CHAPTER 11||The Truth

458 70 98
                                    

¿¡
¿¡
¿¡
¿¡
















"Lusa kami akan ke jepang."

Suara serak yang sedang berpadu dengan deras nya hujan ditempat itu menampakkan tiga orang yang sedang berbincang tak lupa kopi sebagai penghangat suasana.

Tuan Lee. Bos besar organisasi itu sedang duduk dikursinya. Jari nya mengetuk meja didepannya pelan. Pandangan nya terfokus pada jendela kaca yang tidak tertutup tirai menampilkan hujan turun dengan derasnya.

"Jadi, bagaimana kabar mansion?" Tuan Lee bertanya seraya memutar pandangannya menuju Namjoon dan chanyeol yang sedang duduk bersebelahan disofa.

"Berjalan lancar. Tapi, ada sedikit penyerangan kemarin. Maaf itu kelalaian kami bos. Sebenarnya itu diluar rencana."

Namjoon dan Chanyeol menundukkan pandangan mereka.

"Ya, aku tahu. Untunglah cucuku jeno tidak apa-apa. Tapi, tetap ketatkan penjagaan mungkin aku akan lama dijepang."

Tuan Lee menatap datar keduanya yang sedari tadi menundukkan kepala mereka. Ia terkekeh kecil serta menggelengkan kepalanya pelan. Ia kembali menyeruput kopi diatas mejanya.

"Angkat kepala kalian jika berbicara denganku. Aku tidak marah. Ini diluar rencana, aku tahu. Sudahlah mereka tidak akan bisa menyentuh cucuku."

Ucapan datar Tuan Lee yang dibalas sedikit senyuman tersampir dibibir keduanya yang kini sudah mengangkat kepala mereka.

mereka mulai membicarakan tugas dan hal lain yang bersangkutan dengan organisasi.

Setelah hampir dua jam Namjoon dan Chanyeol pamit untuk pulang ke distrik mereka masing-masing.

****










Mobil sport hitam terpakir dihalaman depan apartemen itu. Tidak lupa Siyeon memapah tubuh Jeno yang belum sadar untuk keluar dari mobil.

Ia menyapirkan satu tangan Jeno ke pundak nya dan mulai berjalan menyeimbangkan langkah mereka.

Lift terbuka Siyeon segera masuk. Pakaiannya dan Jeno sangat kumul dan kotor. Terlebih pakaian Siyeon yang terdapat beberapa noda darah.

Untunglah satpam yang menjaga apartemen itu tertidur pulas di dalam posnya hingga Siyeon bisa masuk tanpa di wawancara dulu.

Hujan sangat lebat hingga membuat Siyeon merasakan kedinginan. Ia tidak apa karena sudah terbiasa tetapi tubuh Jeno yang sedang dirangkulnya menggigil. Bibirnya bergetar pucat.

"Ah, aku lupa membawa baju gantinya. Bagaimana ini? Apa kupakai kan pakaian ku saja yang diapartemen."

Siyeon tampak berpikir. Dia tertawa sejenak bagaimana bisa pemikirannya untuk memakaikan Jeno, pemuda itu pakaian wanita? Gila bukan.

Sampailah mereka didepan pintu apartemen Siyeon. Ia merogoh tas yang juga terlihat kotor itu untuk mengambil kunci. 

Saat pintu itu dibuka perlahan. Ada yang aneh.

Ia meninggalkan apartemen nya dengan mematikan lampu tengah dekat sofa dan tv. Sekarang ruangan itu terang.

Siyeon mulai menerka nerka didalam pikirannya. Sebenarnya ia letih berpikir saat ini. Tapi jika ada seseorang disini dan itu membahayakan nya dan Jeno bagaimana?

Quandary [Jeno X Siyeon]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang