CHAPTER 18||Stay

398 63 31
                                    


"Hanya sepuluh jahitan saja. Ini akibat irisan benda tajam. Tapi lukanya akan membaik. Dan minumkan obatnya secara teratur." 

Pemuda itu mendengar kan dengan seksama apa yang disampaikan dokter choi.

"Kapan dia akan sadar Dok?" Tanya pemuda itu penuh harap sembari memandangi gadis itu dari samping kasur.

"Obat bius yang kuberikan tidak terlalu banyak sehingga efeknya akan cepat. Jadi besok pagi ia akan sadar." Dokter Choi mulai mengemasi perlengkapannya.

"Baiklah..saya akan kembali kerumah sakit. Ada beberapa pertemuan dengan pasien yang tertunda. Hubungi saya jika perlu bantuan lagi."

Pemuda itu berdiri dan membungkuk hormat pada Dokter Choi. Memajukan tangan kanan nya untuk berjabat.

"Terima kasih Dokter Choi. Aku akan menghubungimu lagi nanti untuk mengecek kesehatan nya saat dia sudah sadar."

Membungkuk sekali lagi dan Dokter Choi melangkah menjauhi apartemen itu.

Perlahan mulutnya menguap dan mata sayu nya terlihat sangat mengantuk. Menatap kearah Siyeon sejenak dan setelah itu bergegas keluar kamar menuju ruang tengah apartemennya.

"Sung, aku akan tidur di sofa malam ini. Bangunkan aku sebelum jam enam pagi."

Pemuda itu merapikan bantal dan selimut di sofa. Melonggarkan dasinya yang terasa begitu mencekik, lalu membaringkan tubuhnya dengan helaan napas yang begitu kentara lelah.

"Baik tuan.."

"Jangan terlalu formal denganku saat di rumah, cukup panggil aku hyung saja. Kau mengerti?"

Jisung membungkuk paham. Masih setia berdiri di samping pemuda itu yang sedang meliriknya aneh.

"Kau....kenapa masih berdiri disana? Cepat tidur. Aku tahu kau juga lelah."

Matanya tak berani menatap. Jisung hanya tersenyum samar menutupi kegugupan nya. Jisung merupakan anak buah dari pemuda itu. Umurnya masih terhitung anak yang bersekolah.

Namun karena kondisi ekonomi ia memutuskan bekerja daripada melanjutkan pendidikan nya. Menjadi anak buah sekaligus bodyguard dan terkadang teman curhat pemuda itu yang tak lain adalah bos nya.

"Aku tak apa tu—maksudku hyung. Aku akan tetap disini, hyung bisa meminta bantuanku kapan pun."

Pemuda itu sedikit berdecak malas. Menduduk kan kembali tubuhnya di sofa.

"Tidur atau aku akan memecatmu Jisung–ah. Aku tidak membutuhkan apapun lagi. Hanya ingin dibangunkan besok pagi, itu bukan bearti aku meminta mu menjaga ku semalaman."

Jisung gelagapan, ia akhirnya membungkuk hormat sekali lagi dan bergegas pergi untuk mengistirahatkan tubuhnya.

***




"Apa aku harus menelpon Jenderal itu?" Mark nampak bergumam gusar.

Namun sempat terdengar oleh Jeno yang juga sedang duduk dengan wajah bisa di bilang juga memikirkan sesuatu.

"Jenderal? Maksudmu?"

Jeno asal bertanya, sungguh ia sangat khawatir sekarang dengan dimana keberadaan gadis itu.

Mereka sudah mencari Siyeon di apartemen gadis itu. Sudah hampir satu jam namun nihil, mereka tak menemukan nya dimanapun.

Menduduk kan tubuh mereka pada sofa ruang tengah itu dengan mata sayu yang hampir mengatup.

Quandary [Jeno X Siyeon]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang