CHAPTER 5||First Meet

647 74 32
                                    

♦»
♦»
♦»
♦»






















"Cacat?! Dua kepribadian?! Calon CEO besar?!"

Siyeon mulai berteriak tidak jelas. Namjoon yang sedang menyenderkan kepalanya di sofa apertemen hanya memutar bola matanya malas.

"Dokumennya kan sudah kuberikan waktu itu, ah sudahlah pasti kau tidak membacanya lagi."

Namjoon meraih sekaleng bir yang sudah terletak diatas meja sembari tangan satunya menekan remote untuk menghidupkan televisi.

"Aku malas saja. Biodata tidak penting untuk ku. Yak!. berhentilah meminum bir dan merokok dasar aki-aki!."

Siyeon yang melihat Namjoon mulai meneguk minumannya, mencoba merampas dan membuang semua hal yang tidak berguna yang dibeli Namjoon tadi sebelum pulang ke apertemen baru mereka.

Bukan ditempati mereka. Tapi hanya Siyeon. Ya, Siyeon diberi satu apertemen. Namjoon merupakan ketua dari seluruh divisi. Namjoon akan kembali ke mansion nya di districk hannam-dong.

"Hey, umurku masih 30 tahun. Dan tentu saja sangat bisa memuaskanmu." Namjoon mulai mendekat kearah Siyeon.









Bugh!










"Dasar! Aki-aki mesum! Ingat umurmu. Kau pergi saja sana!, Atau jangan salahkan aku jika kau tidak akan memiliki keturunan nanti!"

Siyeon telak menendang perut Namjoon dengan higheels yang masih dikenakannya tadi.

Namjoon tidak memperdulikan ringisannya. Dia mulai merinding mendengar teriakan Siyeon. Bagaimana bisa yang muda lebih berkuasa dibandingnya?.

Berurusan dengan Siyeon itu bearti kau benar-benar dalam masalah besar. Itu pikir Namjoon meskipun dia ketua seluruh divisi.

"Astaga, aku hanya bercanda. Jangan memanggilku aki-aki lagi. Telingaku terbakar mendengarnya." Namjoon berucap sembari mengambil sebuah botol kecil di saku jaketnya.













"WOAHH! Namjoon- ssi!, aku benar-benar tidak percaya kau
membelikan ini!!"

Siyeon berniat merampas botol itu akan tetapi Namjoon dengan cepat menyembunyikan botol itu dibelakang tubuhnya.

"Ppoppo?.." ucap namjoon sambil menunjuk nunjuk pipi kanan nya.

"Namjoon- ssi--....." Siyeon menatap namjoon dengan datar dan menyambung ucapannya lagi.



".....Sekali lagi aku akan membunuhmu malam ini!!."

Sepersekian detik botol itu segera berpindah tangan dan sudah berada di genggaman Siyeon.

Mendengar keributan yang terjadi sedari tadi membuat seseorang didalam kamar  apartemen mereka itu melangkahkan kaki keluar.

"Apa kalian tidak bisa diam sebentar. Aku sangat lelah."

Chanyeol dengan rambut acaknya dan wajah kusut memegang bantal dipelukannya sambil terpejam. Sudah jengah dengan keributan itu hingga dia ternganggu.

"Kalian berdua pulanglah ke mansion aku ingin istirahat. Huh, besok dan 3 bulan seterusnya pasti sangat melelahkan untuk ku." ucap Siyeon mengusap wajahnya yang memgantuk dan melenggang pergi menuju kamarnya. Tidak lupa merampas bantal yang dipegang Chanyeol. Kemudian menutup pintu kamarnya.

"Aku mau tidur. Jangan lupa kunci pintu dari luar saat kalian pergi." ucap Siyeon dari dalam kamarnya.

"Wae? Aku masih mengantuk namjoon hyung. Bisakah kita menginap di apertemen Siyeon saja."

Quandary [Jeno X Siyeon]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang