Ogura, Taka, dan Ame tiba di markas. Ogura dan Taka berjalan terburu-buru setelah keluar dari mobil, membuat Ame kesulitan mengejar mereka. Ame juga belum mengerti apa yang sebenarnya terjadi, karena pertanyaannya tadi tidak dijawab oleh Ogura maupun Taka.
Begitu Ogura dan Taka masuk ke dalam markas, keempat rekannya yang lain langsung menghampiri keduanya dengan ekspresi cemas dan khawatir tergambar di wajah mereka masing-masing.
"Kalian berdua sudah melihat pesan dari Mr. Y?" tanya Kaguya.
"Sudah. Ame yang memberitahukannya pada kita berdua," jawab Ogura menatap balik Kaguya dan menyilangkan kedua tangannya di dada.
"Lalu, apa yang harus kita lakukan?" tanya Asuka.
Ogura menundukkan kepalanya sejenak, lalu menatap Asuka. "Untuk saat ini, tak ada yang perlu kita lakukan. Karena kita baru 'diperhatikan' belum 'diburu'. Tapi kalau melihat isi pesan Mr. Y sepertinya dia sama sekali tak ada niatan untuk memburu kita. Dia terlihat seperti orang yang ingin mengambil pekerjaan kita."
Kuro menatap Ogura dan ikut menyilangkan kedua tangannya di dada juga. "Kalau seseorang ingin mengambil pekerjaan orang lain, hanya ada satu cara yang dapat dilakukannya. Cara pengecut yang tidak pernah aku sukai."
"Hal itu bisa sangat mungkin terjadi. Dengan senang hati aku akan menyambutnya." Ogura tersenyum puas seperti sudah tak sabar lagi.
Di tengah pembicaraan itu, Ame mengangkat tangannya, yang langsung membuat dirinya jadi fokus tatapan keenam rekannya. "Aku sama sekali tidak mengerti apa yang sebenarnya terjadi. Bisa salah satu dari kalian jelaskan padaku?"
Taka berdiri menghadap Ame dan menatapnya datar. "Bagi kami para pembunuh bayaran atau orang-orang yang bekerja di dunia bawah, tentu tahu siapa serigala yang dimaksudkan oleh Mr. Y. Dia adalah Shin Musano, Kepala Kepolisian Arufabetto. Jika orang sepertinya sudah memperhatikan kita, itu artinya kita benar-benar harus waspada. Lengah sedikit saja, kita akan tertikam taring kawanan serigalanya. Kau mengerti sekarang?"
Ame menelan ludah dan menganggukkan kepalanya. Rasa penasarannya berubah menjadi perasaan takut. Mendadak, dia merasa menyesal sudah bertanya.
Ogura menurunkan kedua tangannya dan menatap keenam rekannya satu-persatu. "Seperti yang sudah kubilang tadi. Untuk saat ini kita tidak perlu melakukan apapun. Pulang dan tidurlah dengan nyenyak. Kumpulkan tenaga sebanyak mungkin, kalau-kalau serigala bersama kawanannya datang menyerbu. Kalian mengerti?"
"Osh," ucap keenamnya serempak.
***
Satu jam sebelumnya di sebuah bar di Kota F. Mr. Y sedang bertemu dengan seseorang. Keduanya duduk bersebelahan di meja yang berhadapan langsung dengan bartender.
"Untuk saat ini hanya itu yang bisa aku laporkan, Tuan," ucap laki-laki berbadan kekar dan berambut hitam cepak, yang tak lain adalah orang yang bertemu dengan Mr. Y
"Terima kasih atas laporanmu. Kau sudah boleh pergi sekarang." Mr. Y meneguk minumannya dan mengelap mulutnya dengan ibu jarinya.
"Baik, Tuan." Laki-laki itu pun keluar dari bar.
Mr. Y terjebak dalam lamunannya. Dia terus saja menatap gelas minumannya sambil sesekali memutar-mutarnya. Entah apa yang sedang dipikirkannya saat ini. Tapi dari raut wajahnya, dia terlihat murung dan sedih.
KAMU SEDANG MEMBACA
Alone at Last: Finishing Trouble with Trouble (Book 1)
Action(Action-Scifi) (Kelar, Silahkan Baca) Arufabetto, sebuah negara yang punya teknologi yang lebih berkembang dibandingkan negara lain. Sosok di balik kemajuan teknologi itu adalah Okada Shigure, orang yang mempunyai perusahaan pencipta barang-barang m...