CHAPTER 3||Vision

713 72 63
                                    

♠»
♠»
♠»
♠»













Suara denting piring dan sendok yang saling beradu di atas meja makan mengubah suasana sepi itu menjadi bising yang memenuhi dapur rumah.

"Chim!..biarkan aku makan dengan tenang!"

"Suapkan aku dulu, by "

"Ada apa dengan otak mu itu, mau kubenturkan agar waras?"

"Kau menyeramkan sekali, aku lebih tua darimu. Setidaknya panggil aku oppa itu lebih manis". Jimin mulai menggoda adiknya itu dengan mengedipkan sebelah matanya.

"Terserah kau."

Begitulah perdebatan dan teriakan dari mulut kedua saudara itu. Siyeon menatap yang tua dengan sinis. Sifat saudaranya itu tidak berubah sama sekali. Selalu menggodanya yang hanya membuatnya meringis kesal.

Mereka melanjutkan memakan makanan mereka. Suasana hening sebentar. Hanya suara kunyahan yang terdengar. Mereka sangat lapar karena pekerjaaan hari ini yang begitu menguras tenaga.

"Aku akan ke busan besok..."

Suara jimin memecah keheningan itu. Jimin menelan makanan nya terlebih dahulu kemudian meminum segelas air. Lalu melanjutkan.

"Jaga dirimu baik-baik siyeon. Aku akan kebusan untuk melatih polisi baru disana selama 2 bulan. Hubungi aku jika kau butuh sesuatu."

Jimin membawa piringnya ke wastafel setelah selesai makan. Siyeon hanya menunduk masih menikmati makan malam nya.

Jimin kembali ke meja makan setelah selesai mencuci piringnya. Melihat adik nya itu yang hanya diam tidak seperti tadi.

"Jangan khawatir, aku sudah bilang pada appa dan eomma kita disini baik-baik saja. Mereka menghubungiku minggu lalu, menanyakan keadaan mu. Aku tau kau tidak mau membuat mereka cemas kan?"

Jimin melirik siyeon yang masih menunduk hanya mengacak makanannya. Jimin dengan cepat memegang tangan kanan siyeon dengan lembut dan menggegam nya. Mengambil kursi untuk duduk disebelah siyeon.

"Tidak apa, aku selalu mendukung dan melindungimu. Appa dan eomma biar aku yang urus. Tapi setelah semua ini selesai, berjanjilah untuk kembali padaku, ara?"

Tanpa aba-aba siyeon langsung memeluk jimin tanpa melepas genggaman mereka. Tidak ada tangisan yang terdengar. Namun jimin bisa merasakan tubuh adiknya itu bergetar.













"Ngomong-ngomong aku masih lapar by, aku akan kenyang jika kau yang menyuapkan". Goda jimin memohon pada siyeon yang masih bergelung memeluk nya.

Siyeon memundurkan kepalanya yang bersandar di dada bidang jimin. Meninju pelan bahu oppa nya itu.

"Lalu kenapa kau mencuci piringmu itu kalau kau belum kenyang? eh? Dasar modus."

Jimin hanya tersenyum bodoh memperhatikan siyeon yang sekarang tertawa kecil sembari menyuruh jimin membuka mulut dan menyuapkan nya.

****












"Dia tadi keluar izin pulang padaku, Mungkin bertemu si bantet nya itu lagi." Namjoon berucap sambil membenarkan kacamata yang turun ke hidungnya. Dan melanjutkan membaca map yang menumpuk diatas meja nya itu. Duduk dan ditemani segelas kopi.

"Jenderal polisi itu?". Tanya seseorang yang sedang berdiri di depannya.

"Hm, lalu kenapa kau menanyakan nya?" namjoon mengangkat alis nya berbalik bertanya.

Quandary [Jeno X Siyeon]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang