SMA Seibu. SMA yang terletak di Kota U. Para siswa sudah mulai keluar satu-persatu setelah bel sekolah berbunyi. Di depan sekolah, Ogura bersama Taka dan Ame menunggu di dekat mobil milik Ogura. Ketiganya menggunakan kemeja dan celana panjang hitam, serta dasi merah berukuran panjang.
“Apa kita tidak terlihat mencurigakan kalau berpakaian seperti ini?” Ame menatap ke pakaian yang dipakainya dengan tatapan cemas dan khawatir.
Ogura memasukkan kedua tangannya ke kantong celana dan bersandar pada sisi samping bagasi mobilnya. “Kalau kita menggunakan pakaian sehari-hari, anak perempuan Tuan Okada tidak akan percaya kalau kita adalah orang suruhan Mr. Y. Ditambah lagi, dia pasti tidak akan merasa nyaman nanti. Anggap saja pakaian ini bisa membuat kita setidaknya setara dengan posisinya.”
“Tapi kalau berpakaian seperti ini, kita bertiga jadi pusat perhatian siswa-siswa lainnya.” Taka melirik ke beberapa siswa yang curi pandang terhadapnya.
“Kita bertiga ke sini karena ada urusan dengan Ayase. Yang lainnya aku tidak peduli. Jadi Ame, apa kau sudah melihat keberadaannya?” Ogura menoleh ke arah Ame, yang langsung membuat Ame mengambil foto dari kantong kemejanya.
Ame menatap foto yang dipegangnya, kemudian melihat ke arah siswa-siswa yang hendak keluar dari kawasan sekolah. Akhirnya, dia berhasil menemukan keberadaan Ayase. “Itu dia. Arah jam setengah satuku.”
Ogura dan Taka melihat ke arah yang Ame maksudkan, sehingga mereka juga bisa melihat di mana Ayase berada. Setelah Ayase keluar dari gerbang sekolah, Ogura langsung mengambil ponsel dari dalam kantong celananya dan pergi menghampiri Ayase.
Ogura berhenti tepat di hadapan Ayase. “Ayase Shigure?”
Ayase terlihat bingung. “Iya, benar. Kau siapa?”
Ogura menghubungi Mr. Y, lalu menyodorkan ponselnya kepada Ayase. “Ikut denganku. Mr. Y yang mengirim kami ke sini.”
Ayase menerima ponsel Ogura, lalu mendekatkannya ke telinga. Bunyi nada tunggu yang terus berdering, membuat jantung Ayase semakin berdegup cepat dan berdetak kencang. Entah kenapa, dia kesulitan menjaga ketenangannya. Mungkin karena dia masih mengingat ucapan Mr. Y tadi pagi, dan mengira orang yang ada di hadapannya saat ini adalah penjahat yang sedang mencoba menipunya.
“Selamat siang, Nona Ayase.”
Ayase langsung lega begitu mendengar suara Mr. Y. Jantungnya hampir copot karena merasa sangat ketakutan dengan situasi tadi. Dia menjauhkan ponselnya terlebih dahulu untuk mengatur napasnya lagi. Setelah merasa tenang, dia mendekatkan lagi ponselnya ke telinga.
“Selamat siang, Mr. Y. Apa benar orang ini adalah orang yang kau suruh untuk menjemputku?” Ayase menatap sejenak Ogura, lalu menundukkan kepalanya lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Alone at Last: Finishing Trouble with Trouble (Book 1)
Action(Action-Scifi) (Kelar, Silahkan Baca) Arufabetto, sebuah negara yang punya teknologi yang lebih berkembang dibandingkan negara lain. Sosok di balik kemajuan teknologi itu adalah Okada Shigure, orang yang mempunyai perusahaan pencipta barang-barang m...