CHAPTER 19||Look

381 50 4
                                    

Annyeong yorobun masih ingat story ini? :") semoga ingat ya..

Happy reading~~

.
.
.
.
.
.
.

Matahari bersinar begitu hangat. Udara pagi menguar berpadu dengan hambusan uap dari secangkir kopi diatas meja dapur apartemen. Dimana seorang pemuda sedang menikmati paginya.

Perutnya lapar sekali sedari malam tadi. Ia terbangun dari sofa dan mengerut bingung tidak menemukan Jeno disana. Sungguh ia benar benar lapar. Jika saja ia bisa memasak, dari tadi ia pasti tidak merengek menyedihkan.

Akhirnya Mark hanya memutuskan membuat secangkir kopi. Setidaknya rasa lapat dapat tersingkir sejenak.

Tetapi pikirannya sekarang beralih pada sosok Jeno. Kemana pemuda itu. Apakah pulang meninggalkan nya sendiri atau lebih parahnya kepribadian pemuda itu kambuh lagi.

Oh tidak, ia harus mencarinya.

Tidak berlangsung lama ia melangkahkan kaki gusar. Indera pendengaran nya mendengar kekehan dan tawa kecil dari arah kamar.

Beruntung sekali pintu kamar itu tidak terkunci.

"Ekhem!..tolong pintunya di tutup, anak polos seperti ku tidak pantas melihat yang..ah sudahlah."

Mark yang memang tidak sengaja membuka pintu kamar karena mencari Jeno menutup kembali pintu itu dengan debuman yang cukup kuat. Malas sekali dirinya melihat pemandangan seperti itu.

Jeno dan Siyeon ada di satu kasur bersama dan err saling berpelukan.

Sedangkan Jeno dan Siyeon hanya terdiam. Deru napas yang saling bertubrukan.

Sungguh gadis itu merasa pipinya memanas sekarang. Jeno yang juga merasa canggung dengan keadaan sekarang memilih diam namun wajahnya terpancar raut bahagia disana.

"Aku akan membuat sarapan." Menyibak lengan Jeno yang bertengger di perutnya, Siyeon bergegas menuju pintu kamar.

"Kau mandilah dulu. Aku tidak akan membolehkan mu sarapan jika belum mandi, atau ingin kumandikan?" Ucap Siyeon disertai sedikit kikikan nya diambang pintu kamar.

"Mulai menggoda ku, heh?" Jeno mulai berjalan pelan kearah Siyeon yang masih terkikik.

Siyeon yang menyadari langkah Jeno yang semakin mendekat menuju kearahnya, ia pun segera berlari keluar dengan teriakan menjahili Jeno.

"Kejar aku, Tuan Muda. Hahaha."

Siyeon mulai tertawa mengejek. Ia sudah berada di ruang televisi dengan lidah yang dijulurkan kearah Jeno yang melihatnya dari pintu kamar.

Jeno menarik senyum di bibirnya yang entah mengapa membuat Siyeon yang melihatnya merasakan Goosebumb.

Dalam sesaat Siyeon berteriak kecil kala lengannya ditarik oleh Jeno.

Jeno mulai menggelitiki perut dan pinggang Siyeon yang membuat gadis itu tertawa tak karuan. "Aish! Aku bercanda, haha ini geli." Namun Jeno tidak memperdulikan nya.

Masih dengan secangkir kopinya. Mark memasang wajah datar dengan menumpu dagu nya diatas meja.

Memperhatikan drama live yang dilihatnya. "Hyung, Noona, ini masih pagi tolong."

Namun keduanya seolah tidak mendengar dan masih sibuk membuat bising.

Siyeon sudah tak mampu menumpu tubuhnya lagi. Ia terlalu banyak tertawa. Dan saat itu juga perutnya tiba-tiba keram dan terasa melilit sakit. Wajahnya berubah mengerut.

Quandary [Jeno X Siyeon]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang