CHAPTER 13||Know (2)

419 63 58
                                    

[~]
[~]
[~]
[~]












"Anak buahku sebentar lagi akan kesini, aku yang menyuruhnya."

Haechan yang sedari tadi hanya duduk didepan televisi dengan remot ditangan nya memicit asal benda persegi panjang itu dan membuatnya jenuh.

Mereka bertiga masih diapartemen Siyeon. Jeno masih berada didalam kamar sedangkan Siyeon sedang memasak sarapan untuk mereka bertiga pagi ini.

"Siyeon-ah kau keterlaluan sekali padaku semalam." Haechan memerengutkan wajahnya memandang kerarah Siyeon.

"Hah? Aku? astaga, kau kan bisa menyuruh anak buah mu." Siyeon hanya membalas dengan wajah tidak pedulinya.

"Alasan klasik. Bukankah semalam kau ingin mengambilkan pakaian untukku. Lalu apa yang kau lakukan didalam? Aku kedinginan kau tau itu."

Tubuh nya masih terlilit jubah bathrub itu omong-omong.

Tak ada jawaban lagi. Siyeon hanya menahan tawanya, tersenyum tak bersalah pada Haechan sembari meletakkan sarapan di atas meja makan.

"Yasudah, anak buahmu akan kesini bukan? Cepatlah mandi setelah itu baru kau bisa sarapan."

"Sarapan dulu baru mandi bagaimana?"

"Tidak bisa, kau bau. Tidak berselera makan aku nantinya."

Menghela napas kasar pada akhirnya Haechan menuruti Siyeon.

Mulai beranjak menuju kamar mandi dengan sedikit meregangkan otot tubuhnya dan masuk setelahnya.

Pintu lain terdengar terbuka. Menampakkan sesosok pemuda yang sudah berpakaian rapi dan terlihat santai.

Wajahnya yang sebagian tertutupi kain handuk yang sedang berada ditangannya untuk mengeringkan rambutnya acak.

"Oh, kau sudah selesai. Duduklah kita sarapan." Siyeon yang masih sibuk menata sarapan mulai mendekat kearah Jeno guna menarik tangan pemuda itu.

"Siyeon, tunggu sebentar." Jeno menahan dirinya dari tarikan Siyeon.

Belum sempat bertanya apapun Jeno menarik balik lengan Siyeon menuju sofa tv.

Jeno menyuruhnya untuk duduk diatas sofa itu, sedangkan dirinya duduk pada bawah sofa.

"Ini––keringkan rambutku. Aku tidak bisa. Tanganku sudah lelah mengeringkan nya sedari tadi."

Jeno memberikan handuk yang ia gunakan mengacak rambutnya tadi kepada Siyeon.

Lama sekali Siyeon menatap handuk itu membuat Jeno terpaksa mengangkat tangannya, menggapai tangan Siyeon untuk mengambil handuk itu.

"Kau tidak mau?" Tanya nya.

"Ah, bukan seperti itu. Menghadaplah kedepan aku akan membantu mengeringkannya." Siyeon tersenyum lembut.

Tatapan hazel biru itu tak mampu ia tolak. Jeno tersenyum sesaat lalu membiarkan Siyeon mengurus rambutnya.

"Kau cantik."

Siyeon mengangkat alisnya mendengar penuturan Jeno. Sesaat tangan nya berhenti untuk mengacak rambut pemuda itu.

Jeno membalik posisi nya yang kini wajah mereka berhadapan.
Siyeon berusaha mengerjap kan matanya berkali-kali saat pemuda itu tersenyum sembari mendekat dari bawah.

"Kau cantik, baik, pintar memasak dan menjaga ku––"

Jeno semakin mendekatkan wajahnya menuju telinga Siyeon dan berbisik pelan disana.

Quandary [Jeno X Siyeon]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang