©
©
©
©"Bibi Rae dimana?"
Namjoon menatap Mark dan Siyeon yang duduk di depannya kini. Siyeon hanya sedikit mengendikkan bahunya acuh.
"Eomma ku kembali kekampung tadi pagi. Sudah rutinitas nya sebulan sekali. Ia akan mengecek keadaan rumah. Entah mengapa Eomma sangat sayang sekali pada rumah itu." Ucap Mark sembari tangan kanan nya menyuap cookies dan sebelah tangannya lagi berkutik dengan ponselnya.
Namjoon melipat kakinya kepalanya bersandar pada sofa diruang tengah rumah itu.
"Jadi, apa yang membuatnya seperti itu?" Tanya namjoon dengan menutup kedua matanya dan tangan yang juga dilipat di atas dada nya.
"Entahlah, yang ku tahu sisi lainnya itu akan muncul saat telat meminumkannya obat saja." Mark mengalihkan pandangannya ke arah Siyeon.
"Apa? Itu salah mu Mark. Kau tidak memberitahuku. Masih untung aku tidak memukul si Jeno itu." sarkas Siyeon yang acuh.
"Lalu kenapa kau tak berusaha melawannya, Siyeon? Dengan ku saja kau main tinju dan tendang semau mu." Namjoon yang terpejam kemudian beralih menatap Siyeon.
"Kau itu mesum! Sudahlah, lagipula aku tak ingin mempersulit pekerjaanku. Bukan kah aku hanya menjaganya untuk tiga bulan kedepan tanpa lecet. Jika dia terluka aku yang akan dipecat." Kesal siyeon yang kemudian mengambil ponselnya yang berdering.
"Aku akan kembali. Tunggu sebentar." ucap Siyeon yang kemudian berlalu.
Mark menoleh kearah Namjoon dengan raut wajah seakan bertanya 'siapa'.
Namjoon memutar matanya malas.
"Seperti biasa, si jenderal pendek nya itu." Lalu namjoon kembali memejamkan matanya.
*
"Apa kau nyaman dengan pekerjaan mu, by?"
"Ya chim, ini tidak berat. Bagaimana dengan mu, kapan akan kembali ke gwangyoksi?" Tanya siyeon sambil memainkan jari jarinya di depan wajahnya. Ponsel nya masih menempel apik ditelinga kanan nya.
"Segera. Dan beritahu aku juga jika kau nanti akan mengunjungiku di sana. Aku akan membelikan mu sesuatu, apapun itu jangan terus-terusan kau yang mentraktirku."
Suara jimin yang agak terlihat kesal disana membuat Siyeon tertawa hingga jimin juga ikut tertawa.
"Hm baiklah. Jika aku mendapat cuti aku akan mengunjungimu. Em, aku ingin parfum bunga gloriosa chim bisakah? Aku tau parfum itu langka sekali, Namjoon sudah membelikan ku kemarin saat di apartement tapi isinya tinggal sedikit karena aku sering memakainya hehe. Baunya enak."
Siyeon berusaha membuat suara lucu sekedar mendapat jawaban 'ya' dari jimin.
Terdengar suara dengung dari ponsel. Jimin menghembuskan napasnya.
"Apa saja untuk Siyeon ku. Aku menyayangimu, jaga dirimu disana."
"Ne, kau juga."
Senyum Siyeon seketika mengembang. Namun ia dengan segera kembali mengakhiri telpon itu karena jimin masih harus melatih disana.
Siyeon kemudian kembali keruang tengah. Yang juga disana sudah terdapat lucas duduk bersama kedua rekan nya.
*
KAMU SEDANG MEMBACA
Quandary [Jeno X Siyeon]
Fanfiction"Aku buruk, berkepribadian ganda. Menjauhlah, maka aku tidak bisa menyakitimu."-Jeno ~♪♪♪♥♥♥♪♪♪~ "Aku lebih buruk darimu, tugas ku menyiksa bahkan membunuh. Aku yang lebih berdosa disini."- Siyeon. . . . . . . . . Seorang pemuda bernama Lee Jeno yan...