CHAPTER 4||Go

613 71 51
                                    

♥»
♥»
♥»
♥»























Mobil sport bermerek Toyota Fortuner hitam itu menepi pada sebuah rumah mewah yang dibatasi pagar besi tinggi.

Namjoon sedikit bersiul didalam mobilnya menatap keluar sebuah rumah megah nuansa putih itu.

"Oh damn, kurasa kita menemui keberuntungan hari ini" Namjoon berucap sembari menekan earphone yang menempel ditelinganya
kemudian menelpon seseorang.

"Kau sudah siap di dalam sana?"

"Ya, kami sedang menunggu kalian. Cepatlah."

"Baiklah. kami sudah datang buka kan pagarnya."

"Oke."

Tak butuh waktu lama pagar besi rumah itu terbuka secara otomatis. Lantas chanyeol dan siyeon membuka mulut mereka kaget.

"Namjoon hyung ,apa kita tidak salah rumah. Ini tidak kelihatan seperti rumah pada umumnya eum.. Yeah you know what i mean" Ucap parau chanyeol yang menahan kantuk karena diperjalanan ia sama sekali tidak tertidur dan terus terjaga.

"Kau takut huh? " siyeon memberikan senyum miring nya menatap chanyeol yang berada di kursi depan.

"Eh?... aku tidak takut apapun siyeon- ah asal kau tau saja!." balas chanyeol dengan melipat tangan didepan dadanya dan menekuk wajahnya.

Namjoon tidak memperdulikan hal itu dia masih menyetir mobilnya dan memakirkan di sebuah garasi yang besar.

"Cih..lagipula ini bukan urusan mu tuan chan. Jika kau takut pulang saja. Anak buahmu lebih membutuhkan mu." belum merasa puas siyeon kembali berdebat dengan chanyeol.

Mereka mulai turun dari mobil. Menuju pintu utama rumah tersebut dan mulai menekan bel disamping pintu rumah itu.

Mereka bertiga sedang berdiri didepan pintu rumah itu. Siyeon masih menatap chanyeol yang berada disisi kiri namjoon dengan kekehan.

"Kau kenapa siyeon- ah? Aku sudah bilang tidak takut apapun. Ingat! aku lebih lama bekerja darimu." chanyeol menatap kesal siyeon yang terus saja menatap seolah ia adalah anak kecil yang takut memasuki rumah hantu.

Namjoon yang berdiri ditengah mereka sudah jengah akan tingkah kekanakan chanyeol dan siyeon.

"Tidak bisa kah kalian diam. Dan kau chanyeol, sudah tua masih saja tidak mau mengalah dengan anak kecil." namjoon masih tetap menekan bel sembari menceramahi mereka berdua.

"SIAPA YANG KAU BILANG TUA HUH!!"

"SIAPA YANG KAU BILANG ANAK KECIL HUH?!!"

Siyeon dan chanyeol lantas berteriak bersamaan di samping namjoon.

apa namjoon salah bicara?. Oh god sekarang dia yang menjadi ketakutan. Mata keduanya nyalang menatap namjoon yang hanya menampilkan senyum bodoh tapi manis yang dibaluti dimple nya itu.

Namun bunyi dering ponsel namjoon menghentikan perdebatan mereka bertiga.

'Ah aku selamat terima kasih dering ponsel hihi~' batin namjoon.

Dia segera mengambil ponsel yang berada disaku jas nya.

"Hm..ada apa?"

"Barang-barang tinggalkan saja dimobil, jangan dibawa masuk terlalu berbahaya. Pintu utama ada pengamanan khusus sensor x-code."

"Aku sudah tau. Bos besar yang bilang. Cepat bukakan pintu nya kami sangat lelah berdiri."

"Baiklah. Aku akan mengambil barang yang ada dimobil dan temui aku di lantai dua kamar ujung."

Quandary [Jeno X Siyeon]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang