu akhirnya sampai ke telinga keluarga di London. Nyonya besar Dylan yang tak lain adalah neneknya Arya, langsung terbang ke Indonesia demi menjemput cucunya itu. Arya sebenarnya tetap ingin tinggal di Indonesia, negara kelahirannya dan sang ibu, tetapi ia tidak memiliki pilihan lain. Tepat saat hari pertama masuk ke kelas dua belas, Arya berpamitan pada segenap guru dan juga temannya, bahwa ia akan pindah ke London dan melanjutkan sekolah di sana.
Rian yang paling berat melepas kepindahan Arya. Lelaki itu sudah seperti saudaranya, bahkan ia hendak meminta orang tuanya untuk mengadopsi Arya yang kini yatim-piatu.
"Suatu saat nanti, aku akan kembali ke Indonesia. Aku dilahirkan di negara ini dan di sini pula tempatku kembali," ucap Arya kala itu, sembari menepuk pelan bahu Rian.
Arya kemudian diboyong neneknya ke London. Ia melanjutkan SMA dan kuliahnya di sana. Kehidupannya di sana tidak selalu berjalan baik, karena sang kakek memandangnya sebagai anak dari seorang yang pernah membangkang perintahnya. Tidak berlangsung lama, karena Arya dapat dengan mudah mengambil hati kakeknya itu dengan segudang prestasi yang didapat.
Setelah lulus kuliah dan menjajal kemampuan di perusahaan kakek selama hampir tiga tahun, Arya pulang ke Indonesia, seperti janjinya dulu sebelum keberangkatan.
TPU yang menjadi tempat dikebumikannya jasad orang tuanya adalah yang pertama kali dikunjungi. Hati Arya seperti dihantam sesuatu yang besar dan panas, ketika tidak menemukan makam orang tuanya di mana-mana. Saat ditanyakan, ternyata kedua makam itu sudah ditempati oleh jenazah orang lain. Nisan yang berupa potongan kayu yang bertuliskan nama almarhum pun telah habis dimakan rayap.
Dengan keputusasaan, Arya menuju rumah kecil yang dulu ditempatinya bersama ayah dan ibu, tetapi juga nihil. Rumah itu dan banyak bangunan di sekitarnya telah digusur, beralih fungsi menjadi taman kota.
Hilang. Semua jejak yang pernah ditinggalkan kedua orang tuanya telah sirna. Seperti kemarin yang tak mungkin menjadi esok.
***
Part ini ko dikit banget, ya? Hehe, iya^-^ diketik di sela-sela kesibukan kerja.
Semoga tetap menikmati, happy reading^-^With Love,
NurUlfia Na
KAMU SEDANG MEMBACA
Jodohku Bukan Penggantimu
RomanceRaya tahu seseorang sedang mengawasi mereka, bahkan ketika Aryanka Dylan berlutut di hadapannya, mengeluarkan sebuah kotak kecil dari dalam saku jasnya. Arya membuka kotak beludru berwarna merah itu dan mengulurkannya pada Raya. "Radista Anggitya...