[Quandary]
🌷
🌷
🌷
🌷"Ish! Kau ini seperti anak kecil, kau tahu itu!?"
Haechan hanya mengangkat bahunya acuh akan bentakan Siyeon yang sedang bersedekap didepan nya.
Siyeon ikut menyandarkan dirinya disamping Haechan yang menyandarkan punggung ke dinding apartemen. Mereka sedang diluar. Lantai bawah.
Haechan yang ke kanak-kanakan sedang merajuk sekarang.
Hening. Hanya terdengar deru napas yang saling bersahutan.
Yang lebih muda mencoba membuka suara.
"Ayo kembali, jangan seperti ini. Bukan aku yang menginginkan nya, oke. Tidak baik jika kalian bertengkar hanya karena aku."
Siyeon berkata dengan sekali hembusan napasnya. Memiringkan tubuhnya untuk menatap pemuda itu yang juga sedang menatapnya acuh.
"Oh ayolah, Haechan-ah. Lagipula aku juga butuh penjelasan tentang kau dan Jeno. Kalian terlihat saling kenal?"
Haechan mendengus sebentar. Mengangkat tangannya menyentuh kedua bahu Siyeon.
"Hm, oke. Tapi—"
Berhenti sejenak. Tangannya beralih menangkup pipi berisi Siyeon.
"—–boleh aku mencium mu juga?"
Senyuman sinis didapat Haechan dari raut wajah Siyeon. Tangannya dihempas kasar oleh si empu dari wajahnya.
"Dasar kau! Tidak Namjoon, tidak Chanyeol dan sekarang kau! Sama saja! Mesum!"
Tendangan di tulang kering kakinya telak membuat Haechan menjerit kesakitan.
"Awh! Aku hanya bercanda. Aku tidak marah kok. Kita kembali, ayo!" Haechan beralih merangkul bahu Siyeon.
Sangat puas telah mengerjai rekan nya itu. Tertawa kecil yang membuat Siyeon merengut malas. Sudah tahu kelakuan Pemuda itu padanya.
"Lepaskan tanganmu!"
Tamparan keras dilengan Haechan kembali membuatnya menjerit sakit. Sungguh itu sangat sakit. Siyeon ini manusia atau robot pikirnya.
****
Jalanan sudah sangat ramai saat pagi menjelang siang ini. Jimin menyetir mobilnya dengan sangat pelan.
"Apa tidak ada jalan lain?" Mark reflek menoleh kearah Jimin yang melayangkan pertanyaan padanya namun masih fokus pada jalanan.
Mark mengendikkan bahu nya sembari menggeleng kecil.
"Hanya jalan itu yang aku tahu. Tinggal lurus saja, saat perempatan belok kiri dan sampai. Marriott apartement, lantai 5." Jelas Mark dengan tangannya menunjuk kedepan jalan.
Jimin mengangguk pasrah. Tidak terlalu macet memang. Tetapi jalanan penuh dengan orang yang berlalu lalang. Tidak baik jika mengendarai dalam kecepatan tinggi.
Mark yang tidak tahu harus berbicara apa agar suasana tidak terlalu canggung memutuskan untuk mengambil earphone nya dan menyumpalkan dikedua telinganya. Matanya terpejam saat lagu mulai terputar, tak menghiraukan Jimin yang melihatnya hanya terkekeh kecil.
KAMU SEDANG MEMBACA
Quandary [Jeno X Siyeon]
Fanfiction"Aku buruk, berkepribadian ganda. Menjauhlah, maka aku tidak bisa menyakitimu."-Jeno ~♪♪♪♥♥♥♪♪♪~ "Aku lebih buruk darimu, tugas ku menyiksa bahkan membunuh. Aku yang lebih berdosa disini."- Siyeon. . . . . . . . . Seorang pemuda bernama Lee Jeno yan...